TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Sebanyak empat pengungsi imigran asal Sri Lanka yang saat ini berada di Meulaboh, Aceh Barat akan segera dideportasi ke negaranya. Sekitar lima lainnya akan dipindahkan ke Jakarta, karena dianggap melakukan provokasi terhadap rekannya.
“Besok (Senin, 06/07) kita rapat untuk menentukan jadwal deportasi mereka. Pokoknya dalam waktu dekat, dalam seminggu ini lah, dokumen kepulangannya sudah disiapkan,” kata Kepala Kantor Imigrasi Meulaboh, Suryo Santoso kepada Tempo, Minggu (05/07).
Menurutnya, empat dari 55 imigran Sri Lanka tersebut telah menyatakan kesediaannya untuk kembali ke negaranya secara sukarela. Mereka adalah Thayalaseelan Thurairasingam, Suthagar Sakthivel, Velayuthan Ravichandran, dan Thiagarajah Sathiyarajah.
Suryo juga mengatakan, selain empat orang tersebut, pihaknya akan memindahkan sebagian dari pengungsi itu ke Jakarta. “Jumlah yang sudah pasti lima orang, kemungkinan bisa bertambah sampai delapan orang,” ujarnya.
Kebijakan pemindahan dianggap perlu karena selama ini mereka kerap melakukan provokasi terhadap imigran lainnya, misalnya mengajak mogok makan dan mengajak untuk menolak kembali ke negaranya. Bahkan lima dari mereka pernah melarikan diri dari tempat penampungan, tapi kemudian ditangkap kembali pada 16 Juni lalu.
Sementara itu menurut Suryo, sebagian besar pengungsi yang lain juga telah menyatakan kesediannya kembali ke Sri Lanka. Hanya saja mereka masih ragu dan ingin menunggu perkembangan empat rekannya yang segera dideportasi tersebut.
Sampai saat ini mereka masih ditampung di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Meulaboh. Kondisi mereka selama ini baik, semua kebutuhan para pengungsi Sri Lanka itu ditangani pihak imigrasi dan International Organization for Migration (IOM).
Para imigran itu sebelumnya terdampar di Kabupaten Nagan Raya pada Kamis (14/05), setelah perahu yang mereka tumpangi, Happy New Star mengalami kebocoran dan karam. Kemudian mereka dipindahkan ke LP Meulaboh, Aceh Barat untuk memudahkan pengawasan. Pengakuan imigran, mereka hendak menuju Australia untuk mencari suaka politik, menyusul keamanan di Sri Lanka.
Kedutaan Besar Sri Lanka di Jakarta juga telah mengirimkan stafnya untuk pendataan dan melakukan pertemuan dengan imigran tersebut pada 4 Juni lalu.
ADI WARSIDI