TEMPO.CO, Jakarta - Eks politikus PDIP Maruarar Sirait mengungkapkan alasannya mendukung pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Pria bersapaan akrab Ara itu mengaku menginginkan presiden yang mampu mendorong kepentingannya sebagai pengusaha.
"Sebagai pengusaha, saya berkepentingan punya presiden yang bisa mendorong kepentingan-kepentingan saya tadi sebagai pengusaha," ujar Ara dalam acara Trimegah Political and Economic Outlook 2024 di The Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta Selatan, Rabu, 31 Januari 2024.
Ara menuturkan kepentingan-kepentingan itu antara lain keuntungan, tidak mau punya masalah hukum, dan dibebani dengan pajak yang adil. "Jadi yang ada di sini pikirannya nomor satu bagaimana mau cuan. Yang kedua, semua pasti enggak mau punya masalah hukum. Yang ketiga, pasti ingin pajaknya itu yang fair," kata dia.
Setiap kali selesai menyebutkan poin-poin itu, Ara meminta persetujuan para hadirin yang sebagian besar merupakan pengusaha itu. Mereka pun mengangkat tangan dan menjawab "setuju". "Saya ingin yang jadi (presiden) itu yang tadi saudara-saudara setuju dengan apa yang saya sampaikan," ujar dia.
Perihal pajak, dia mengatakan para pengusaha tidak menginginkan pajak yang terlampau besar. Dia berujar para pengusaha ingin agar tax rate bisa berkurang. "Jangan juga hanya berburu di kebun binatang, tapi tax rate-bya dikurangi. Setuju enggak? Kalau setuju tepuk tangan lebih keras," kata dia.
Dia pun mengatakan pernyataannya itu dia ucapkan sebagai investor di pasar modal, bukan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran. Dia mau bicara apa adanya karena pemegang saham pengendali Trimegah Sekuritas Garibaldi atau Boy Thohir mengizinkannya bicara apa saja selama tiga menit.
Sejumlah tokoh tampak hadir dalam acara bertajuk The Urgency to Ignite Growth itu. Mereka antara lain Prabowo Subianto, Maruarar Sirait, Rosan Roeslani, Bahlil Lahadalia, Erick Thohir, dan Boy Thohir. Acara itu juga dihadiri oleh Direktur Utama PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk Philmon Samuel Tanuri.
Pilihan Editor: Istana: Aksi Teriakan Ganjar-Mahfud Saat Kunjungan Jokowi ke Daerah Disengaja
