TEMPO.CO, Jakarta - Kapten Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau Timnas Amin, Marsekal Madya (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus, mengomentari soal pembelian alat utama sistem persenjataan atau alutsista bekas yang sempat dibahas dalam debat calon presiden (capres). Syaugi menyatakan sepakat dengan pernyataan Anies soal pembelian alutsista harus baru, tidak bekas.
"Kalau pembelian alutsista itu sebaiknya baru. Enggak perlu bekas," kata Syaugi kepada Tempo, usai debat capres Ahad malam kemarin, 7 Januari 2024.
Syaugi menyatakan pemerintah memiliki kapasitas untuk membeli alutsista baru. "Kenapa perlu bekas?" ujar Syaugi.
Kelebihan membeli alutsista baru
Mantan Kepala Basarnas itu pun menyatakan pemerintah mampu membeli jet tempur baru seperti F-16 dari Amerika Serikat atau Sukhoi dari Rusia. Dia menjelaskan kelebihan membeli alutsista baru. Dia menyatakan Kementerian Pertahanan tak perlu mengeluarkan biaya yang tinggi untuk perawatan. Selain itu, dia juga menyatakan Kementerian Pertahanan tak perlu pusing mencari suku cadang dari pesawat baru.
"Apa itu? Pesawat F-16 (Fighting Falcon) atau Sukhoi. Sehingga tools-nya tidak sulit kalau mereka baru. Tapi (kalau) bekas, spare part (suku cadang)-nya (yang dibutuhkan) lebih banyak. Biaya lebih tinggi. Kenapa harus begitu?" tutur dia.
Dalam debat capres, Anies Baswedan sempat menyentil capres kompetitornya sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto soal pembelian alutsista bekas. Dia mengaku ironi karena Kementerian Pertahanan yang memiliki anggaran senilai Rp 700 triliun dalam empat tahun terakhir hanya mampu membeli alutsista bekas.
Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan berencana memboyong 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar senilai 733 juta euro atau sekitar Rp 1,2 triliun. Rencana itu menimbulkan perdebatan karena pesawat tersebut dianggap telah usang dan pernah ditolak oleh Menteri Pertahanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Juwono Sudarsono.
Padahal saat itu Pemerintah Qatar bersedia memberikan jet tempur buatan Prancis tersebut secara gratis. Saat itu, Juwono menyatakan menolak hibah dari Qatar itu karena biaya perawatan Mirage 2000-5 yang mahal.
Menanggapi itu, pernyataan Anies Basweda itu, Prabowo Subianto pun langsung mengundangnya berdiskusi soal peralatan alutsista bekas. Dia juga menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak paham tentang pertahanan.
"Tadi Pak Anies ngomong soal barang bekas, Pak Anies tidak mengerti tentang pertahanan," tutur Prabowo.