TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan pada Jumat, 22 Maret 2024, pukul 15.52.58 WIB, terjadi gempa tektonik dengan magnitudo 6,5 di sekitar Laut Jawa. Gempa Tuban yang berlokasi di timur laut Tuban, Jawa Timur tersebut terjadi sebanyak tiga kali. Gempa pertama terjadi pada pukul 11.22 WIB dengan kekuatan 6,0 skala Richter (SR), diikuti oleh gempa kedua pada pukul 12.31 WIB dengan kekuatan 5,0 SR.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Jumat.
Dampak Gempa Tuban
Gempa bumi ini menyebabkan dampak yang dirasakan di Pulau Bawean dengan intensitas V-VI MMI, di mana getaran dirasakan oleh hampir seluruh penduduk, dan terjadi terpelantingnya barang-barang atau pajangan serta kerusakan ringan. Di daerah Blora, Madura, Gresik, Surabaya, dan Kabupaten Banjar, gempa ini dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMI, yang menyebabkan getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah saat siang hari.
Di sejumlah daerah seperti Yogyakarta, Kulon Progo, Kebumen, Temanggung, Blitar, dan Solo, gempa ini dirasakan dengan intensitas II MMI, di mana beberapa orang merasakan getaran dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Berdasarkan laporan masyarakat, gempa ini menyebabkan kerusakan di Pulau Bawean. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi menciptakan tsunami.
Di Kecamatan Sangkapura Gresik, kerusakan terjadi pada beberapa bangunan, termasuk gedung SMA Negeri Sangkapura 1, SD Muhammadiyah 1 di Desa Kotakusuma, dua rumah di Desa Dekatagung, dan sebuah pondok pesantren di Desa Sangkapura.
Sedangkan di Kabupaten Tuban, terdapat satu rumah di Desa Glagah, Kecamatan Soko yang mengalami kerusakan berat; satu rumah di Desa Sidokumpul, Kecamatan Bangilan mengalami kerusakan sedang; satu rumah di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel mengalami kerusakan ringan; serta satu rumah di Desa Klampok, Kecamatan Semanding yang mengalami kerusakan berat.
Selain itu, di Kota Surabaya, Rumah Sakit dr Soewandi di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Simokerto, dan Rumah Sakit Unair di Kecamatan Mulyorejo juga mengalami kerusakan akibat gempa.
Dilansir dari antaranews.com, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menerima lima laporan kerusakan gedung dan rumah warga. Salah satu warga tertimpa reruntuhan rumahnya hingga mengalami luka berat dan sudah dilarikan ke rumah sakit.
Kerusakan juga terjadi di gedung rumah sakit Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair). Akibatnya, 160 pasien dievakuasi di tenda darurat. “Benar. Tenda kami dirikan di halaman RS Unair,” kata Agus, Jumat, 22 Maret 2024.
Menurut Agus, sejak pukul 19.00 WIB, telah didirikan 3 tenda darurat yang mampu menampung hingga 13 pasien masing-masing. Jumlah tersebut dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan.
Sementara itu, RS Unair mengungkapkan bahwa penyiapan tenda darurat tersebut dilakukan untuk keamanan pasien, terutama karena adanya kerusakan pada bangunan RS Unair bagian timur.
Sementara, BPBD Jawa Timur terus melakukan pencatatan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Sampai Jumat malam, BPBD Jawa Timur telah menerima laporan kerusakan dari 14 bangunan di Kabupaten Tuban, Gresik, dan Kota Surabaya. Dari jumlah tersebut, 3 di antaranya merupakan rumah sakit.
SUKMA KANTHI NURANI I ERWIN PRIMA | KUKUH S. WIBOWO
Pilihan Editor: Gempa Tuban, RS Unair Evakuasi 160 Pasien