Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Editor

Imam Hamdi

image-gnews
Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Iklan

TEMPO.CO, Batam - Pemerintah menurunkan target stunting menjadi 17 persen pada tahun ini. Awalnya pemerintah menargetkan menekan stunting di angka 14 persen pada 2024.

Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan manusia dan Pemerintaan Pembangunan Sekretarian Wakil Presiden Suprayoga Hadi mengatakan pemerintah mempunyai keterbatasan waktu dalam penanganan masalah kesehatan tersebut. Apalagi waktu untuk mencapai target 14 persen tinggal 6 bulan kedepan.

Pemerintah telah membuat berbagai upaya untuk mengejar target tersebut. Salah satunya dengan melaksanakan temu Regional Konsolidasi Intervensi Serentak Pencegahan Stunting tahun 2024 di tiga daerah yaitu, Batam, Makassar dan Surabaya.

"Intervensi serentak ini kita lakukan diharapkan paling tidak angka stunting turun 17 persenlah, kita memang tidak bisa muluk-muluk 14 persen tercapai ya, paling tidak 3-4 persen turun secara nasional," katanya usai menghadiri acara pembukaa temu Regional Konsolidasi Intervensi Serentak Pencegahan Stunting tahun 2024 di Hotel Nagoya Hill, Senin, 6 Mei 2024. 

Ia melanjutkan, rencana pendataan ulang ini harus dilaksanakan segera, termasuk dalam upaya perubahan anggaran. "Makanya kita laksanakan kegiatan yang sama juga di Surabaya dan Makassar," kata Yoga. 

Pemerintah juga akan melakukan pengukuran ulang data angka stunting secara nasional. Kader-kader posyandu akan dilatih untuk lebih telaten melakukan pencatatan di setiap daerah. 

Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sekaligus Ketua Sekretariat PPS Pusat, Tavip Agus Rayanto mengatakan, kegiatan di Batam ini merupakan tindak lanjut arahan Wakil Presiden Makruf Amin setelah melaksanakan rapat tingkat menteri soal pencegahan stunting pada Maret 2024 lalu di Jakarta. "Intinya evaluasi penurunan stunting yang terjadi 0,1 persen," kata Agus kepada awak media.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia melanjutkan, salah satu yang menjadi fokus terkait data angka stunting. Selama ini angka stunting terdapat di dua sumber, yaitu berdasarakan data yang berbasis survei menggunakan sampel dan berbasis pencatatan di posyandu. "Hasil evaluasinya pencatatan lebih bagus, tetapi cakupannya saat ini belum luas, dan kualitasnya juga perlu ditingkatkan," katanya. 

Sehingga direncanakan Agus, kedepan akan dilakukan pengukuran ulang data angka stunting melalui posyandu. "Dengan catatan cakupan yang datang ke posyandu mendekati 100 persen," katanya. 

Begitu juga dengan alat dan petugas yang akan melakukan pengukuran kata Agus, harus terampil dan punya standar. "Targetnya bulan Juni, makanya dilaksanakan sosialisasi regional agar petugas di posyandu dilatih, bagaimana kader bisa mengajak masyarakat yang tidak datang posyandu agar datang," katanya. 

Tidak hanya itu, proses pencatatan biasanya dilakukan dua kali dalam satu tahun kedepan direncakan dilaukan setiap bulan. "Data pencatatan bisa mengantikan data survei menggunakan sampel, kalau sampel itukan tidak tau siapa, tapi kalau pencatatan posyandu by name, bisa dicek satu persatu," katanya.

Saat ini angka stunting di Indonesia turun 0,1 persen pada tahun 2023, yaitu sebanyak 21,5 persn anak Indonesia mengalami stunting. Sedangkan satu tahun 2022 angka anak stunting Indonesia berada di 21,6 persen. Dalam waktu dekat juga akan dikeluarkan surat edaran menteri yang ditujukan kepada Gubernur, Bupati dan Walikota kriteria pencatatan angka stunting tersebut. 

Pilihan editor: Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

6 jam lalu

Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa (lima dari kiri) berfoto bersama jajaran pengurus PAC dan DPC PDIP Kota Solo seusai mendaftar penjaringan sebagai bakal calon wali kota di PDIP, Sabtu, 18 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

Teguh Prakosa mengakui mendapat dukungan penuh dari akar rumput PDIP untuk maju dalam Pilkada Solo 2024.


BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

3 hari lalu

BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

Pentingnya data yang presisi untuk penguatan kemitraan agar mencegah stunting.


Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

8 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai membahas kerjasama program Gas-Kipas Stunting bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Kantor Apindo, Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.


Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

9 hari lalu

Logo World Water Forum ke-10. Dok. Worldwaterforum.org
Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.


Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

9 hari lalu

Ilustrasi stunting. Foto : UNICEF
Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.


Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

10 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai membahas kerjasama program Gas-Kipas Stunting bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Kantor Apindo, Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.


Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

10 hari lalu

Sejumlah siswa SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten, menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis pada 29 Februari 2024. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp 15 ribu per porsi dalam simulasi program makan siang gratis tersebut. Antara/Sulthony Hasanuddin
Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar


Arti Warna Lidah dan Masalah Kesehatan di Baliknya

12 hari lalu

Ilustrasi perempuan menjulurkan lidahnya. shutterstock.com
Arti Warna Lidah dan Masalah Kesehatan di Baliknya

Tak hanya karena sisa warna makanan yang baru disantap, perubahan warna lidah juga bisa terkait penyakit, jadi waspadalah.


Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

14 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.


Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

16 hari lalu

Ilustrasi wanita muntah atau mual. Shutterstock
Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

Mual merupakan gejala dibanding kondisi kesehatan. Apa saja penyebabnya dan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya?