TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Ganjar Pranowo optimistis dia dan Mahfud Md akan unggul di Jawa Timur pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Ganjar mengakui kalau ada pasangan lain yang juga saling kejar-mengejar peluang perolehan suara di sana. “Kalau dari yang kami lakukan, kami menang di sini. Kalau harus kejar-kejaran memang ada kekuatan yang mengejar kami,” kata Ganjar usai menghadiri kampanye akbar di Banyuwangi, pada Kamis, 8 Februari 2024.
Meski demikian, Ganjar meyakini adanya dukungan yang kuat dari masyarakat terutama ketika ada suara dari sivitas akademika. Menurut Ganjar, gerakan perguruan tinggi juga akan menunjukkan siapa salah dan benar dalam kontestasi ini.
“Itulah edukasi yang ada, membuat kami yakin mana yang benar, mana yang salah, dan bagaimana demokrasi harus berjalan,” kata Ganjar.
Direktur Juru Kampanye Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Mohammad Choirul Anam tak menampik calon wakil presiden Mahfud Md. fokus menjaring suara di Jawa Timur. Menurut Anam, masyarakat di sana sekarang merindukan Mahfud sebagai calon wakil presiden yang sempat gagal pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024.
“Itu bisa dilihat dari frekuensi Prof Mahfud bolak-balik ke Jawa Timur. Basis Jawa Timur orang mengenal bukan hanya momen hari ini, tapi momen 2019 ketika beliau tidak jadi wapres,” kata Anam saat ditemui di Kawasan Menteng, pada Senin, 5 Januari 2024.
Menurut Anam, ketika Mahfud berkampanye di Jawa Timur, sinyal dukungan itu kuat karena psikologi politik masyarakat masih terngiang gagalnya menjadi wakil presiden pada 2019. Selain itu, identitas Mahfud sebagai orang Madura yang membuat karakter Jawa Timur-an.
“Kami menyapa masyarakat Jawa Timur sinyalnya langsung padat, connect-nya langsung banyak. Kita bilang Prof Mahfud ini orangnya tidak meninggalkan budaya Jawa Timur, yaitu berani, ceplas-ceplos, yang benar dibilang benar, yang salah dibilang salah, dan bertanggung jawab,” kata Anam.
Tak hanya itu, Anam juga mengatakan meski Mahfud gagal sebagai calon wakil presiden 2019, tapi ketika menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan membuat gairah masyarakat tumbuh dan mencerdaskan. Situasi ini yang membuat masyarakat di Jawa Timur rindu pejabat berprestasi dari daerah mereka.
“Ketika di suatu tempat beberapa daerah, kabupaten, atau kota yang banyak digarap oleh paslon tertentu dengan siraman bansos, ketika kami mendatangi kembali dengan mengatakan ini Prof Mahfud sinyalnya menguat kembali,” kata Anam.
Survei Poltracking: Prabowo-Gibran Unggul di Jawa Timur
Hasil sigi Poltracking Indonesia menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Jawa Timur mencapai angka 60,1 persen. Sedangkan, Ganjar Pranowo-Mahfud Md memperoleh 17,2 persen dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar hanya mendapat 14,9 persen.
“Tren pergerakan elektoral Prabowo Subianto di Jawa Timur konsisten mengalami kenaikan sejak Juni 2023. Kenaikan signifikan terjadi dari rentang September 2023 ke Januari 2024 (19,5 persen), dalam rentang tersebut Prabowo Subianto dipastikan berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka,” ujar Poltracking Indonesia seperti dikutip Antara pada Selasa, 6 Februari 2024.
Poltracking Indonesia menggelar survei di 11 Daerah Pemilihan (Dapil) DPR RI Jawa Timur terhadap 8.000 responden selama 25–31 Januari. Metode survei adalah stratified multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengambilan sampel pada setiap daerah pemilihan memperhatikan keterwakilan seluruh kecamatan yang ada di dapil tersebut dengan tetap mempertimbangkan proporsi daftar pemilih tetap (DPT) di setiap kabupaten/kota.
Survei bertajuk “Peta Suara Pilpres di Provinsi Penentu: Siapa Pemenang di Jawa Timur?” juga mencatat bahwa tren elektabilitas Anies-Muhaimin cenderung stabil, sementara Ganjar-Mahfud mengalami penurunan.
Kekuatan elektabilitas Prabowo-Gibran tersebar pada pemilih di wilayah Arek, Mataraman, Tapal Kuda, dan Pantura. Adapun pemilih di wilayah Madura kompetitif antara Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran.
ADIL AL HASAN, ANTARA
Pilihan Editor: TKN Prabowo-Gibran Bantah Arahkan Akademisi Nyatakan Sikap Tandingan Soal Demokrasi