TEMPO.CO, Palembang - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Kota Palembang Yudha Pratomo Mahyudin dan Ketua Umum DPD Partai PKS Baharuddin (Yudha-Bahar) mendeklarasikan diri untuk maju sebagai Wali Kota dan Wakil Walikota dalam pemilihan Wali Kota Palembang 2024.
"Kami akan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27 Agustus di hari pertama pembukaan," kata Yudha Pratomo pada Sabtu, 27 Juli 2024 dengan melakukan deklarasi di bawah Jembatan Ampera.
Yudha Pratomo mengatakan, saat ini keduanya menjadi pasangan calon yang pertama kali mendeklarasikan diri untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Palembang yang sebelumnya telah mendapatkan rekomendasi dari dua partai yaitu Demokrat dan PKS.
"Kita adalah satu-satunya pasangan yang akan berkompetisi di Kota Palembang, yang sudah memiliki surat keputusan (SK) rekomendasi dengan format B1 KWK adalah pasangan Yudha-Bahar, untuk saat ini," kata dia.
Meski polularitas dan eletabilitas dalam beberapa survei kalah dibandingkan yang lainnya, Yudha Pratomo mengatakan, optimistis untuk menggandeng Baharuddin sebagai pasangannya. Dengan deklarasi dini yang dilakukan, ia yakin nama Yudha-Bahar bisa meraup suara lebih banyak.
"Ini merupakan suatu keunggulan buat kami, makanya kami ingin cepat-cepat melakukan deklarasi. Dan setelah ini kami akan kerja dan mengkonsolidasikan seluruh struktur partai Demokrat dan PKS," kata dia.
Selain itu juga, Yudha mengatakan, yang akan dilakukan selepas deklarasi adalah melakukan pengenalan pasangan calon Yudha-Bahar kepada masyarakat di Kota Palembang sendiri. "Kami juga akan melakukan pengenalan lebih jauh, itu yang akan kami lakukan setelah deklarasi. Kita juga sudah bisa pasang spanduk beruda."
Rektor Universitas Sumatera Selatan itu juga mengatakan akan menyinkronkan program antara Demokrat dan PKS dengan menekankan program sosial.
"Akan ada program sosial dalam pelayanan berobat gratis, khitan gratis dan lainnya. Maka, untuk sinkronisasi program antara Yudha-Bahar tidak akan menjadi masalah," kata dia.
Pilihan Editor:Jokowi Bilang Hanya 'Soft Ngantor' di IKN, Tunggu Kondisi Lapangan untuk Menetap