TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi orkestrator penelitian yang dilakukan perguruan tinggi. Menurut Jokowi, hal tersebut untuk merancang penelitian sesuai kebutuhan riset yang dimiliki Indonesia.
Jokowi menyampaikan hal itu saat hadir dalam Forum Rektor Indonesia di Surabaya pada Senin, 15 Januari 2024. Awalnya, dia menyatakan perguruan tinggi memiliki tugas mulia untuk mengeluarkan hasil penelitian.
“Perguruan tinggi juga punya tugas mulia, yaitu menjadi lembaga riset karena memiliki dosen yang sangat banyak, baik S1, S2, S3,” kata Jokowi dalam acara tersebut seperti disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, 15 Januari 2024.
Jokowi berujar perguruan tinggi punya tenaga peneliti serta puluhan ribu mahasiswa yang bisa dikerahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Tanah Air. Selain itu, dia juga menyatakan mereka memiliki tugas untuk berinovasi agar dapat memecahkan masalah-masalah bangsa.
Maka dari itu, Jokowi menyatakan perlu adanya orkestrasi penelitian dan riset yang dilakukan oleh BRIN bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). “Oleh karena itu, saya akan memerintahkan kepada BRIN untuk menjadi orkestrator penelitian bersama Bappenas untuk merancang kebutuhan riset kita, untuk menjawab tantangan yang akan kita hadapi itu apa dan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di depan kita,” ujar dia.
Namun, Jokowi menyatakan kunci penelitian akan tetap berada di tangan perguruan tinggi. Dia mengatakan bawha orkestrator penelitian nantinya boleh berasal dari BRIN, tetapi perguruan tinggi tetap berperan penting untuk memperkuat research and development (R&D).
“Dan yang paling penting, kuncinya ada di perguruan tinggi. Bukan di BRIN, tapi di perguruan tinggi, risetnya. Itu yang harus mulai kita geser,” kata mantan gubernur DKI Jakarta ini.
Jokowi pun meminta agar anggaran riset dan pengembangan untuk perguruan tinggi diperbesar. Dia pun meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim untuk segera menambah anggaran riset dan pendidikan tinggi. “Artinya lagi, Pak Nadiem, anggarannya diperbesar. Enggak apa-apa, dimulai tahun ini,” ujar Jokowi.
Jokowi menyampaikan bahwa pembiayaan pendidikan dan riset tetap harus diupayakan seoptimal mungkin. Dia berujar pembiayaan itu bukan hanya dari APBN dan APBD, tetapi juga pemanfaatan dana abadi di bidang pendidikan. Selain itu, dia juga ingin agar dana bisa didapat dengan menghubungkan perguruan tinggi dengan industri lewat matching fund.
Pilihan Editor: Bawaslu dan Kejaksaan Tinggi Sumut Telusuri Video Dugaan Pejabat Batubara Dukung Prabowo-Gibran