Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelebihan 5 Beras Analog, Sumber Karbohidrat Alternatif saat Harga Beras Naik

image-gnews
Aktivitas bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu, 22 Februari 2023. Menjelang bulan Ramadan, harga beras di masyarakat semakin melambung tinggi. TEMPO/Tony Hartawan
Aktivitas bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu, 22 Februari 2023. Menjelang bulan Ramadan, harga beras di masyarakat semakin melambung tinggi. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga beras membuat banyak pihak was-was. Tak hanya masyarakat, pemerintah juga khawatir kenaikan makanan pokok itu bisa mengerek inflasi. Penyebab harga beras naik disinyalir akibat dari cuaca ekstrim El Nino yang menyebabkan musim kemarau lebih panjang. Alhasil pasokan atau suplai beras terus berkurang. Sementara faktor permintaan yang meningkat di tengah masa kampanye. Namun, terdapat alternatif dari pengganti beras dengan memanfaatkan beras non padi atau beras analog. 

Seperti yang dikutip dari Science Techno Park Institut Pertanian Bogor (STP IPB), beras Analog merupakan salah satu pangan alternatif sebagai pengganti beras, terbuat dari pati yang bukan berasal dari padi. Beras Analog dibuat di industri dengan memanfaatkan bahan-bahan pangan yang tumbuh melimpah di Indonesia seperti sagu, sorgum, dan jagung. 

Dari segi rasa dan cara memasak, beras Analog ini tidak berbeda dengan cara pengolahan beras biasa, namun warnanya tidak seputih beras asal padi.  Selain itu, berbeda dengan beras biasa, Beras Analog lebih tahan lama dan tidak perlu dicuci saat akan dimasak.

Beras Analog ini diciptakan untuk pemenuhan kebutuhan gizi seseorang dan dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan konsumen. Kandungan gizi dan komposisi bahannya dapat disesuaikan dengan bahan baku lokal daerah. Seperti, sumber karbohidrat dapat diperoleh dari tepung ubi kayu, ubi jalar, talas, garut, ganyong, hotong, dan sagu aren. Sumber protein dapat ditambahkan dari tepung kedelai, kacang merah, atau jenis kacang-kacangan lain. Serat makanan bisa diperoleh dari bekatul.

Beras Analog berfungsi sebagai pangan alternatif pengganti beras sehingga bisa dijadikan produk diversifikasi pangan. Bentuk fisiknya yang mirip butiran beras dapat membantu ketika dikonsumsi layaknya beras (bersama lauk pauk) sehingga tidak merubah kebiasaan makan masyarakat agar tetap merasa seperti makan nasi dari beras padi yang ditanam.

Dilansir dari jurnal Universitas Riau berjudul Karakteristik Beras Analog karya Amanda Ariela Kalungga dan kawan-kawan, inilah sejumlah beras analog yang populer dikonsumsi: 

1. Beras jagung 

Jagung menjadi salah satu bahan pangan kaya karbohidrat. Jagung mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh. Komposisi dari kandungan nutrisi pada jagung meliputi pati 54,1 sampai 71,7 persen, protein 11,1 hingga 26,6 persen, lemak 5,3 sampai 19,6 persen, serat 2,6 hingga 9,5 persen, dan abu 1.4 hingga 21 pesen. Komposisi tersebut mungkin akan berbeda tergantung pada faktor genetik, varietas, dan kondisi penanaman.

2. Beras sorgum 

Jenis beras analog lainnya yang cukup mudah dijumpai yaitu beras sorgum. Sesuai dengan namanya, bahan pangan ini terbuat dari sorgum. Biji sorgum diketahui mengandung protein, vitamin B, dan zat B yang tinggi. Biji sorgum menghasilkan karbohidrat yang bebas gluten, sehingga lebih menyehatkan. Kandungan pati dalam sorgum diketahui tidak mudah dicerna, sehingga membuat rasa kenyang lebih lama. Maka dari itu, sorgum sangat cocok dikonsumsi saat diet.

3. Beras Sagu

Pati yang berasal dari sagu dan tapioka juga dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat dan bahan perekat yang bertujuan untuk mendapatkan butiran beras yang kokoh sehingga beras tidak mudah hancur dan tidak rapuh saat dimasak. Secara umum pati tidak memberikan bau apapun serta tidak memiliki rasa, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi ciri fisik pati hasil ekstraksi dari umbi-umbian.

4. Beras Singkong

Beras singkong merupakan produk pangan yang berasal dari singkong (Manihot Esculenta). Dilansir dari jurnal Universitas Negeri Yogyakarta berjudul Pengembangan Onigiri dengan Substitusi Beras Singkong, karya Feby Rahwanda dan kawan-kawan, beras singkong mampu menjadi sumber energi karena kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya hampir sama dengan beras padi dan dapat dijadikan sebagai pengganti beras. Pembuatan beras singkong sebaiknya menggunakan singkong manis atau kuning yang rendah kandungan hidrogen sianida (HCN). Beras singkong merupakan salah satu jenis beras analog.

5. Kacang-kacangan

Selain menggunakan sumber karbohidrat pada beras analog juga dapat ditambahkan kacang-kacangan sebagai sumber protein, sehingga beras analog yang dihasilkan kaya akan protein. Kacang-kacangan seperti kedelai dapat memperkaya kandungan gizi protein pada beras analog. 

Pilihan Editor: Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Beras, Bisa Kerek Inflasi? 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

5 hari lalu

Petani dan forum adat di Cangkringan Sleman lereng Gunung Merapi melakukan penanaman komoditas sorgum untuk pertama kalinya pada Senin (22/4). Tempo/Pribadi Wicaksono
Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.


Jokowi Panen Jagung di Gorontalo, Ingin Kurangi Impor

5 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau panen raya jagung di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo pada Senin, 22 April 2024.  Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Panen Jagung di Gorontalo, Ingin Kurangi Impor

Presiden Jokowi mengharapkan peningkatan produksi dapat terus mengurangi impor jagung.


BPS: Beras Masih Inflasi Namun Mulai Melemah

26 hari lalu

Petani memanen padi di Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sawah-sawah di sejumlah daerah sudah mulai panen raya padi yang diharapkan imbasnya akan berdampak pada penurunan harga beras yang saat ini masih relatif mahal. TEMPO/Prima Mulia
BPS: Beras Masih Inflasi Namun Mulai Melemah

Komoditas ini mengalami inflasi secara bulanan sebesar 2,06 persen dan memberikan andil inflasi 0,09 persen.


Pengiriman Jagung Impor Lambat, Asosiasi Peternak Layer Nasional Khawatir Jika Impor Dihentikan

35 hari lalu

Pekerja mengemas jagung yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis 24 Jnauari 2019. Jagung tersebut merupakan jagung impor gelombang kedua dari Brazil, sebanyak 26 ribu ton yang merupakan bagian dari total 100 ribu ton jagung impor dan selanjutnya didistribusikan ke sejumlah peternak di wilayah Jawa dan sekitarnya. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Pengiriman Jagung Impor Lambat, Asosiasi Peternak Layer Nasional Khawatir Jika Impor Dihentikan

Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyetop impor jagung menjelang Ramadan 2024.


Catatan Ketua MPR RI: Merawat Daya Beli dan Konsumsi Rumah Tangga

38 hari lalu

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo
Catatan Ketua MPR RI: Merawat Daya Beli dan Konsumsi Rumah Tangga

Mahalnya harga beras dan bahan pangan lain sudah pasti berkontribusi pada laju inflasi.


Harga Telur Ayam Tinggi Meski Harga Jagung Turun, Bapanas: Butuh Proses, Nggak Bisa Instan

39 hari lalu

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, ketika ditemui dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Harga Telur Ayam Tinggi Meski Harga Jagung Turun, Bapanas: Butuh Proses, Nggak Bisa Instan

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka suara soal harga telur ayam yang masih mahal meski harga jagung sudah turun


Bulog akan Hentikan Impor Jagung

39 hari lalu

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, membahas stok dan harga beras terkini di Kementerian BUMN, Jakarta pada Senin, 18 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Bulog akan Hentikan Impor Jagung

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan akan mengikuti aturan pemerintah untuk menghentikan impor jagung.


4 Tips Tingkatkan Kolesterol Baik dalam Tubuh

40 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
4 Tips Tingkatkan Kolesterol Baik dalam Tubuh

Kolesterol baik membantu dalam menyerap kolesterol dalam darah dan membawanya ke hati. Ini 4 Tips tingkatkan kolesterol baik dalam tubuh.


Terkini Bisnis: Jokowi Minta Harga Pangan Jelang Lebaran Terkendali, Kementan Klaim Panen Jagung Melimpah

40 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) berkomunikasi dengan pedagang saat meninjau Pasar Gelugur di Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara (Sumut), Jumat (15/3/2024). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden
Terkini Bisnis: Jokowi Minta Harga Pangan Jelang Lebaran Terkendali, Kementan Klaim Panen Jagung Melimpah

Presiden Jokowi meminta Bapanas dan Bulog menjaga harga pangan jelang lebaran.


Kementan Klaim Panen Jagung Melimpah, Tak Perlu Impor

40 hari lalu

'Petani memetik jagung saat panen perdana di kawasan lumbung pangan (food estate) Kampung Wambes, Distrik Mannem, Keerom, Papua, Kamis, 6 Juli 2023. ANTARA/Sakti Karuru
Kementan Klaim Panen Jagung Melimpah, Tak Perlu Impor

Kementan meminta Bulog dan pengusaha membeli hasil panen jagung lokal secara maksimal.