Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Minta Kampus Jangan Diam, Seniman Yogyakarta Gelar Aksi Teatrikal di Bundaran UGM

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Kelompok Dewe Yoben dan seniman Yuliono Singsot menggelar aksi teatrikal di Bundaran UGM, Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Eiben Heizar
Kelompok Dewe Yoben dan seniman Yuliono Singsot menggelar aksi teatrikal di Bundaran UGM, Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Eiben Heizar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok masyarakat Yogyakarta yang menamakan diri Dewe Yoben menggelar aksi di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat, 1 Maret 2024. Mereka mencari enam rektor dan enam ketua BEM di Yogyakarta yang berani untuk menegakkan demokrasi di tengah kondisi proses Pilpres yang diwarnai dengan pelanggaran konstitusi.

Aksi yang diikuti sejumlah seniman tersebut diawali dengan aksi teatrikal bertajuk "Surat Cinta buat Penguasa (dari si Bisu buat si Dungu)". Selain itu, mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan "Kampus Jangan Diam, Rektor UGM Mana?" dan "6 Jam di Jogja Mencari Rektor Pemberani".

"Aksi ini dilakukan bertepatan dengan Serangan Umum 1 Maret dan aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan. Banyak kampus yang masih diam. Di sini kami mencari enam rektor yang berani sesuai dengan enam jam di Yogyakarta," kata koordinator aksi Henri Gundul kepada Tempo saat ditemui di sela-sela aksi.

Menurut dia, kampus merupakan mercusuar kaum intelektual yang memiliki tradisi untuk menyuarakan kebenaran, tetapi hal tersebut belum terasa sampai sekarang di tengah demokrasi yang carut-marut. "Jogja ini terdiri dari kampung, keraton, dan kampus. Kampung sudah bergerak, keraton sudah memberikan sinyal, tetapi kampus masih diam. Karenanya, kami mengajak seluruh sivitas akademik untuk memulai gerakan ini," ujar Henri.

Disinggung mengenai pemilihan lokasi aksi, dia menjelaskan Bundaran UGM dahulu menjadi titik awal pergerakan reformasi di Yogyakarta yang bermula dari kampus UGM. "Sayangnya hari ini pula negara ini rusak yang kita tahu orang-orang tersebut asalnya dari mana dan di sini, kampus ini sekarang bisu. Tidak bersuara sama sekali. Mulai dari porses di MK dan proses yang lain mereka bisu," katanya.

Isi Surat Cinta buat Penguasa (dari si Bisu buat si Dungu)

Dibacakan oleh seniman Yuliono Singsot yang memainkan gitar tanpa syair dan nada yang jelas, kemudian mulai berdiri dan membacakan surat tersebut tanpa suara, surat tersebut diterjemahkan dalam suara oleh Agus Becak. Berikut isi surat tersebut:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kutulis surat ini, ketika kata-kata sudah kehilangan makna, kepada kalian para penguasa yang berdasi tapi tak bernurani, yang perlente tapi berburu rente.

Dengarlah suara kami, kalian yang menyebut diri sebagai pemimpin rakyat, nyatanya kau diam saat kami desah, kalian yang menyebut diri sebagai pejuang demokeasi, nyatanya kau sedang sibuk mencari keuntungan diri.

Masihkah kalian tertawa di tengah nyanyian sumbang kami? Masihkah kalian berdansa di atas panggung penderitaan kami?

Wahai RAKYAT YANG TERTINDAS, BURUH DAN TUKANG BECAK, SENIMAN DAN KAUM CERDIK PANDAI, JIKA KALIAN DIAM PADA SIAPA KAMI MENGADU. 

JANGAN BIARKAN KAMI MENJADI SUARA SI BISU YANG MEMBEKU KETIKA DEMOKRASI DIHANCURKAN, MAKA DIAM BUKANLAH PILIHAN.

Pilihan Editor: Aksi Gejayan Memanggil, Ketua BEM UGM: Kemarahan Rakyat karena Demokrasi untuk Oligarki

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 jam lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

1 hari lalu

Prabowo-Gibran tengah merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden untuk bergabung ke koalisi Prabowo.
Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.


Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

1 hari lalu

Karya Dzikra Afifah berjudul Fragilization by Landscape(Kathe Kollwitz Appropriation) berukuran 33 x 35 x 27 cm. (Dok.Orbital).
Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

Pada kekaryaan pameran ini menurut Rifky, keduanya menemukan nilai artistik melalui kerja bersama di studio.


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

2 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

2 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

3 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

3 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

3 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.