Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2 Anggota DKP Ini Dulu Pecat Prabowo dari TNI, Mengapa Kini Malah Mendukungnya di Pilpres 2024?

image-gnews
Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar (kiri), Jenderal TNI (Purn) Wiranyo (kedua kiri), Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan), dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan), menyanyi bersama pada acara ulang tahun Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (PEPABRI) ke-64 di Wisma Elang Laut, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 12 September 2023. Dalam acara, terlihat SBY duduk bersama Prabowo, hingga Wiranto. Pada sambutan Agum Gumilar, ia menekankan tidak ada Presiden yang ingin melihat rakyatnya sengsara dan berharap pada pemilu 2024 tidak ada lagi yang memecah belah bangsa seperti istilah kadrun dan cebong. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar (kiri), Jenderal TNI (Purn) Wiranyo (kedua kiri), Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan), dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan), menyanyi bersama pada acara ulang tahun Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (PEPABRI) ke-64 di Wisma Elang Laut, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 12 September 2023. Dalam acara, terlihat SBY duduk bersama Prabowo, hingga Wiranto. Pada sambutan Agum Gumilar, ia menekankan tidak ada Presiden yang ingin melihat rakyatnya sengsara dan berharap pada pemilu 2024 tidak ada lagi yang memecah belah bangsa seperti istilah kadrun dan cebong. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi purnawirawan dini pada 1998 setelah diberhentikan dari TNI oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Lucunya, saat maju dalam Pilpres 2024, Prabowo turut didukung dua anggota DKP yang memecatnya dulu. Kedua sosok itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dan Agum Gumelar.

Prahara yang menimpa Prabowo itu buntut dirinya selaku Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memerintah Satuan Tugas Mawar atau Tim Mawar untuk menculik sejumlah aktivis prodemokrasi pada 1998. Perintah ini disebut atas inisiatif Prabowo berlandaskan alasan demi mengamankan negara.

Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) saat itu, Jenderal TNI Wiranto kemudian menunjuk tujuh perwira untuk mengadili Prabowo. DKP dipimpin Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI Subagyo Hadisiswoyo dan wakilnya, Letnan Jenderal (Letjen) Fachrul Razi. Anggotanya Letjen SBY, Letjen Agum Gumelar, Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Arie J. Kumaat, dan Letjen Djamari Chaniago.

Menjelang Pemilu 2024, mantan aktivis 1998 Benny Rhamdani menilai SBY, Wiranto, dan Agum Gumelar telah mengkhianati keputusan DKP. Wakil Ketua Umum Partai Hanura itu mengatakan Wiranto, SBY, dan Agum Gumelar telah mencederai doktrin Sapta Marga. Ketiga tokoh itu disebut secara terang-terangan mendukung kandidat yang telah melakukan tindak pidana penculikan.

“Jelas-jelas memberikan dukungan kepada orang yang telah melakukan tindak pidana,” ucapnya dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Desember 2023.

Dukungan dua anggota DKP untuk Prabowo

Pada Pilpres 2024, mulanya Partai Demokrat tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera. Koalisi ini mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat capres mereka. Namun seiring berjalannya waktu, Anies justru memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai pendampingnya.

Padahal kala itu ramai diprediksi Anies bakal menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Ketua Umum Partai Demokrat sebagai cawapres. Merasa dikhianati, Demokrat kemudian pindah haluan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) bersama Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan lainnya. Koalisi ini mengusung Prabowo sebagai capres.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dinilai sangat berperan atas keputusan Demokrat bergabung dengan KIM. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budi Djiwandono. Budi membeberkan telah ada pertemuan sebelumnya antara SBY dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

“Saya juga mesti memberikan testimoni pengamatan dan penilaian saya bahwa Prabowo di dunia politik yang sudah digelutinya lebih dari 15 tahun, Prabowo memiliki wawasan dan pengetahuan yang kuat tentang dasar pilar dan kerangka berkehidupan bernegara,” kata SBY mengungkapkan alasan dukungannya, pada Senin, 20 November 2023.

Bergabungnya Demokrat dengan KIM sebenarnya bukanlah manuver besar bagi SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Partai berlambang bintang mercy adalah pendukung setia Prabowo pada dua Pilpres sebelumnya: 2014 dan 2019. Dalam dua Pilpres tersebut malahan SBY masih berstatus sebagai Ketua Umum. Artinya keputusan tersebut bukan karena disetir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Pilpres 2014, dukungan Partai Demokrat kepada Prabowo dan Hatta Rajasa disampaikan Ketua Harian Partai Demokrat Sjarif Hasan. Dukungan itu diklaim telah didukung penuh oleh SBY selaku ketua umum partai. Pada Jumat, 4 Juli 2014, SBY mengadakan buka puasa bersama dengan Prabowo di Puri Cikeas, Jawa Barat. Pesan SBY kala itu seolah-olah Prabowo telah memenangkan Pilpres.

Pun pada 2019, Partai Demokrat juga mendukung Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai calon presiden dan wakil presiden. Keputusan itu diambil melalui rapat Majelis Tinggi pada Jumat, 10 Agustus 2018. Alasannya, mereka yakin Prabowo bakal menang karena memiliki pengalaman.

“Yakin menang. Saya yakin Pak Prabowo dan Sandiaga Uno punya kemampuan yang cukup untuk memenangkan pertandingan ini, apalagi Pak Prabowo punya pengalaman,” kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Ketika itu Agum Gumelar masih berseberangan dengan SBY. Dalam dua Pilpres sebelumnya: 2014 dan 2019, Agum getol menjadi musuh Prabowo. Pada Pilpres 2019 misalnya, dalam sebuah video yang diunggah Ulin Niam Yusron, Agum mengaku heran dengan keputusan SBY mendukung Prabowo. Sebab, kata Agum, SBY adalah anggota DKP yang ikut menandatangani pemberhentian Prabowo.

“SBY tanda tangan, semua tanda tangan. Ya, walaupun saya heran ini yang tanda tangan rekomendasi, kok, malah sekarang mendukung (Prabowo),” kata Agum dalam video tersebut.

Bak menjilat ludah sendiri, pada Pilpres 2024 akhirnya Agum juga menjadi pendukung Prabowo. Namanya termasuk sebagai satu dari sepuluh Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Alasan Agum berdalih mendukung kali ini sebab perubahan sikap Prabowo dinilainya menjadi lebih baik.

Perubahan ini, kata Agum, bermula saat Prabowo memutuskan bergabung ke pemerintahan Presiden Jokowi dan menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju. Agum bertanya ke Prabowo alasan dia memutuskan masuk ke dalam pemerintahan Jokowi yang merupakan rivalnya di Pilpres. Jawaban Prabowo membuat Agum terenyuh.

“Apa jawabannya? Jawabannya, ‘Bang, aku lakukan ini semuanya demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa’,” kata Agum Gumelar menirukan ucapan Prabowo, Sabtu, 2 Desember 2023.

HENDRIK KHOIRUL MUHID  | BUDIARTI UTAMI PUTRI | DINI PRAMITA | TIKA AYU

Pilihan Editor: SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Selain soal Sikap Politik, Hasto Sebut Rakernas PDIP Akan Bahas Strategi Hadapi Pilkada 2024

57 menit lalu

Tim Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto tiba di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Sabtu 23 Maret 2024. Kedatangan Tim Hukum TPN Ganjar-Mahfud mengajukan gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atau sengketa pemilu. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Selain soal Sikap Politik, Hasto Sebut Rakernas PDIP Akan Bahas Strategi Hadapi Pilkada 2024

Rakernas PDIP yang berlangsung pada 24 sampai 26 April itu akan memutuskan target di Pilkada 2024.


Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

1 jam lalu

Menkominfo Budi Arie Setiadi. - (PeyHS)
Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.


Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

1 jam lalu

Adi Prayitno. ANTARA
Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

Pakar menduga, Prabowo belum menemukan titik temu untuk membuka komunikasi dengan PKS.


PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

1 jam lalu

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri), Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsy (kanan) dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu (tengah) saat bertemu di DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2024. Pertemuan petinggi PKB dan PKS dalam rank silahturahmi perubahan yang telah dijalin kedua partai dalam pemilu 2024. PKB, PKS dan Nasdem diketahui pernah berkoalisi untuk mengusung pasangan Anies-Imin di Pilpres 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

PKS berharap didatangi Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk diajak bergabung ke koalisi pemerintahan mendatang.


2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

2 jam lalu

Pelaksana Tugas (Plt) Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ditunjuk pada September 2022, Mardiono menempati posisi keempat sebagai ketua partai terkaya. Berdasarkan laporan LHKPN 31 Desember 2022, Mardiono memiliki total harta kekayaan sebanyak Rp1,2 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Mardiono mengungkap alasan partainya belum memutuskan sikap terhadapan pemerintahan Prabowo-Gibran.


Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

3 jam lalu

Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi saat ditemui usai pertemuan PKS dan NasDem pada Rabu, 24 April 2024 di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. TEMPO/Adinda Jasmine
Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

PKS beri sinyal bakal bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka setelah dua periode berada di luar pemerintah.


Soal Sikap Usai Pilpres 2024, PDIP Akan Pertimbangkan Suara dari Bawah

3 jam lalu

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto (kanan) saat memimpin rapat kerja membahas persiapan Pemilu 2024 dengan BIN di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 9 November 2023. Rapat tersebut membahas deteksi dini dan cegah dini persiapan Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Soal Sikap Usai Pilpres 2024, PDIP Akan Pertimbangkan Suara dari Bawah

Penentuan PDIP usai Pilpres 2024 nantinya akan dibahas dalam rakernas bersamaan dengan evaluasi peta politik pada pemerintahan Prabowo-Gibran.


Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

5 jam lalu

Mantan calon Presiden Anies Baswedan hadir dalam acara  Halal Bihalal di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 27 April 2024. Tempo/Yohanes Maharso
Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

Anies Baswedan mengomentari peluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai menteri.


Belum Siapkan Nama Menteri, NasDem Fokus Dua Hal Ini

6 jam lalu

Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya. TEMPO/Ade Ridwan Yandwiputra
Belum Siapkan Nama Menteri, NasDem Fokus Dua Hal Ini

Prabowo belum menawarkan kursi menteri, Partai Nasdem fokus pada kepemimpinan ide dan rekonsiliasi.


Akhir Politik Jokowi di PDIP

6 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.