Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Lebaran Komunitas Transpuan di Yogyakarta, Kesepian Jauh dari Keluarga

image-gnews
Suasana open house di sekretariat Yayasan Keluarga Besar Waria Yogyakarta atau Kebaya pada hari pertama Idul Fitri, Rabu, 10 April 2024 (TEMPO/Shinta Maharani)
Suasana open house di sekretariat Yayasan Keluarga Besar Waria Yogyakarta atau Kebaya pada hari pertama Idul Fitri, Rabu, 10 April 2024 (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sedih karena tak bisa berkumpul bersama keluarga saat Idul Fitri, itulah yang dirasakan oleh para transpuan di Yogyakarta. Mereka adalah transpuan dari berbagai daerah yang merantau di kota gudeg ini.

Sebagian dari mereka merayakan lebaran di jalanan dengan mengamen, memulung sampah, dan menjual makanan ringan seperti keripik. Mayoritas keluarga menganggap transpuan dan ragam identitas gender lainnya sebagai aib sehingga mereka tersingkir. 

Untuk mengobati kerinduan terhadap keluarga yang menolak mereka karena pilihan identitas gender, komunitas transpuan menggelar halal bihalal di sekretariat Keluarga Besar Waria Yogyakarta atau Kebaya di Jalan Gowongan Lor pada hari pertama Lebaran. Halah bihalal atau open house digagas Pendiri Yayasan Keluarga Besar Waria atau Kebaya, Vinolia Wakijo.

Lebaran di kantor Kebaya menjadi cara mengatasi kesedihan transpuan karena tak bisa berkumpul bersama keluarga. Sejak 18 tahun lalu, Vinolia menggelar open house untuk merayakan Lebaran bersama seluruh anggota komunitas transpuan. Acara itu tidak hanya untuk transpuan dan beragam identitas gender lainnya, melainkan juga anak jalanan hingga orang dengan HIV/AIDSatau ODHA. 

Pada Rabu siang, 10 April 2024, mereka menyantap soto intil khas racikan Mami Vin, sapaan akrab Vinolia. Orang Jawa mengenal intil sebagai kotoran kambing. Soto itu berisikan kentang yang dibentuk bulat seperti kotoran kambing, irisan daging ayam, telur burung puyuh, kubis, kecambah beserta daun seledri.

“Sudah jadi tradisi supaya transpuan tak merasa sendirian,” ujar Mami Vin ditemui Tempo di sekretariat Kebaya, Rabu.

Suasana open house di sekretariat Yayasan Keluarga Besar Waria Yogyakarta atau Kebaya pada hari pertama Idul Fitri, Rabu, 10 April 2024 (TEMPO/Shinta Maharani) 

Vinolia merupakan pegiat hak kelompok minoritas yang fokus merawat ODHA. Dalam berbagai kesempatan di komunitas maupun seminar-seminar, transpuan sepuh ini aktif menyuarakan pentingnya melawan diskriminasi terhadap ODHA. Dia juga mengkampanyekan pentingnya seks aman menggunakan kondom untuk mencegah penyakit HIV AIDS. 

Vinolia yang dibantu sejumlah relawan merawat 14 orang yang berasal dari Jember, Yogyakarta, Magelang, Medan, dan Palembang. Tak semua penghuni Yayasan Kebaya adalah ODHA. Sebagian dari mereka merupakan anak jalanan dan transpuan yang terlantar dan mengalami pengusiran dari keluarga dan lingkungannya. 

Mami Vin, sapaan akrab Vinolia menjadi ibu bagi semua transpuan, orang dengan ragam identitas gender lainnya, dan anak jalanan. Halal bihalal itu berlangsung akrab. Sejumlah anggota komunitas transpuan sungkem kepada Mami Vin dan saling bermaafan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mami Vin menyebutkan open house ini bagian dari mendekatkan komunitas dengan masyarakat dan mengumpulkan transpuan yang tidak mudik ke kampung halamannya. Open house sempat berhenti selama tiga tahun karena Pandemi Covid-19. 

Warga yang datang ke sekretariat yang penuh jendela lebar-lebar itu berasal dati tiga rukun tetangga di Jalan Gowongan Lor yakni RT 11, RT 09, dan RT 08. Sejak sore hari menjelang malam takbir, Mak Sarinah membantu Mami Vin menyiapkan bumbu soto dan semua bahan masakan. Mami Vin juga menyiapkan bingkisan lebaran dan angpao untuk transpuan yang berkunjung. 

Menurut Mami Vin, ongkos open house berasal dari para donatur yang selalu datang menjelang Lebaran. Bagi Mami Vin, open house menjadi penawar rasa rindu para transpuan terhadap keluarga yang mujarab.

 "Ada yang nangis terharu. Mereka saya anggap sebagai anak," ujar Mami Vin.

Di Kebaya pagi itu terlihat sejumlah tokoh transpuan yang punya peran penting mengadvokasi hak mereka seperti pengurusan Kartu Tanda Penduduk, kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS, melindungi transpuan dari berbagai kekerasan, dan mengadvokasi anak jalanan. Dua tokoh transpuan itu, yakni Rully Malay dan Tata. Rully Malay merupakan Koordinator Waria Crisis Center yang merawat waria lanjut usia. Tata aktif sebagai Wakil Ikatan Waria Yogyakarta yang membantu anak jalanan.

"Kumpul dan makan bareng membuat kami menyatu seperti sebuah keluarga," kata Bunda Rully, panggilan akrab Rully Malay. 

Cerita selengkapnya di Lebaran Transpuan Yogyakarta

Pilihan Editor: PDIP Respons Wacana Pertemuan Jokowi - Megawati dalam Suasana Lebaran

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

7 menit lalu

Awan panas guguran Gunung Merapi, Minggu 17 Agustus 2024, pukul 12.27 WIB. Dok. BPPTKG Yogyakarta
Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari.


Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

1 hari lalu

Gumuk Pasir di Parangtritis (geoparkjogja.jogjaprov.go.id)
Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

Simfoni Gumuk Pasir bukan hanya sekadar festival musik, tetapi juga perayaan seni, alam dan budaya.


Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

1 hari lalu

Wisatawan berjubel di depan Pasar Beringharjo. Mereka masih menikmati Kota Yogyakarta pada awal tahun, Rabu, 1 Januari 2020. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

Pasar Beringharjo yang menjadi surganya wisatawan berburu produk kerajinan di Yogyakarta kini hadir di marketplace.


Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

1 hari lalu

Aksi PKL Teras Malioboro 2 memprotes rencana relokasi yang akan dilakukan Pemda DIY di Jalan Malioboro Yogyakarta Rabu (11/9). Tempo/Pribadi Wicaksono
Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

Kawasan Malioboro tempat PKL berjualan merupakan bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, salah satu warisan budaya dunia UNESCO.


Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

2 hari lalu

Suasana kafe yang juga merangkap akademi kopi di Talabumi Coffee Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

Kafe di Bantul ini memiliki kelas untuk belajar segala hal tentang kopi dari A sampai Z, dari manajerial sampai rantai pasok.


Kembali ke Jalan, PKL Malioboro Desak Pemda Yogya Buka Dialog Atau Diadukan ke UNESCO

2 hari lalu

Para PKL yang menempati Teras Malioboro 2 menggelar aksi di halaman Kantor Gubernur DIY Kepatihan Yogyakarta Jumat 3 Agustus 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kembali ke Jalan, PKL Malioboro Desak Pemda Yogya Buka Dialog Atau Diadukan ke UNESCO

Aksi ini merupakan bentuk protes para PKL Teras Malioboro 2 terhadap rencana relokasi sepihak yang akan dilakukan Pemda DIY pada awal 2025.


70 Persen Wisudawan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Tahun Ini Sudah Ditarik Perusahaan

2 hari lalu

Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta mewisuda 84 mahasiswa menjadi Sarjana Terapan di bidang Nuklir, di Hotel Sahid, Rabu, 11 September 2024. (Foto: Dok Poltek Nuklir)
70 Persen Wisudawan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Tahun Ini Sudah Ditarik Perusahaan

Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia mewisuda sebanyak 84 lulusan pendidikan sarjana dari tiga program studinya pada Rabu, 11 September 2024.


Upacara Sekaten Keraton Surakarta Sempat Ricuh, Bagaimana Sejarah Prosesi Adat Ini?

3 hari lalu

Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan menuju Masjid Agung pada perayaan Grebeg Sekaten 2019 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu 9 November 2019. Pihak Keraton menghadirkan dua pasang gunungan laki-laki dan perempuan untuk diperebutkan warga dalam puncak perayaan Sekaten 2019 dan Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Upacara Sekaten Keraton Surakarta Sempat Ricuh, Bagaimana Sejarah Prosesi Adat Ini?

Upacara Sekaten Keraton Surakarta sempat ricuh, apa yang terjadi?


Yogyakarta Mulai Diguyur Hujan, BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang hingga Petir Wilayah Ini

5 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Yogyakarta Mulai Diguyur Hujan, BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang hingga Petir Wilayah Ini

Selain hujan lebat dan angin kencang, BMKG Yogyakarta ingatkan bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.


Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

6 hari lalu

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah