TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menyangkal pandangan soal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi 'kuda putih' bagi Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Julukan kuda putih itu ramai di media sosial X karena anggapan Jokowi sengaja menempatkan Ahok untuk mencegah paslon Ganjar-Mahfud bergabung dengan Anies-Muhaimin.
Hasto justru berpandangan bahwa dukungan Ahok justru memberi efek kejut bagi Presiden Jokowi.
"Nggak ada kuda putih. Tapi itu mengejutkan, kemungkinan besar mengejutkan Pak Jokowi," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin, 5 Januari 2024, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Pasalnya, kata dia, Ahok merupakan salah satu orang yang yang terlibat dengan keberhasilan Jokowi ketika sama-sama memimpin DKI Jakarta. Hasto menilai dukungan yang diberikan Ahok kepada Ganjar-Mahfud sepenuhnya merupakan gerakan moral dan etika.
"Itu kalkulasinya bukan untung rugi. Pak Ahok rugi karena Pertamina keuntungannya besar. Ini panggilan bangsa," ujarnya.
Hasto berharap, dukungan yang diberikan Ahok kepada Ganjar-Mahfud bisa diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia, tak terkecuali Jokowi yang merupakan orang dekat Ahok.
"Moga-moga Pak Jokowi ikut (dukung Ganjar-Mahfud)," ujar Hasto.
Pilihan Editor: Kritik Presiden Jokowi, Puluhan Guru Besar UMS Serukan Maklumat Kebangsaan dengan 8 Tuntutan