Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

image-gnews
Orang tua siswa korban tewas rombongan bus SMK Lingga Kencana, Diana menunjukan foto semasa hidup mendiang Mahesya di RT. 01/10 kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Orang tua siswa korban tewas rombongan bus SMK Lingga Kencana, Diana menunjukan foto semasa hidup mendiang Mahesya di RT. 01/10 kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat pada Sabtu malam, 11 Mei 2024. Kecelakaan ini terjadi saat rombongan 112 siswa dan 28 guru sekolah asal Depok itu mengadakan perpisahan kelas XII di Bandung pada 10 sampai 11 Mei. 

Kronologi kejadian kecelakaan bus bermula saat bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG bertolak dari Bandung untuk kembali ke Depok via Subang pada Sabtu itu. Kecelakaan terjadi saat bus melaju di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Bus tiba-tiba oleng saat melalui ruas jalan yang menurun dan menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan. Bus lantas terguling dengan posisi ban kiri di atas. Kejadian nahas ini terjadi pada pukul 18.45 WIB. Sebanyak 11 orang tewas di antaranya sepuluh siswa dan satu orang guru.

Tempo merangkum kisah-kisah haru kecelakaan bus SMK Lingga Kencana. Berikut ulasannya:

1. Demi membayar biaya study tour, korban bekerja menjadi kuli 

Dua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat menjadi kuli bangunan untuk membayar biaya study tour senilai Rp 800 ribu. Mereka adalah Dimas Aditya dan Mahesya Putra. Mahesa dan Dimas kabarnya bukan berasal dari keluarga berada, sehingga perlu mencari tambahan uang saku saat acara study tour ke Ciater.

Disebutkan bahwa Dimas dan Mahesa sempat menjadi kuli angkut pasir. Hal itu kabarnya diungkap oleh bibi Dimas, bernama Mariah disela-sela prosesi pemakaman mendiang.

Mariah menyebutkan, jika Dimas setelah mendapat surat kelulusan, sangat bahagia, lantaran bisa segera melamar kerja, dan membantu perekonomian keluarga. Namun sayang, acara study tour yang diikuti Dimas menjadi hari nahas di mana ia berpulang dengan sahabatnya Mahesa. Sejumlah warganet menyebut jika kondisi dua sahabat itu berpelukan ketika ditemukan di TKP kecelakaan.

2. Tidak sempat memberi oleh-oleh untuk kedua adik kembarnya

Salah satu orang tua korban tewas dalam kecelakaan bus Putera Fajar, Rosdiana, bercerita tentang putranya Mahesya Putra, yang sangat menyayangi adik-adiknya. Ia menuturkan sulung dari empat bersaudara itu sangat sayang kepada ketiga adiknya. Bahkan almarhum berencana membelikan oleh-oleh baju untuk adiknya yang kembar.

"Dia ingin banget berangkat, enggak tega, saya berikan bekal uang, katanya mau beliin baju buat adik kembarnya," kisah Diana. 

Namun naas, oleh-oleh untuk sang adik tidak sempat diberikan oleh Mahesya. Ia pergi tepat tujuh hari jelang ulang tahunnya yang ke-18 pada Ahad pekan depan. "Saya bilang mau makan-makan di mana. Mungkin ini sudah takdirnya," kata Diana terisak.

Diana mengungkapkan anak sulungnya itu merupakan pribadi yang baik dan penurut, bahkan tidak pernah menuntut macam-macam ke orang tua. "Nurut anaknya, enggak neko-neko, baik dan sayang adik-adiknya," ujar Diana.

3. Teman-teman korban nyalakan lilin dan doa bersama untuk para korban

Ratusan pelajar Depok mengadakan aksi solidaritas dengan menyalakan lilin dan doa bersama untuk keluarga dan korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana di Jembatan Grand Depok Citu pada 13 Mei 2024.

Spanduk putih bertuliskan RIP SMK LINGGA KENCANA turut dibawa. Mereka juga nyanyikan Sampai Jumpa yang dipopulerkan Endank Soekamti untuk para rekannya. Kegiatan ditutup dengan mendoakan para korban kecelakaan maut siswa SMK Lingga Kencana Depok. yang mengikuti acara perpisahan di Bandung itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini semua pelajar se-Kota Depok, dari SMP sampai SMA, kurang lebih dari 10 sekolah," kata Okta Sandika, ia salah satu siswa yang ikut hadir.

4. Unggahan video TikTok korban selamat

Video yang diambil secara tidak sengaja oleh salah satu korban selamat bus SMK Lingga Kencana ramai diperbincangkan. Sebab ketika itu, siswa tersebut tengah melakukan siaran langsung atau live di platform media sosial TikTok beberapa saat sebelum bus mengalami kecelakaan.

Dalam rekaman video yang beredar di media sosial X, seorang siswa sedang berada di dalam bus sambil melakukan live dan menyapa penontonnya. Tak lama setelah itu, terdengar teriakan dari orang-orang yang berada di dalam bus tersebut.

“Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar,” ujar orang-orang yang berada dalam video yang diunggah oleh akun X @anxietyflavour itu. Setelah ramai teriakan itu, video tersebut sempat terjeda selama beberapa detik sebelum akhirnya ponsel berputar dengan suara gemuruh di sekitarnya

Sekilas terlihat tubuh siswa yang memegang ponsel tersebut ikut berputar secara tiba-tiba. Kemudian, suara teriakan kencang terdengar dari video yang sudah ditonton lebih dari 2,2 juta tayangan hingga Senin, 13 Mei 2024 pukul 16.00 WIB.

Video tersebut kembali terjeda selama beberapa saat. Setelah itu, siswa pemilik akun tersebut muncul dengan wajah yang sudah sedikit menghitam di pipinya dan mengabarkan bahwa dirinya mengalami kecelakaan.

“Sumpah guys, gua kecelakaan gua kecelakaan,” kata siswa tersebut lalu berdiri dan berjalan menghampiri teman-temannya yang sudah berteriak meminta pertolongan. “Bentar ya guys ya, bentar ya. Remnya blong,” katanya lalu mematikan siaran langsung.

5. Kisah penjaga sekolah yang selamat 

Penjaga sekolah Tri Wahyudi ungkap dirinya terhindar dari kecelakaan bus  rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Sabtu, 11 Mei 2024.

Tri sebenarnya terdaftar sebagai penumpang di bus nomor 1, yang mengalami kecelakaan di Subang. Dia batal berangkat karena masih ada siswa yang datang ke sekolah pada hari keberangkatan rombongan pada Jumat, 10 Mei 2024.

Urungnya keberangkatan sekuriti yang sudah bekerja di YKS, yayasan SMK Lingga Kencana selama 20 tahun ini pun sempat ditanyakan guru di sekolah tersebut.

"Pada nanya guru-guru, kenapa enggak ikut, padahal saya sudah bawa baju-baju. Kalau saya ikut, saya duduk sebelahan sama Pak Yogi, di belakang sopir," kata Tri. Menurut informasi yang diperoleh Tri, Yogi adalah salah satu guru yang menjadi korban meninggal dalam kecelakaan itu.

KARUNIA PUTRI  | RICKY JULIANSYAH | ANTARA

Pilihan Editor: Kecelakaan Bus Rombongan Siswa 2 Tahun Terakhir Terbaru Tragedi SMK Lingga Kencana Depok di Subang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Laskar Santri Depok Geruduk Polres Tuntut Dugaan Penistaan Agama Suswono Diusut

4 jam lalu

Massa mengatasnamakan Laskar Santri Depok menggeruduk Polres menuntut dugaan penistaan agama yang dilakukan Suswono diusut tuntas, Kamis, 31 Oktober 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Laskar Santri Depok Geruduk Polres Tuntut Dugaan Penistaan Agama Suswono Diusut

Sejumlah warga mengatasnamakan Laskar Santri Kota Depok menggeruduk Polres Metro Depok, Kamis, 31 Oktober 2024. Mereka menuntut dugaan penistaan agama yang dilakukan Suswono diusut tuntas.


Bawa Jimat Tulisan Arab, Terduga Maling Motor di Depok Tewas Dikeroyok Warga

21 jam lalu

Kanit Reskrim Polsek Cimanggis AKP Ade.Ahmad Sudrajat (kiri) didamping jajarannya menunjukan barang bukti dan azimat dari maling yang beraksi di kosan Jalan Nusa Indah Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Rabu, 30 Oktober 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Bawa Jimat Tulisan Arab, Terduga Maling Motor di Depok Tewas Dikeroyok Warga

Polsek Cimanggis, Depok, menyita sejumlah barang bukti salah satunya kertas dengan tulisan huruf Arab yang diduga dijadikan jimat.


Hujan Es Disertai Angin Kencang di Depok, Jadwal Perjalanan KRL Commuter Terdampak

3 hari lalu

Hujan es disertai angin kencang di  Depok menyebabkan seng tersangkut di Kawat Listrik Aliran Atas KRL Commuter di Kecamatan Cipayung, Senin petang, 28 Oktober 2024. Foto : Istimewa
Hujan Es Disertai Angin Kencang di Depok, Jadwal Perjalanan KRL Commuter Terdampak

DPKP Depok masih melakukan pendataan rumah rusak dan pohon tumbang akibat hujan es disertai angin kencang tersebut.


5 Fakta Stasiun Pondok Rajeg Depok yang Beroperasi Kembali Setelah 18 Tahun Ditutup

9 hari lalu

Stasiun Pondok Rajeg (bptj.dephub.go.id)
5 Fakta Stasiun Pondok Rajeg Depok yang Beroperasi Kembali Setelah 18 Tahun Ditutup

Stasiun Pondok Rajeg ditutup pada 2006, ketika layanan Kereta Rel Diesel (KRD) Nambo dihentikan karena keretanya sudah tak layak jalan.


Keluarga Anggota Damkar Depok yang Gugur dalam Tugas Terima Santunan Kematian dan Beasiswa Anak Rp290 Juta

10 hari lalu

Personel Damkar Depok mengangkat peti mati jenazah Martin Panjaitan di TPU, Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Ahad, 20 Oktober 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Keluarga Anggota Damkar Depok yang Gugur dalam Tugas Terima Santunan Kematian dan Beasiswa Anak Rp290 Juta

Anggota Damkar Depok, Martin Panjaitan, meninggal saat memadamkan kebakaran di rumah potong ayam di Pasar Cisalak, Jumat malam.


Puluhan Personel Damkar Depok Hadiri Pemakaman Rekannya yang Gugur saat bertugas

11 hari lalu

Personel Damkar Depok mengangkat peti mati jenazah Martin Panjaitan di TPU, Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Ahad, 20 Oktober 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Puluhan Personel Damkar Depok Hadiri Pemakaman Rekannya yang Gugur saat bertugas

Martin Panjaitan, personel Damkar Depok, gugur saat bertugas memadamkan api di Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Jumat kemarin


Polres Depok Masih Selidiki Penyebab Kematian Ibu dan Bayi di Kontrakan

12 hari lalu

Anggota Polsek Sawangan dan Inavis Polres Metro Depok di rumah kontrakan ibu dan anak yang ditemukan tidak bernyawa, di Jalan Kesadaran 1 nomor 101, RT. 3/5 Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jumat dini hari, 18 Oktober 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Polres Depok Masih Selidiki Penyebab Kematian Ibu dan Bayi di Kontrakan

Ada luka lebam pada tubuh ibu dan bayi yang mayatnya ditemukan di kontrakan di Depok


Personel Damkar Depok Gugur Saat Bertugas, Deolipa Yumara: 3 Pekan Lalu Sudah Kami Peringatkan

13 hari lalu

Deolipa Yumara berkomentar terkait pencopotan spanduk Supian Suri oleh Satpol PP saat dijumpai di kawasan Pancoran Mas, Jumat petang, 17 Mei 2024. Tempo/Ricky Juliansyah
Personel Damkar Depok Gugur Saat Bertugas, Deolipa Yumara: 3 Pekan Lalu Sudah Kami Peringatkan

Deolipa sudah memperingatkan Wali Kota Depok dan jajarannya agar segera memperbaiki peralatan damkar sejak tiga pekan lalu.


Kebakaran Rumah Pemotongan Ayam di Depok, Petugas Damkar Dilaporkan Meninggal

13 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Kebakaran Rumah Pemotongan Ayam di Depok, Petugas Damkar Dilaporkan Meninggal

Dilaporkan seorang personel Damkar Depok bernama Martin Panjaitan meninggal saat bertugas memadamkan kebakaran di lokasi kejadian.


Ada Luka Lebam pada Mayat Ibu dan Anak di Kontrakan Pondok Petir Depok

13 hari lalu

Ilustrasi mayat. Pakistantoday.com
Ada Luka Lebam pada Mayat Ibu dan Anak di Kontrakan Pondok Petir Depok

Kedua mayat ibu dan anak yang masih berusia 2 bulan itu dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.