TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia atau DPP PSI, Sigit Widodo, menanggapi adanya narasi yang berkembang mendeskreditkan PSI perihal perolehan suara di Pemilu 2024.
“Seolah-olah kalau masuk DPR RI, berarti ada kecurangan. Saya kira itu hanya narasi dangkal dari pihak-pihak yang takut PSI akan membuat perubahan di parlemen,” katanya kepada Tempo, Senin, 26 Februari 2024.
Menurut dia, masih banyak wilayah yang bahkan belum menyelesaikan pleno PPK. Ia mengatakan agar menunggu hasil perhitungan real count di masing-masing daerah selesai, setidaknya di tingkat kabupaten/kota untuk bisa menyimpulkan.
“Tunggu dulu hasil penghitungan suara resmi KPU. Yang kami lakukan sekarang mengawal proses penghitungan real count di PPK dan nanti naik terus berjenjang sampai ke tingkat nasional,” katanya.
Melansir situs resmi KPU, per 26 Februari 2024 pukul 13.00 WIB, PSI memperoleh suara 2.017.419 (2.69 persen). Perolehan suara PSI ini masih belum melewati ambang batas parlemen. Ambang batas yang ditetapkan atau parliamentary threshold adalah 4 persen.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia Arif Nurul Imam mengatakan berdasarkan real count sementara KPU, peluang PSI lolos ke Senayan cukup berat. “Sebab angka capaian suara hanya di kisaran 2-3 persen. Artinya masih angka parlemen threshold,” kata dia kepada Tempo, Ahad, 25 Februari 2024.
Menurut Arif, PSI tak bisa memanfaatkan figur yang diperkirakan mampu mendapatkan jumlah suara dalam jumlah banyak dikarenakan kepopulerannya. “Caleg-calegnya tak bisa menjadi vote getter,” kata dia.
Pilihan Editor: Burhanuddin Muhtadi Minta PSI Lapang Dada Tak Lolos Parlemen