Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hubungan Seteru jadi Sekutu Jokowi-Prabowo Mirip Kisah Abraham Lincoln dan Henry Seward

image-gnews
Ekspresi Presiden Joko Widodo (kanan) saat bersalaman dengan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu, 13 Juni 2019.  Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Ekspresi Presiden Joko Widodo (kanan) saat bersalaman dengan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu, 13 Juni 2019. Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Polarisasi politik pada Pilpres 2019 berpeluang besar memecah persatuan bangsa kalau saja Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak menggandeng rivalnya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, ke dalam kabinetnya. Kala itu, rakyat terpecah menjadi dua kubu gara-gara pemilihan kepala negara, pendukung Jokowi: Cebong, dan pendukung Prabowo: Kampret.

Ketegangan massa selama gelaran Pilpres tersebut tiba-tiba saja berkurang setelah Jokowi mengangkat Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan Sandi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hubungan Jokowi-Prabowo dari seteru menjadi sekutu memang merupakan dinamika politik yang tak pernah tertebak sebelumnya. Keduanya seperti Abraham Lincoln dan Henry Seward.

Abraham Lincoln adalah Presiden Amerika Serikat (AS) ke-16 terpilih pada Pilpres 1860. Persis seperti Jokowi, Lincoln mengangkat Seward yang merupakan rivalnya ketika itu sebagai penyokong pemerintahnya. Lincoln memberi Seward jabatan sebagai Menteri Luar Negeri. Kisah Lincoln-Seward dari musuh jadi sekutu ini disampaikan Prabowo pada 2019 lalu, usai kalah dari Jokowi.

Prabowo berbagi cerita tersebut saat rapat pimpinan nasional partai di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 16 Oktober 2019. Sandiaga Uno, pendamping Prabowo dalam Pilpres 2019, mengatakan kisah Lincoln-Seward menjadi pegangan para kader ihwal sikap politik setelah kalah. Yakni bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin atau menjadi oposisi.

“Abraham Lincoln itu selama hidupnya fight dengan Seward, tokoh yang lebih senior,” kata Sandiaga Uno di rumahnya, Jalan Pulombangkeng Nomor 5, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 17 Oktober 2019.

Menceritakan ulang kisah yang dituturkan Prabowo, Sandiaga mengatakan permusuhan Lincoln dengan Seward bermula ketika Lincoln menyatakan ingin bertemu dengan Seward di kongres parlemen AS. Namun Seward menolak permintaan tersebut dan bahkan menyebut Lincoln sebagai monyet. Lincoln pun urung bertemu Seward.

Bertahun-tahun kemudian, keduanya terus bertarung secara politik. Termasuk dalam Pilpres 1860. Hingga Lincoln akhirnya terpilih menjadi presiden. Setelah terpilih, Lincoln ternyata menawari Seward untuk menjadi Menteri Luar Negeri atau Secretary of State. Padahal, jabatan ini merupakan posisi ketiga terkuat di AS setelah presiden dan wakil presiden.

“Seward akhirnya nanya, lho kamu tahu kan saya benci banget sama kamu. Kenapa kamu menawarkan posisi menteri luar negeri ini kepada saya,” kata Sandiaga, menuturkan ulang cerita yang dikisahkan Prabowo.

Dia meneruskan, jawaban Lincoln justru mengagetkan dan membuka mata para penasihat dan pendukungnya, termasuk juga pendukung Seward. Menurut Lincoln, dia dan Seward memiliki kesamaan yakni cinta kepada AS. Menurut Sandiaga, Prabowo menyebut bahwa Lincoln memerlukan masukan dari Seward. Lincoln membutuhkan Seward untuk menjadi orang terdekatnya.

“Iya saya tahu kamu benci sama saya, bilang saya monyet dan saya juga benci banget sama kamu, tapi ada satu hal yang tidak bisa dibantahkan, dua dari kita memiliki kecintaan luar biasa kepada United States of America (USA),” kata Sandiaga.

“Karena kecintaan kepada USA dan saya butuh masukan, bukan (masukan) asal bapak senang, bukan orang yang memberikan masukan yang ingin saya dengar. Saya butuh Anda sebagai orang terdekat dengan saya.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kisah Jokowi-Prabowo dari musuh jadi sekutu 

Tindakan serupa diambil oleh Jokowi. Setelah dua kali menumbangkan mimpi Prabowo sebagai presiden di Pilpres 2014 dan 2019, Jokowi akhirnya meminta Ketua Umum Partai Gerindra itu menjadi pembantu pemerintahannya. Prabowo kemudian bergabung dalam kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Permusuhan Jokowi-Prabowo buyar saat itu juga.

“Sebagai Menteri Pertahanan, Bapak Prabowo Subianto. Dia lebih tahu tugasnya daripada saya,” ujar Jokowi ketika memperkenalkan Prabowo sebagai menterinya.pada 23 Oktober 2019.

Beberapa tahun kemudian, Prabowo buka suara terkait alasan menjadi Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi. Menurut Prabowo, dirinya dan Jokowi memiliki tujuan sama, yaitu mengabdi pada Indonesia. Jika memiliki tujuan yang sama, maka lebih baik dilakukan dengan kerja sama. Ia pun mengibaratkannya dengan pertandingan sepak bola.

“Gua main sepak bola, tim gue kalah apa kita gebuk-gebukan? Ya itu (berkelahi) menurut saya IQ yang sangat rendah,” katanya di Youtube Deddy Corbuzier, pada 13 Juni 2021.

Selain kisah musuh jadi sekutu Jokowi-Prabowo ini mirip dengan Lincoln-Seward, ternyata ada cerita duel menjadi duet lainnya yang menjadi inspirasi Prabowo. Prabowo mengakui juga banyak terinspirasi dari sejarah perseteruan dua panglima perang Jepang, Tokugawa Ieyasu dan Toyotomi Hideyoshi. Kedua panglima perang itu sama-sama memiliki prajurit kuat, tetapi memilih berdamai untuk kepentingan lebih besar.

Pada kesempatan berbeda, Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menekankan alasan menerima tawaran menjadi Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi. Prabowo menyetujui ajakan Jokowi tersebut lantaran mengikuti insting politik demi masa depan rakyat. Bahkan, ia mengambil jabatan tersebut tanpa berpikir panjang setelah ditawarkan oleh Jokowi.

“Walaupun saya pernah dikalahkan oleh Pak Jokowi, tetapi yang penting rakyat Indonesia menang saudara-saudara sekalian,” kata Prabowo, pada 30 Juli 2023.

HENDRIK KHOIRUL MUHID  | BUDIARTI UTAMI PUTRI | RACHEL FARAHDIBA R

Pilihan Editor: Kompetitor Jadi Kolaborator Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi Saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

8 jam lalu

Open Arms, kapal penyelamat milik LSM Spanyol, berangkat dengan bantuan kemanusiaan ke Gaza dari Larnaca, Siprus, pada 12 Maret 2024. REUTERS/Yiannis Kourtoglou
Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat


Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

8 jam lalu

Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan Sufmi Dasco Ahmad
Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

Sufmi Dasco membantah, ketidakhadiran Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara Halalbihalal yang digelar PKS merupakan sinyal penolakan


Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

9 jam lalu

Seorang tentara AS mengambil foto pengiriman tank Abrams M1A1 buatan AS pertama yang tiba di negara itu berdasarkan kesepakatan yang diselesaikan pada tahun 2022, di pelabuhan di Szczecin, Polandia, 28 Juni 2023. Cezary Aszkielowicz/ Agencja Wyborcza .pl melalui REUTERS
Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS


Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

10 jam lalu

Menkominfo Budi Arie Setiadi. - (PeyHS)
Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.


WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

10 jam lalu

Seorang pengunjuk rasa yang mengenakan topeng Presiden Rusia Vladimir Putin memegang uang kertas palsu saat ia berdiri di depan poster Alexei Navalny menjelang pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss, 15 Juni 2021. [REUTERS /Denis Balibouse]
WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.


Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

10 jam lalu

Adi Prayitno. ANTARA
Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

Pakar menduga, Prabowo belum menemukan titik temu untuk membuka komunikasi dengan PKS.


PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

11 jam lalu

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri), Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsy (kanan) dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu (tengah) saat bertemu di DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2024. Pertemuan petinggi PKB dan PKS dalam rank silahturahmi perubahan yang telah dijalin kedua partai dalam pemilu 2024. PKB, PKS dan Nasdem diketahui pernah berkoalisi untuk mengusung pasangan Anies-Imin di Pilpres 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

PKS berharap didatangi Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk diajak bergabung ke koalisi pemerintahan mendatang.


2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

11 jam lalu

Pelaksana Tugas (Plt) Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ditunjuk pada September 2022, Mardiono menempati posisi keempat sebagai ketua partai terkaya. Berdasarkan laporan LHKPN 31 Desember 2022, Mardiono memiliki total harta kekayaan sebanyak Rp1,2 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Mardiono mengungkap alasan partainya belum memutuskan sikap terhadapan pemerintahan Prabowo-Gibran.


Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

12 jam lalu

Kain tenun tembe mee Donggo  yang berusia puluhan tahun dan diwariskan turun-temurun (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.


Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

12 jam lalu

Seorang petugas polisi menggunakan anjing pelacak untuk memeriksa kapal kargo yang memuat bantuan kemanusiaan ke Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di pelabuhan Larnaca, Siprus, 16 Maret 2024. REUTERS
Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam