Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengulik Politik Meja Makan ala Jokowi, Diplomasi Kuliner Tak Sekadar Mengisi Perut

image-gnews
Prabowo dan Jokowi di restoran Seribu Rasa. Instagram/Prabowo
Prabowo dan Jokowi di restoran Seribu Rasa. Instagram/Prabowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tercatat beberapa kali melakukan “politik meja makan” jelang Pilpres 2024. Selama berkiprah di dunia politik, pria asal Surakarta, Jawa Tengah ini memang acap menggunakan acara makan-makan sebagai alat diplomasi. Baik saat menjadi Wali Kota Solo, kemudian Gubernur DKI Jakarta, hingga menjabat Presiden dua periode.

Lantas seperti apakah sebenarnya politik meja makan yang acap dipertunjukkan Presiden Jokowi ini?

Sebelumnya, demi meredam isu dirinya yang disebut tak netral dalam Pilpres 2024, Jokowi mengundang makan siang ketiga bakal capres pada penghujung Oktober 2023. Kemudian pada pekan pertama Januari 2024 lalu, Jokowi terpantau makan malam bersama Prabowo Subianto. Teranyar, Jokowi dan capres nomor urut 02 itu juga bersama dalam sajian makan siang di Magelang.

Mengenal politik meja makan ala Jokowi

Disadur dari studi Komunikasi Politik Jokowi Melalui Diplomasi di Meja Makan (2020) di jurnal Kinesik oleh Rusmawaty Bte. Rusdin, politik meja makan ala Jokowi merupakan bagian dari diplomasi kuliner. Ini adalah diplomasi publik yang tergolong ke dalam soft diplomacy.

Istilah diplomasi kuliner ini pertama kali diungkapkan oleh Paul S Rockower, seorang gastronom lulusan University of Southern California.

Culinary diplomacy is the best way to win hearts and mind is through the stomach (diplomasi kuliner adalah cara terbaik untuk memenangkan hati dan pikiran adalah melalui perut),” kata Rockower.

Menurut Sam Chapple-Sokol, mantan chef pastry di Gedung Putih, Amerika Serikat, dalam Culinary Diplomacy: Breaking Bread to Win Hearts and Minds (2013) di The Hague Journal of Diplomacy, ada tiga jenis diplomasi kuliner, di antaranya:

1. Track I Culinary Diplomacy, yaitu jamuan makan antar pemerintah seperti presiden dan para menteri, atau presiden dan ketua DPR atau ketua partai serta makan malam dengan pemerintah negara lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Gastrodiplomacy, yakni melibatkan kerja pemerintah untuk publik luar negeri. Tujuannya antara lain membangun soft power sebuah negara, mempromosikan perdagangan dan pariwisata, juga mendorong pertukaran budaya.

3. Citizen Culinary Diplomacy, yaitu jamuan makan-makan yang diadakan antara pemerintah dan warga negara. Tujuannya ada banyak. Mulai memecahkan persoalan di tingkat desa hingga nasional, juga mendengarkan ide dan aspirasi warga negara.

Rusmawaty dalam studinya menjelaskan, menurut ilmu Folklor dalam Antropologi, makanan tidak hanya sekadar untuk dicicipi atau sebagai pengisi perut. Ada empat fungsi makanan menurut ilmu Folklor. Pertama, makanan sebagai simbol bahasa. Kedua, makanan sebagai pengikat hubungan kekerabatan. Ketiga, makanan sebagai penanda solidaritas. Keempat, makanan sebagai pengobat stres.

Tampaknya Jokowi tahu betul, makanan tak hanya digunakan untuk mengisi perut semata. Sebagai media yang universal, makanan bisa menjadi sarana dalam pergaulan guna mengenal seseorang dengan lebih baik. Sebab makanan dapat mendekatkan siapa saja, dari kalangan politik, bisnis, hingga masyarakat. Makanan juga menjadi sarana memperkuat hubungan dan mencairkan suasana.

Membahas terkait diplomasi meja makan yang dilakukan oleh Jokowi, menurut Rusmawaty, sebenarnya bukanlah hal baru. Bangsa Indonesia sudah mengenal budaya makan bersama sejak dulu dalam rangka mempererat rasa persatuan dan jalinan kebersamaan dari keluarga, maupun kelompok masyarakat.

Menurut Gilles Bragard seorang desainer makanan dan Pendiri The Club Des Chefs des Chefs, meja makan memang mampu menyatukan orang-orang jika politik terpecah.

Cara ini yang dilakukan beberapa kali oleh Jokowi. Melalui diplomasi di meja makan, ia berhasil menyelesaikan sejumlah persoalan. Antara lain dalam menyelesaikan persoalan pedagang kaki lima di Solo, pemukiman kumuh di sekitar waduk Pluit Jakarta, penataan pedagang pasar Tanah Abang Jakarta. Bahkan Jokowi juga pernah menjadi penengah antara sopir Gojek dan ojek di meja makan istana pada 2015.

Pilihan Editor: Politik Meja Makan ala Jokowi: Undang Makan 3 Capres hingga Berkali Makan Berdua Prabowo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

30 menit lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.


Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

36 menit lalu

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Rosan Roeslani (tengah), Wakil Komandan Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Habiburokhman (kedua kiri) bersama jajaran TKN memberikan keterangan pers membantah tudingan soal Prabowo hanya menjabat 2 tahun sebagai Presiden di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Minggu, 11 Februari 2024.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.


Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Apa Kata Para Pengamat?

40 menit lalu

Presiden Joko Widodo bersama Presiden Terpilih Prabowo Subianto (kanan) menerima kunjungan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Singapura Terpilih Lawrence Wong (kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 29 April 2024. Lee berkunjung dalam rangka pertemuan Singapore-Indonesia Leader's Retreat yang kali ini dijamu oleh Jokowi. TEMPO/Subekti.
Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Apa Kata Para Pengamat?

Beberapa pengamat memandang pembentukan Presidential Club yang direncanakan oleh Prabowo sebagai hal positif. Namun ada hal yang juga perlu diperhatikan.


Gibran Tanggapi Soal Orang Toxic: Spesifiknya Tanyakan Pak Luhut Saja

1 jam lalu

Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka memberikan tanggapan soal peluang PKS bergabung dengan koalisi pemerintahan kelak di bawah pimpinan Prabowo Subianto, di Kantor DPRD Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, 30 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Tanggapi Soal Orang Toxic: Spesifiknya Tanyakan Pak Luhut Saja

Ditanya terkait ciri-ciri orang toxic tidak sepaham visi misi Prabowo-Gibran, Gibran mengaku tidak tahu orang yang dimaksud Luhut tersebut.


Luhut Pesan ke Prabowo agar Tak Bawa Orang Toxic, Bagaimana Cara Menghadapi Orang Toxic?

1 jam lalu

Tangakapan layar dari video pendek yang diunggah Menko Marves Luhut Pandjaitan usai dijenguk Menhan Prabowo Subianto di Singapura beberapa waktu lalu (Sumber: Instagram)
Luhut Pesan ke Prabowo agar Tak Bawa Orang Toxic, Bagaimana Cara Menghadapi Orang Toxic?

Orang toxic merupakan individu yang secara terus-menerus memberikan dampak negatif terhadap kehidupan dan emosional orang lain.


Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

1 jam lalu

Wakil presiden terpilih GIbran Rakabuming Raka saat wawancara dengan wartawan seusai menghadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi dan Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Solo di Kantor KPU Solo, Jawa Tengah, Kamis, 2 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

Rencana Prabowo membentuk presidential club didukung oleh Gibran. Ia mengatakan pembentukan klub itu untuk menyatukan para pemimpin negeri ini.


Luhut Ingatkan Prabowo Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan, Apa Ciri-ciri Orang Toxic?

1 jam lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tampak tersenyum di samping Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menyaksikan sang menantu, Jenderal Maruli Simanjuntak dilantik sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2023. TEMPO/Subekti.
Luhut Ingatkan Prabowo Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan, Apa Ciri-ciri Orang Toxic?

Orang toxic mengarah kepada karakter orang yang suka menghasilkan dampak negatif.


Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

2 jam lalu

Presiden Joko Widodo meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan


Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

3 jam lalu

Presiden Joko Widodo meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.


Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

3 jam lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar koalisi masyarakat sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. Pembahasan berfokus pada dampak buruk hilirisasi nikel yang merusak lingkungan dalam industri kendaraan listrik. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.