TEMPO.CO, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia atau PSI terancam tidak lolos ke Senayan karena belum mampu melampaui ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen. Berdasarkan real count Komisi Pemilihan Umum atau KPU hingga 22 Februari 2024 pukul 23.00, PSI hanya memperoleh 1.790.572 suara atau 2,54 persen.
Ketua DPP PSI, Cheryl Tanzil, mengatakan pengurus pusat partai telah menginstruksikan kepada caleg dan kader partai untuk mengawal proses perhitungan suara di setiap tingkatan. Instruksi sudah dijalankan dan DPP menerima laporan terjadinya sejumlah kesalahan.
“Saya sendiri sudah turun ke berbagai kecamatan dan menemukan kesalahan input. Misalnya di sebuah TPS di Jakarta Utara. Batang lidi mencatat 35 tapi di kolom angka ditulis 25. Ada pengurangan 10 suara. Itu baru satu caleg PSI dan satu TPS. Terbayang kalau dikalikan 12 ribuan TPS di satu dapil,” kata Cheryl Tanzil, seperti dikutip dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 24 Februari 2024.
Cheryl menyebut temuan semacam itu diperoleh sebagai hasil pengawasan yang dilakukan para pengurus, caleg, dan kader PSI. Dia menyebut mengawal suara adalah hak konstitusional seluruh peserta pemilu. Setiap suara adalah amanat rakyat yang tidak boleh disia-siakan.
“PSI menggunakan hak itu untuk memastikan tidak ada satu pun suara rakyat yang hilang. PSI sendiri tetap optimis bisa melewati parliamentary threshold 4 persen dan lolos ke Senayan,” kata Cheryl.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum atau UU Pemilu, disebutkan bahwa ambang batas parlemen atau parliamentary threshold adalah sebesar 4 persen atau dengan kata lain partai politik yang memiliki suara 4 persen berhak untuk memperoleh kursi di parlemen.
Dalam Pasal 414 ayat (1) disebutkan "Partai Politik Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4 persen dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR.
PSI saat ini menjadi salah satu partai pengusung calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran. Adapun partai itu kini dipimpin oleh putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Lewat baliho yang disebar di berbagai daerah, PSI menampilkan gambar Presiden dan Kaesang. Mereka pun mengklaim sebagai partainya Jokowi.
Sebelumnya Presiden Jokowi emoh menanggapi soal peluang PSI masuk parlemen. Ia meminta isu ini ditanyakan langsung kepada partai yang dipimpin anak bungsunya itu. "Kok tanyakan ke saya?" kata Jokowi ditemui usai peringatan Hari Pers Nasional di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Selasa, 20 Februari 2024.
Pilihan Editor: Dari Sirekap sampai Sistem Informasi Kampanye Eror, Ini Catatan KontraS terhadap Pemilu 2024