TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum atau KPU telah mengumumkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai peraih suara terbanyak dalam rekapitulasi nasional Pemilu 2024. Pengumuman tersebut disampaikan berdasarkan hasil rekapitulasi suara nasional untuk pemilihan presiden, legislatif, dan dewan perwakilan daerah.
Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, menyatakan bahwa keputusan ini diatur dalam Surat Keputusan Nomor 360 Tahun 2024 tentang Penetapan Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, serta DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2024. Hasyim menegaskan bahwa keputusan tersebut adalah hasil dari pemutusan Komisi Pemilihan Umum tentang penetapan hasil pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota dalam Pemilu 2024.
"Memutuskan menetapkan keputusan Komisi Pemilihan Umum tentang penetapan hasil pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota dalam Pemilu 2024," kata Hasyim di Kantor KPU, Jakarta Pusat, pada Rabu, 20 Maret 2024.
Lantas, bagaimana respons dari pihak yang menerima hasil pemilu?
Sama Kalah, Beda Respons PSI dan PPP
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan dukungan kepada partainya meskipun tidak berhasil melewati ambang batas parlemen sehingga tidak ada calon legislator PSI yang masuk ke Senayan. Menurut hasil penetapan Pemilu 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), PSI hanya mendapatkan 4.260.169 suara untuk Pemilu Legislatif (Pileg), yang hanya sebesar 2,81 persen dari total suara sah nasional.
Kaesang menyatakan bahwa PSI akan mengevaluasi dirinya untuk menjadi lebih baik, khususnya menjelang Pemilu 2029, dan bahwa partai yang identik dengan generasi muda akan terus berjuang dengan cara mereka sendiri.
"Yang sudah pasti nggak akan lolos ke Senayan. Tapi saya mewakili teman-teman, saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman lapisan masyarakat," kata Kaesang di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PSI, Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis, 21 Maret 2024.
Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, mengungkapkan bahwa meskipun PSI belum berhasil melewati ambang batas, mereka mengalami peningkatan suara dalam pemilu kali ini. Pada pemilu sebelumnya, PSI hanya mendapatkan 1,8 persen suara.
Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menolak hasil pleno rekapitulasi suara Pemilu 2024 yang ditetapkan oleh KPU. Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M. Romahurmuziy, menyatakan penolakan setelah memeriksa dan membandingkan hasil rekapitulasi dari berbagai daerah pemilihan dengan yang ditampilkan dalam rapat pleno nasional. PPP mengklaim bahwa perolehan suaranya jauh melampaui ambang batas parlemen di beberapa daerah pemilihan, dan mereka sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk mengajukan gugatan ke Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi untuk memperjuangkan suara PPP yang dianggap tergerus.
"DPP sudah diminta menarik seluruh saksi PPP di KPU dan tidak menandatangani hasil pleno KPU sebagai bagian dari penggunaan hak konstitusional partai," kata Romahurmuzy dalam keterangan resminya.
Selanjutnya: Tim Hukum AMIN Mengajukan Permohonan ke MK, Bagaimana Tim Ganjar-Mahfud?