TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, kekuasaan itu enak. Tapi menurutnya, jangan malah lupa daratan. Pemegang kekuasaan harus berhenti ketika sudah waktunya atau habis masa jabatannya.
Pernyataan ini disampaikan Megawati dalam acara perayaan Natal PDIP dan Relawan Damai Sejahtera for Ganjar-Mahfud (Reds) di Jakarta International Expo, Kamis, 18 Januari 2024.
"Kekuasaan itu enak. Tapi kalau saya, kalau sudah harus berhenti, ya berhenti. Jangan malah lupa daratan. Itu cobaan, jangan lupa. Manusia selalu dicoba," kata Megawati.
Megawati pun menyinggung pepatah Bahasa Sansekerta "Satyam Eva Jayate”, yang dimaknainya bahwa tidak perlu takut dan menjadi lemah karena kebenaran yang pasti menang.
“Itu bukan kata-kata saya. Itu adalah ketika abad ke-13, Raden Wijaya sepertinya dibuat sengsara dan ada Mpu yang mengatakan jangan takut dan jangan lemah, beranilah, jujurlah, kemenangan selalu ada, kebenaran selalu ada, dan pasti menang,” ujarnya.
Ia menilai prinsip ini sangat penting untuk dijadikan pegangan. Seperti diajarkan semua agama apa pun, manusia pasti selalu akan diberi cobaan. Namun, jalan kebenaran harus selalu menjadi pegangan, jangan takut membela kebenaran.
“Sebagai manusia selalu kita diberi cobaan. Itu semua agama mengajarkan begitu. Kita akan selalu dicoba untuk apakah menjadi orang baik, atau orang tidak baik,” tambah Megawati.
Pengalaman jadi juri ZAHF
Di awal pidatonya, Megawati menceritakan pengalamannya menjadi juri Zayed Award for Human Fraternity (ZAHF 2024) akhir tahun lalu dan kesannya berdialog dengan Paus Fransiskus. Ia mengaku sebelumnya tak membayangkan akan bisa bertemu pemimpin tertinggi Katolik tersebut.
“Padahal semua tahu saya beragama Islam. Perempuan lagi. Itu peristiwa luar biasa. Tapi itu terjadi karena saya terpilih menjadi salah satu juri yang dipilih Paus dan Imam Besar Mesjid Al Azhar,” kata Megawati.
Ternyata, menurut Megawati, Imam Besar Mesjid Al Azhar dan Paus Fransiskus menyimak laporan tentang Megawati yang selalu menyatakan kebenaran bagi kepentingan umat manusia.
Megawati ajak rakyat perjuangkan yang benar
Mengakhiri pidatonya, Megawati pun mengajak seluruh rakyat untuk berani memperjuangkan yang benar dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 karena rakyat yang akan merasakan hasil pemilu. Rakyat harus berani memperjuangkan yang benar.
“Saya pikir, untuk memberi sebuah jalan penerangan kepada seluruh rakyat Indonesia, pemilu ini sebenarnya untuk Anda, bukan siapa-siapa, bahwa hak Andalah menentukan siapa yang jadi pemimpin akan datang," kata Megawati.
“Hak rakyat untuk menang, jangan takut kepada intimidasi, jangan takut kepada kekuasaan, karena kekuasaan tidak langgeng, yang langgeng adalah Allah SWT. Ingat!” katanya.
DPP PDIP menggelar perayaan Natal dengan tema Kasih Damai Perjuangan yang dihadiri Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR RI Puan Maharani, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto serta jajaran pengurus pusat PDIP dan ribuan peserta di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Januari 2024.
Ketua DPP PDIP yang juga Ketua Umum Forum Komunikasi PKB Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (FK PKB PGI) Olly Dondokambey mengatakan perayaan Natal PDIP setiap tahun dilaksanakan.
Dikatakan pula bahwa acara ini dikoordinasi bersama sukarelawan Reds dan sukarelawan Fathers karena PDIP menyatu dengan seluruh elemen masyarakat.
"Tema kali ini kami pilih Kasih Damai Perjuangan. Sengaja kami pilih tema ini karena saat ini masuk pada tahun pesta demokrasi," ujarnya.
Walaupun terjadi perbedaan, kata dia, kasih harus saling menjaga sehingga damai di bumi, damai di NKRI dengan segala perbedaan, segala kondisi yang sedang berlangsung bisa berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, Olly mengatakan bahwa partainya berharap tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dalam kontestasi pemilu pada 14 Februari 2024.
Ia melanjutkan bahwa perayaan Natal ini momentum berkumpul bersama-sama memberitakan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan sebagai umat manusia.
Pilihan Editor: Kisah Megawati Jadi Juri Zayed Award dan Bisa Bertemu Paus Fransiskus