TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tim Pemenangan Nasional Pemilihan Kepala Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Aryo Seno Bagaskoro merespons permintaan maaf Presiden Joko Widodo alias Jokowi dalam sambutan momen zikir kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis malam lalu.
Seno menyebut permintaan maaf Jokowi perlu pembuktian. Dia mengatakan, Jokowi masih mempunyai waktu untuk memperbaiki segala kerusakan yang telah dibuat sebelum lengser sebagai presiden pada Oktober 2024 mendatang.
"Masih ada waktu sekian puluh hari untuk memberikan warisan perbaikan," kata Seno dalam pesan tertulisnya kepada Tempo melalui aplikasi WhatsApp, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Seno menyampaikan, salah satu pembuktian yang dapat Jokowi lakukan adalah tidak kembali melakukan cawe-cawe dalam Pilkada sebagaimana yang telah terjadi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang berujung pada kemenangan pasangan Prabowo Subianto dan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
"Termasuk sebaiknya tidak mengusung keluarga di dalam Pilkada. Itu sebagai bentuk komitmen yang berjalan seiring sejalan dengan permintaan maaf itu," ujarnya.
Adapun menantu Jokowi, Bobby Nasution, dan anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, digadang-gadang akan maju di Pilkada Serentak. Bobby telah menerima dukungan dari berbagai partai politik untuk bertarung di Pilkada Sumatera Utara, Di sisi lain, Kaesang diwacanakan akan berkontestasi di Pilkada Jakarta atau Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Seno meminta agar Jokowi bersikap netral dalam Pilkada mendatang. Dia meminta agar Jokowi membebaskan rakyat untuk memilih calon kepala daerah mereka masing-masing.
"Biarlah rakyat menikmati demokrasi dan pemilihan langsung dengan gembira dan tanpa intervensi, tanpa tekanan," tuturnya.
Tak sampai di situ, Seno berharap perbaikan demokrasi semacam itu dapat membuat Jokowi dikenang sebagai pemimpin yang berasal dari rakyat ketika dia sudah tak lagi menjabat sebagai presiden.
"Itu baru akan memberikan makna yang berkesan tentang permintaan maaf Pak Jokowi," ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan permintaan maaf dalam sambutan momen zikir kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis malam, 1 Agustus 2024. Acara ini merupaka rangkaian ‘Bulan Kemerdekaan’ HUT RI ke-79.
Pesan tersebut disampaikan Jokowi atas kesalahannya selama menjabat sebagai presiden. Kepala negara mengingatkan bahwa dia hanya manusia biasa.
"Saya dan Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini. Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai presiden dan sebagai wakil presiden," kata Jokowi.
Majalah Tempo baru saja mewartakan nawadosa ganda Presiden Jokowi selama 10 tahun menjabat. Laporan yang terbit pada Senin, 29 Juli 2024, menyoroti kemunduran demokrasi dan kebalikan nawacita janji kampanye Jokowi satu dekade lalu.
Pilihan Editor: TPNPB-OPM Sebut Egianus Kogoya Sepakat Bebaskan Pilot Susi Air yang Disandera
DANIEL A. FAJRI