TEMPO.CO, Jakarta -Pengacara senior Todung Mulya Lubis kini menjadi Deputi Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Selain itu, ia juga merangkap sebagai Kuasa Hukum TPN Ganjar-Mahfud.
Saat Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas sebut bansos dari Jokowi, Todung Mulya Lubis termasuk yang bersuara keras. Ia merespons pernyataan Zulhas yang menyebut program bansos merupakan pemberian Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Todung mendengar pidato Zulhas meminta masyarakat untuk memilih putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
"Apa yang dilakukan Zulkifli Hasan adalah politisasi bansos untuk kepentingan paslon tertentu. Dan, ini bukan saja salah. Jelas apa yang dilakukan oleh Zulkifli Hasan itu bisa disebut politically incorrect, politically wrong and politically unethical," kata Todung.
Ia pun mengkritik keras tindakan penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud MD di Boyolali. Todung Mulya Lubis mendesak Panglima TNI untuk segera mengambil tindakan.
"Kalau itu benar, kami ingin minta kepada Panglima TNI (Jenderal TNI Agus Subiyanto) untuk mengambil tindakan yang tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini," katanya.
Berikut profil Todung Mulya Lubis
Todung Mulya Lubis lahir di Muara Botung, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ia lahir pada 4 Juli 1949 atau sekitar empat tahun setelah kemerdekaan Indonesia. Dilansir dari tokoh.id, namanya memiliki nama khusus. Todung memiliki arti payung yang berarti melindungi dan Mulya berarti mulia.
Todung adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Pada 1969, Todung merantau ke Jakarta dan masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan lulus pada 1974. Ketika kuliah, Todung muda memilih kerja paruh waktu di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) tanpa dibayar atau pro bono.
Dilansir dari lsmlaw.co.id, Todung kemudian mengikuti kursus hukum di Institute of American and International Law di Dallas pada tahun 1977. Todung Mulya Lubis mendapatkan gelar master (LL.M) dari University of California di Berkeley pada tahun 1978 dan dari Harvard University pada tahun 1987. Ia juga memegang gelar Doctor of Juridical Science (SJD) dari University of California di Berkeley pada tahun 1990.
Di sela-sela kesibukan pendidikan dan kariernya, Todung menikah dengan Damiyati Soendoro pada 1983 dan dikaruniai beberapa anak. Dilansir dari oceanjusticeinitiative.org, pada 1991 Todung mendirikan the Law Office of Mulya Lubis and Partners yang sekarang lebih dikenal dengan nama Lubis Santosa and Maulana Law Offices.
Dikutip dari lsmlaw.co.id, Todung aktif terlibat dalam semua praktik korporat dan komersial, serta pekerjaan penyelesaian sengketa di firma tersebut. Ia memimpin kelompok praktik korporat dan komersial dalam transaksi besar.
Selain itu, ia secara intensif terlibat dan memimpin kelompok praktik penyelesaian sengketa di firma tersebut dalam litigasi berprofil tinggi. Todung telah dikenal dalam Chambers Global sebagai "advokat yang paling efektif di Indonesia" dan "seorang penggerak kebijakan yang tak ternilai dengan profil luar biasa dan pengaruh besar".
Selain itu, Todung juga terdaftar dalam The International Who's Who of Business Lawyers sebagai pengacara terkemuka dalam penyelesaian sengketa di Indonesia. Edisi Asia Pacific Legal 500 - 2006/2007 juga menobatkan Todung Mulya Lubis sebagai individu terkemuka dalam praktik penyelesaian sengketa di Indonesia.
Todung adalah anggota Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), dan International Bar Association (IBA). Ia juga merupakan Penerima dan Administrator berlisensi serta Konsultan Paten Terdaftar (Registered Patent Consultant). Ia juga menjadi arbitrator panel Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan International Chambers of Commerce (ICC) Paris.
Selain kerja-kerja profesional di bidang praktik hukum, Todung adalah dosen di beberapa universitas di Indonesia. Ia mengajar mata pelajaran hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Yogyakarta, dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan. Ia juga aktif sebagai pembicara dalam berbagai lokakarya, seminar, atau konferensi di dalam dan luar negeri di bidang hukum dan hak asasi manusia.
Pada 2018, Todung Mulya Lubis ditunjuk Jokowi sebagai Duta Besar atau Dubes Indonesia untuk Norwegia dan Islandia. Kini, Todung tergabung dalam TPN Ganjar-Mahfud sebagai deputi.
Pilihan Editor: Dinilai Lamban Tanggapi Laporan Pelanggaran Pemilu, Tim Hukum TPN Ganjar-Mahfud Datangi Bawaslu