TEMPO.CO, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia atau PSI gagal menembus ke Senayan dalam hasil Pemilu 2024. Hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum atau KPU, PSI tidak cukup suara untuk lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Dengan hasil ini, tidak ada satu pun calon legislatif atau caleg PSI yang dapat menduduki kursi di DPR.
Tidak lolosnya PSI ke senayan ini diketahui berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat nasional yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI terhadap perolehan suara di 38 provinsi dan 128 wilayah luar negeri pada Rabu malam, 20 Maret 2024.
Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut, PSI meraih suara sebanyak 4.260.169. Hal tersebut berarti, PSI hanya mampu meraup suara sebanyak 2,80 persen dari suara sah sebanyak 151.796.630. Adapun angka tersebut masih jauh dari ambang batas parlemen.
Seperti yang dilansir dari Antara, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep hanya tersenyum dan irit bicara saat ditanya mengenai hasil partainya yang gagal ke DPR. Putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu mengatakan soal ini bakal dibahas di kantor Dewan Pimpinan Pusat besok, Kamis, 21 Maret 2024.
"Nanti aja ya. Kumpul di DPP aja. Iya (besok)," kata Kaesang ditemui saat keluar dari rumah Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu malam, 20 Maret 2024.
Kaesang pun irit bicara ketika ditanya soal nasib partainya di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 ini. Beberapa wartawan juga ada yang menanyakan soal isu Kaesang dicalonkan menjadi Gubernur Jakarta. Kaesang lagi-lagi bergeming ketika ditanyakan hal tersebut. Dia dan anggota pengawal presiden langsung berjalan menjauhi wartawan menuju mobil.
Padahal, jika PSI lolos ambang batas, sedikitnya ada lima caleg yang bisa duduk di Senayan. Mereka adalah:
1.Cynthia Riza
Cynthia merupakan caleg dari PSI untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah V. Di dapil itu, terdapat 8 kursi yang diperebutkan.Kursi jatah PSI itu kemungkinan besar akan diisi oleh Cynthia yang mendapat suara 60.003. Namun, karena PSI tak lolos parlemen maka Cynthia harus menerima tidak bisa duduk di Senayan.
2. Ade Armando
Ade maju sebagai caleg untuk dapil 'Neraka' Jakarta II. Berdasarkan penghitungan suara metode sainte lague, salah satu dari 7 kursi dapat diisi oleh caleg dari PSI, Ade Armando. Ade mendapat suara 54.199 coblosan di dapil tersebut. Karena PSI gagal memenuhi ambang batas, maka posisi itu akan digantikan oleh caleg dari Partai Demokrat.
3. Grace Natalie
Grace mendapat suara tertinggi di dapil Jakarta III yakni 193.556 suara. Dengan perolehan suara itu, Grace menyumbang hampir setengahnya dari total suara PSI yang mendapat 305.291 suara. Karena PSI tak lolos parliamentary threshold, maka posisi Grace dapat digantikan oleh caleg dari PDIP Darmadi Durianto yang memperoleh 95.533 suara.
4. Paulus Totok Lusida
Paulus maju sebagai caleg dari dapil Jawa Timur I. Terdapat 10 kursi yang diperebutkan dari dapil itu. Suara terbanyak dipegang oleh Partai Gerindra dengan 543.677 suara.
5. Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka
Isyana Bagus Oka seharusnya dapat masuk ke DPR, tetapi juga harus bersabar karena partainya gagal memenuhi ketentuan ambang batas. Karena PSI tak lolos ambang batas, maka jatah Isyana Bagus Oka akan diganti oleh caleg dari PDIP Marinus Gea.
MYESHA FATINA RACHMAN (MAGANG PLUS) I ADIL AL HASAN I ANTARANEWS
Pilihan editor: Soal Peluang PSI Menggugat Hasil Pemilu ke MK, Kaesang Pangarep: Kami Lihat Dulu