TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto merespons pertanyaan awak media soal absennya Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam HUT ke-51 PDIP, baik tidak memberikan sambutan atau mengirimkan karangan bunga.
Hasto mengatakan dirinya mempersilakan masyarakat menilai atas ketidakhadiran Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam HUT PDIP ke-51. Menurut Hasto, partainya sudah mengajarkan loyalitas dan kesetiaan tinggi.
“Yang mencatat dan melihat rakyat. PDI Perjuangan ini kan partai dengan loyalitas tinggi dengan kesetiaan tinggi,” kata Hasto saat ditemui usai acara HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, pada Rabu, 10 Januari 2024.
Hasto mengatakan selama ini partainya selalu menyiapkan pemimpin yang tulus. Ketika ada yang meninggalkan, kata Hasto, itu bagian dari tanggung jawab. “Nanti rakyat yang akan menilai,” kata Hasto.
Sejumlah karangan bunga ucapan Hari Ulang Tahun ke-51 PDIP berjejer di depan Gedung Sekolah Partai di pinggir Jalan Raya Lenteng Agung Raya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 Januari 2024. Ada sekitar 34 karangan bunga dengan mayoritas berasal dari kader PDIP, sebagian lain berasal dari ketua umum partai koalisi pengusung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. Namun, tak ada karangan bunga dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Jokowi yang tercatat masih kader PDIP juga di saat yang bersamaan tidak hadir di acara tersebut. Dia sedang melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara ASEAN.
Sekitar pukul 12.30, rangkaian acara HUT PDIP rampung digelar. Acara yang digelar di Sekolah Partai, Lenteng Agung, pada 10 Januari 2024, dipungkasi dengan potong tumpeng. Ada yang beda dari tumpeng dengan nasi kuning pada umumnya, tumpeng di HUT PDIP ini menggunakan nasi putih biasa.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengawali potong nasi berbentuk kerucut itu. Dengan memegang piring putih di tangan kiri, Megawati mengambil kudapan di sekitar tumpeng itu.
Sepiring nasi itu kemudian diserahkan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang mendampingi di panggung. Setelah itu, Megawati memberikan nasi di bundaran tertutup plastik kepada tamu dan elite partai koalisi yang mendampinginya.
Megawati dalam bagian pidatonya menyinggung soal hukum dan kekuasaan yang berjalan saat ini. Ia mengingatkan tidak ada yang melebihi kedaulatan rakyat. Megawati awalnya mengungkit kemerdekaan Indonesia diperjuangkan dengan susah payah melawan penjajah tiga setengah abad.
“Akar rumput, rakyat memiliki hak yang sama di mata hukum. Sekarang hukum itu dipermainkan, bahwa kekuasaan dapat dijalankan semau maunya, no, no and no,” kata Megawati dengan nada yang tinggi.
ADIL | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Megawati Sebut PDIP Solid Bukan karena Presiden atau Elite