TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia atau PSI menyita perhatian. Komisioner Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI, Idham Holik berkomentar menyusul imbauan DPR RI kepada KPU untuk segera mengantisipasi lonjakan suara PSI dengan penghitungan secara manual.
"Dan, dikarenakan hasil resmi di tingkat nasional itu belum ditetapkan, maka mohon kepada semua pihak agar bisa bersabar, menunggu hasil resmi rekapitulasi tingkat nasional yang akan diselenggarakan oleh KPU," katanya, Selasa, 5 Maret 2024, dikutip Antara. Ia mengimbau supaya menunggu rekapitulasi suara hasil, pada 15 Februari hingga 20 Maret 2024.
Gaduh Lonjakan Suara untuk PSI
1. Lonjakan Suara
Suara partai yang dipimpin anak bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kaesang Pangarep ini menembus angka 3,13 persen. PSI membutuhkan 0,87 persen lagi untuk bisa menempatkan wakil di parlemen. Lonjakan suara PSI berselang waktu 24 jam pada 1 Maret hingga 2 Maret 2024. PSI memperoleh tambahan suara sebanyak 0,12 persen berdasarkan data dari Sirekap.
Data Sirekap pukul 13.00 WIB, pada 2 Maret 2024, memperlihatkan suara PSI bertambah 98.869 berselang 24 jam. Suara PSI yang mulanya sebanyak 2.300.600 pada 1 Maret 2024 pukul 12.00 WIB bertambah menjadi 2.399.469 suara pada 2 Maret pukul 13.00 WIB atau 3,13 persen.
2. Tidak Masuk Akal
Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis memandang lonjakan suara PSI dalam Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak masuk akal. Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) Julius Ibrani yang tergabung dalam koalisi, menyatakan beberapa faktor yang menguatkan dugaan telah terjadi penggelembungan suara untuk PSI.
Julius mencurigai, Pemilu 2024 telah dibajak oleh rezim Jokowi. “Nyaris sempurna lah pembajakan Pemilu 2024 oleh rezim despotik ini untuk kepentingan dan ambisi kekuasaan Jokowi, keluarga, dan kroni-kroninya,” katanya, Jumat, 2 Maret 2024.
Lonjakan terlihat saat data yang masuk di Sirekap KPU telah melewati 60 persen dari suara total. Menurut dia, fluktuasi data normalnya tidak terlalu tajam jika yang masuk sudah melewati jumlah tertentu.
Adapun Jokowi enggan memberi komentar spesifik. “Tanya ke partai, tanya ke Komisi Pemilihan Umum," kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma pada Senin, 4 Maret 2024.
3. Penting Dikawal
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi atau Perludem ikut memberikan tanggapan terkait lonjakan suara dari Partai PSI. Program Manager Perludem Fadli Ramadhanil menjelaskan, persoalan kenaikan atau penurunan suara salah satu tantangan dalam proses rekapitulasi suara secara berjenjang manual yang dilakukan oleh KPU. “Nah problem kita kan memang dalam proses rekapitulasi ini berlangsung berjenjang dan waktu cukup lama,” kata Fadli ketika dihubungi Tempo, Minggu, 3 Maret 2024.
Menurut Fadli, indikasi adanya kecurangan ini seharusnya dikawal oleh saksi-saksi peserta Pemilu. “Terutama yang paling penting dikawal oleh Bawaslu,” kata dia.
4. Politikus Berkomentar
Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy meminta KPU dan Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu mencermati lonjakan suara PSI yang dinilai janggal. “Mohon atensi KPU dan Bawaslu, operasi apa ini? Meminjam Bahasa Pak Jusuf Kalla, apakah ini operasi "sayang anak" lagi?” tulis Romy dikutip dari akun Instagram @romahurmuziy, Minggu, 3 Maret 2024.
Politikus Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia atau PDIP Chico Hakim mengatakan melejitnya suara PSI sebagai anomali. Meski kenaikannya hanya 0,6 persen, menurut dia, angka itu cukup besar. "Ibarat kalau PDI Perjuangannya naik 3 persen atau 4 persen," kata Chico kepada Tempo, Selasa, 5 Maret 2024.
5. Dianggap Wajar oleh Grace Natalie
Grace Natalie selaku Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengingatkan semua pihak agar tidak tendensius menyikapi penambahan suara untuk PSI.
“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace Natalie, Sabtu 2 Maret 2024, dikutip Antara.
AMELIA RAHIMA SARI | EKA YUDHA SAPUTRA | DEFARA DHANYA PARAMITHA | SULTAN ABDURRAHMAN | ANTARA
Pilihan Editor: Soal Lonjakan Suara PSI, KPU Minta Tunggu Hasil Resmi Rekapitulasi Tingkat Nasional