TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan kembali masuk bursa bakal calon dalam pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta 2024. Mantan Gubernur Jakarta itu dilirik sejumlah partai politik untuk diusung maju di Pilgub Jakarta, termasuk di antaranya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai interaksi Anies dan PDIP yang saling mengirim sinyal perihal potensi kerja sama di Pilgub Jakarta merupakan bagian dari upaya penjajakan.
“Meskipun Anies dan PDIP berada pada gerbong yang berbeda secara politik maupun ideologis di Pilkada DKI Jakarta 2019 dan Pilpres 2024, di Pilkada Jakarta 2024 ini, bisa jadi kedua entitas ini dipertemukan oleh kepentingan yang sama,” kata Ahmad dalam keterangan tertulis pada Ahad, 9 Juni 2024.
Dia menyebutkan kerja sama itu bisa menjadi simbiosis mutualisme bagi kedua belah pihak. PDIP yang kehilangan tiket emas dan dominasinya di politik lokal Jakarta membutuhkan kekuatan tambahan untuk berhadapan dengan pemenang Pemilu 2024 yang akan memegang kekuasaan.
Sedangkan Anies juga berkepentingan menjaga kartu politiknya tetap hidup dan relevan hingga Pilpres 2029.
“Anies yang notabene petahana dan memiliki akar yang memadai di DKI Jakarta akan dilirik dan melirik PDIP yang memiliki 16 persen dukungan di Jakarta, untuk memenangkan pertarungan pilkada di kota megapolitan itu,” ujarnya.
Ahmad menilai sisi positif yang didapatkan jika Anies dan PDIP bersatu adalah tidak ada lagi pertentangan ideologis karena meleburnya dua kekuatan politik yang selama ini menjadi representasi kekuatan politik kanan nasionalis dan Islam.
Namun, kata dia, peleburan itu juga berpeluang pada melemahnya basis pemilih loyal masing-masing, baik di Jakarta maupun di jaringan relawan nasional, yang selama ini terkonsolidasi oleh sentimen ideologis yang kuat.
Wacana Kerja Sama Anies dan PDIP Masih Terlalu Dini
Menurut Ahmad, apabila Anies akan maju bersama PDIP dalam Pilgub Jakarta, mantan Gubernur DKI Jakarta itu harus bisa memastikan mendapatkan dukungan satu partai politik lagi.
Terlebih saat ini partai-partai Koalisi Perubahan di Pemilu 2024 sedang melakukan penjajakan untuk masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran, sehingga besar kemungkinan berdampak pada komposisi koalisi Pilgub Jakarta.