TEMPO.CO, Banyuwangi - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berpidato di acara Hajatan Rakyat di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis kemarin, 8 Februari 2024.
Megawati terlihat membawa secarik kertas ketika berpidato. Megawati menyebut kertas itu berisi pasal-pasal dalam UU Pemilu yang menyebutkan presiden, menteri, dan pejabat lain tidak boleh menggunakan fasilitas negara saat Pemilu.
Berikut poin-poin pidato Mega saat turun berkampanye untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar-Mahfud itu:
Jaga TPS
Dalam pidatonya, Mega meminta para pendukung Ganjar-Mahfud untuk menjaga tempat pemungutan suara atau TPS dari kecurangan-kecurangan pada hari pencoblosan, 14 Februari 2024.
Ia pun meminta para pendukung Ganjar-Mahfud untuk tak mencoblos lalu pulang. Apabila ada dugaan kecurangan harus dilaporkan dan tidak perlu takut.
"Makanya dijaga, jangan hanya nyoblos terus pulang, terus perhitungannya dilihat benar atau tidak. Kalau namanya tidak benar, laporkan. Kan ada untuk pelaporan, kemana ayo? Apa namanya ayo? Laporkan kepada Bawaslu. Sehingga dengan demikian, kita itu dari 5 tahun, Pemilunya itu jadi baik, selalu menjadi baik," kata Mega.
Kebenaran pasti menang
Pada kesempatan itu, Mega mengucapkan terima kasih kepada para pendukung yang sudah datang ke acara Hajatan Rakyat meski dalam kondisi hujan.
"Ibu mau mengucapkan terima kasih karena ini meskipun hujan rintik-rintik kalian tetap berdiri dengan penuh semangat. Eh tapi ini hujan, hujan berkah, dari Gusti Allah," kata Megawati dari atas panggung.
Dia juga meyakini berkah hujan dari Tuhan ini akan terus menyertai pasangan Ganjar-Mahfud. Di mana, sambung dia, kebenaran pasti akan menang.
"Gusti Allah di sana yang memberikan berkah kepada kita bahwa kebenaran itu pasti menang. Satyam Eva Jayate," ucapnya.
Menang satu putaran
Megawati pun bertanya apakah para pendukung ingin agar Ganjar-Mahfud menang dalam satu putaran Pilpres 2024.
"Jadi kalau kamu dengan tekun akan menusuk nomor 3, maka ibu yakin mau tidak hanya satu putaran?" tanya Megawati kepada puluhan ribu massa.
"Mau," jawab massa yang hadir.
"Mau tidak hanya satu putaran?" seru Megawati kembali bertanya.
"Mau," teriak massa semakin kencang.
Selanjutnya: Pemimpin harus punya Etika