Sebelumnya, Grace Natalie mengatakan penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal yang wajar. Menurut dia, perbedaan ini tidak hanya dialami PSI tapi juga partai-partai lain.
Grace pun mengungkapkan berdasarkan hasil quick count Indikator Politik Indonesia, suara Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB dan Partai Gelora juga memiliki perolehan suara lebih besar di rekapitulasi suara KPU, dibandingkan dengan hasil hitung cepat.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi juga mengungkapkan Gelora menjadi salah satu partai yang mengalami penambahan suara dalam data Sirekap KPU.
"Ternyata bukan hanya PSI, tapi juga Gelora yg mengalami penambahan suara tak wajar. Bagaimana sikap partai2 lain? Kayak adem-adem aja," cuit Burhanuddin dalam akun X-nya @BurhanMuhtadi pada Sabtu, 2 Maret 2024.
Namun, Burhanuddin tak mengelaborasi lebih lanjut perihal dugaan penambahan suara tak wajar tersebut. Tempo berupaya mengkonfirmasi soal ini kepada Burhanudin, namun pesan maupun panggilan telepon tidak dijawab hingga berita ini ditulis.
Berdasarkan data yang tersebar di media sosial X, perolehan suara Partai Gelora pada 1 Maret pukul 17.00 WIB adalah 1.044.390. Dua jam kemudian atau pukul 19.00, jumlahnya menjadi 1.059.577.
Berdasarkan pantauan Tempo dalam real count KPU, Partai Gelora memperoleh 1.142.447 pada 3 Maret sekitar pukul 02.00 dini hari. Pada hari yang sama pukul 13.00 WIB, perolehan suara bertambah menjadi 1.142.531 suara.
Sementara PSI memperoleh suara 0,12 persen setelah data Sirekap menunjukan ledakan suara pada Jumat, 1 Maret 2024.
Data Sirekap pada 2 Maret 2024 pukul 13.00 WIB, memperlihatkan suara PSI bertambah 98.869 selang 24 jam ledakan suara.
Suara PSI bertambah dari 2.300.600 pada 1 Maret 2024 pukul 12.00 WIB menjadi 2.399.469 suara pada 2 Maret pukul 13.00 WIB atau 3,13 persen.
YOHANES MAHARSO | AMELIA RAHIMA SARI | EKA YUDHA SAPUTRA | ANTARA
Pilihan Editor: FSGI Tolak Alokasi Makan Siang Gratis dari Dana BOS, Sebut Pemerintah Gagal Paham