TEMPO.CO, Jakarta - Aksi Kamisan pada 18 Januari 2024 telah berlangsung selama 17 tahun. Aksi ini diselenggarakan secara rutin tiap Kamis yang telah berlangsung sejak 18 Januari 2007. Tuntutan dari kegiatan ini adalah penuntasan kasus pelanggaran HAM oleh negara, seperti Tragedi Semanggi, Trisakti, Tragedi 13-15 Mei 1998, Peristiwa Tanjung Priok, Peristiwa Talangsari 1989, dan lain-lain.
Salah satu aktivis yang jarang absen pada Aksi Kamisan adalah Suciwati. Dikutip dari buku Mencintai Munir (2022), Suciwati adalah seorang aktivis HAM yang juga merupakan istri dari Munir Said Thalib. Munir sendiri meninggal karena diracun selama perjalanannya ke Amsterdam pada 7 September 2004.
Sampai saat ini, Suciwati dan aktivis lainnya turut memperjuangkan keadilan bagi kasus pelanggaran HAM yang dialami Munir dan korban lainnya.
Suciwati merupakan lulusan Sastra Indonesia IKIP Negeri Malang. Setelah lulus kuliah ia mengajar di sebuah SMA di Malang. Kemudian, setelah sering mendengar kasus pelecehan di tempat kerja yang dialami oleh teman-temannya, Pada 1990, Suci memutuskan keluar dari profesinya sebagai guru, lalu terjun menjadi buruh.
Dalam perjuangan advokasinya dengan buruh yang lain, Suci bertemu dengan Munir dan kemudian menikah pada 1996. Sepanjang perjalanannya bersama Munir, dirinya kerap kali menerima ancaman sebab keduanya sama-sama memperjuangkan hak orang yang tertindas. Teror psikis maupun fisik pernah mereka alami. Ia dan Munir setidaknya dua kali mendapatkan teror kiriman bom, surat-surat, dan bahkan sampai pembunuhan suaminya, Munir pada 7 September 2004.
Suci sendiri telah menerima beberapa penghargaan atas perjuangannya dalam advokasi HAM, seperti People of The Year dari RCTI pada 2009, Asia’s Heroes Time Magazine dari Time, Human Rights Award dari Human Rights First pada 2006.
Pada aksi 17 Tahun Aksi Kamisan lalu, Suciwati turut mengkritik orang-orang yang menyebut kasus pelanggaran HAM hanya disinggung lima tahunan.
“Hari ini kita bisa melihat, penjahatnya maju sebagai calon presiden. Apakah itu lima tahunan? Iya kalau orangnya itu-itu aja. Jadi, jangan memutarbalikkan fakta bahwa kita memunculkan hanya lima tahun sekali. Hey, kamisan di sini, setiap Kamis kami di sini,” ujar Suciwati dalam video singkat yang diupload oleh akun Instagram kontras_update.
Pilihan Editor: Profil Sumarsih Pencari Keadilan untuk Anaknya di Setiap Aksi Kamisan hingga 17 Tahun Ini