TEMPO.CO, Jakarta - Beredar video penyiksaan terhadap warga Papua yang dilakukan oleh beberapa orang yang menggunakan atribut militer. Penyiksaan ini diduga terjadi di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Menanggapi hal itu, Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan, memastikan TNI akan menelusuri kebenaran video tersebut, termasuk apakah benar pelaku dalam video itu merupakan anggota TNI atau masyarakat yang sengaja berpakaian TNI.
"Potongan video tersebut masih ditelusuri, baik tentang kejadian sebenarnya di mana dan kapan, sehingga tidak terjadi kesimpang siuran dalam pemberitaan," kata Candra dalam keterangannya kepada Tempo pada Jumat, 22 Maret 2204.
Dia mengatakan, TNI saat ini sudah turun ke lapangan untuk menelusuri kebenaran video itu. Proses penelusuran ini akan dilakukan dengan hati-hati agar menghindari spekulasi dan dugaan. Nantinya, dia akan menginformasikan lebih lanjut jika penelusuran sudah selesai dilakukan.
Candra memastikan, jika pelaku dalam video itu benar prajurit TNI, maka mereka akan ditindak tegas dan diproses secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Karena TNI seperti lembaga atau institusi lainnya yang juga menjunjung tinggi hukum dan HAM," ucap Candra.
Mengenai beredarnya tuduhan Satgas Yonif 300/R dalam video tersebut, Candra mengatakan selama bertugas di Ilaga, hubungan Prajurit TNI dengan masyarakat sangat baik dan harmonis.
"Tidak pernah ada keluhan perilaku keras terhadap masyarakat. Justru masyarakat sangat senang dengan Satgas Yonif 300/R dan diberi kehormatan oleh suku Dani dengan gelar Kogoya dari Kepala Suku Besar Kab. Puncak di Gome," tutur dia.
Adapun dalam video yang beredar, lima orang pria tampak mengeliling sebuah tong. Seorang pria Papua dengan tangan terikat di belakang tampak tertunduk di dalam tong itu. Dari kedua lubang hidungnya, darah mengucur. Cairan berwarna merah mengalir membasahi bagian depan tubuh pria itu.
Tiba-tiba, pria berkaos hijau melayangkan bogem mentah ke arah bagian belakang kepala pria itu. Tak hanya dengan kepalan tangan, dia menghantam pria itu dengan sikut. Tindakannya diikuti pria lain yang, dari sepakan kakinya, tampak mengenakan celana loreng.
Satu persatu, pria di sekeliling tong menghujani pria itu dengan pukulan dan tendangan. Aksi itu sempat mereda ketika seorang pria berkaos abu-abu tampak menenangkan rekan-rekannya.
Dalam video lain, tampak seorang bersarung tangan hitam menyanyat punggung pria itu menggunakan pisau. Kali ini, tong tak lagi kosong. Ia penuh berisi cairan berwarna merah. Sesekali, tangan si penyanyat menusuk-menusuk punggung pria itu dengan ujung pisaunya.
YOHANES MAHARSO | HAN REVANDA PUTRA
Pilihan editor: Amar Putusan MK Hapus Pasal Pencemaran Nama Baik dan Berita Bohong, Begini Bunyinya