TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kooordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahjanto, mengatakan terjadi peningkatan radikalisme di kalangan perempuan, anak, dan remaja. Temuan ini berdasarkan data Indonesia Knowledge Hub atau IKHub Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan hasil penelitian setara dengan institut.
“Pada tahun 2023 terjadi rentetan peningkatan proses radikalisasi terorisme di kalangan perempuan, anak dan remaja. Ini menjadi perhatian kita semuanya dan menjadi pekerjaan rumah dalam mewujudkan misi Indonesia Emas 2045. Kita harus memastikan bahwa setiap warga negara aman dan terlindungi,” kata Hadi Tjahjanto saat peresmian Museum Penanggulangan Terorisme Adhi Pradana pada hari ulang tahun BNPT ke-14 di Kompleks BNPT, Kabupaten Bogor, Selasa, 16 Juli 2024.
Kendati ada peningkatan radikalisasi di kalangan anak-anak remaja dan perempuan, Hadi mengapresiasi BNPT karena sejak 2020-2024 mampu menanggulangi terorisme. Ia mengatakan bukti keberhasilan deradikalisasi yang dilakukan adalah tidak adanya serangan teror sepanjang 2023 dan kelancaran pemilu kemarin
“Hal yang paling menonjol adalah tentunya zero teroris attack pada tahun 2023. Yang paling memberikan kesan terbaik adalah pelaksanaan pemilu 2024 yang berjalan aman dan bebas dari aksi terorisme,” kata Hadi.
Hadi mengatakan keberhasilan ini tidak lepas dari upaya BNPT menerapkan konsep pentahelix sebagai startegi besar penanggulangan terorisme. Konsep ini melibatkan pemerintah, akademisi, dunia pengusaha, masyarakat dan media.
Bertepatan di HUT ke-14, BNPT meresmikan Museum Penanggulangan Terorisme Adhi Pradana pada hari ulang tahun BNPT ke-14 di Kompleks BNPT, Kabupaten Bogor.
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi, Mohammed Rycko Amelza Dahniel, mengatakan museum ini menjadi salah satu strategi penanggulangan terorisme, khususnya sebagai media edukasi kepada seluruh masyarakat Indonesia, tentang upaya negara Indonesia berjuang melawan terorisme dalam rangka menjaga keutuhan bangsa.
“Museum ini didedikasikan sebagai sarana wisata edukasi untuk terus meningkatkan rasa cinta tanah air dan kesadaran akan bahaya terorisme,” kata Rycko.
Selain sebagai sarana edukasi, Rycko menuturkan museum ini menjadi simbol pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi ancaman terorisme dengan prinsip whole government dan whole society approach. Tidak hanya itu, museum ini didirikan untuk menghormati para korban terorisme yang pernah terjadi di Indonesia.
Pilihan Editor: Kepala BNPT Yakin Deklarasi Pembubaran Jamaah Islamiyah akan Diikuti Simpatisan