TEMPO Interaktif, Metro Lampung - Sekitar 300-an santri di tiga pondok pesantren di Kota Metro Lampung mendadak terserang flu massal. Para santri itu mengaku menderita demam, batuk-batuk disertai mual perut.
“Awalnya hanya beberapa orang saja yang terserang, tiba-tiba ratusan santri yang tadinya sehat mengeluhkan hal serupa dan terkulai lemas,” kata Muhammad Mushlih, pengasuh Pondok Pesantren Darul A’mal, Selasa (28/07).
Tiga pondok pesanren yang terserang penyakit menular itu adalah Pondok Pesantren Darul A’mal, Pesantren Raudlotul Qur’an, dan Tumaninah Yasin. Ketiga pesantren itu berada saling berdekatan di Kecamatan Metro Barat dan Metro Selatan. Dari ketiganya hampir separuh lebih penderita berada di Pesantren Darul A’mal yang mencapai 154 orang. Sisanya berada di Pesantren Tumaninah Yasin dan Raudoltul Qur’an. Para santri yang terserang penyakit itu ditempatkan secara terpisah. Kondisi mereka lemah dan batuk-batuk.
Menurut Mushlih, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Kesehatan Kota Metro tadi malam. Petugas medis kemudian turun untuk memeriksa ratusan santri di tiga pesantren itu. “Empat puluh santri telah kami rujuk ke rumah sakit Ahmad Yani Metro untuk mendapatkan perawatan karena kondisinya cukup parah,” kata Hernowo Agung Wasono, kepala Dinas Kesehatan Kota Metro.
Hernowo mengatakan penyakit influensa yang menyerang ratusan santri itu merupakan jenis flu biasa dan tidak berbahaya. Dia membantah penyakit yang telah menyerang santri dalam tiga hari terakhir itu sebagai flu babi atau swine influensa. “Dari hasil pemeriksaan, kesimpulan sementara kami, penyakit yang menyerang mereka bukan flu babi,” katanya.
Dinas Kesehatan Kota Metro telah mengerahkan lima belas dokter dan tiga puluh perawat untuk menangani wabah flu yang menyerang tiga pesantren itu. Menurut catatan Dinas Kesehatan Kota Metro, tiga pesantren itu kerap terserang penyakit seperti demam berdarah, chikungunya dan diare massal. “Hal itu karena kebersihan pesantren sangat buruk, kumuh dan lembab sehingga penyakit mudah berkembang di tempat itu,” ujarnya.
Petugas medis telah mengambil sampel lendir dan darah para santri. “Sampel darah dan lendir itu akan kami kirim ke Jakarta untuk diteliti. Mudah-mudahan hasilnya cepat dikirim,” katanya. Tim medis akan melakukan observasi dan pemeriksaan selama dua puluh empat jam terhadap santri yang terserang flu.
Dia mengaku belum memberikan obat tamiflu dan hanya memberikan obat demam biasa. Hal itu karena tim medis masih berkesimpulan para santri terserang flu biasa. Petugas juga menyemprot lingkungan pesantren dengan disinfektan untuk mencegah berkembangnya virus influensa. “Selain itu, kami juga melarang para santri untuk pulang ke rumah agar perkembangan mereka bisa terpantau,” katanya. Dinas Kesehatan memperkirakan jumlah penderita akan terus bertambah.
NUROCHMAN ARRAZIE