TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP NasDem Bidang Pemenangan Pemilu Sugeng Suparwoto mengatakan Anies Baswedan merayakan Tahun Baru 2024 di Yogyakarta. Pilihan Anies merayakan tahun baru di Yogyakarta, ujar Sugeng, sebagai bentuk menyatakan diri bahwa capres nomor urut satu itu lahir dan besar di kota gudeg tersebut.
"Ya, siapa pun, namanya hidup itu kan akar historis harus ada. Itu bagian dari jejak historis bahwa dia lahir dan besar di Jogja. Artinya secara kultural dia sangat Jogja," kata Sugeng, menceritakan capres nomor urut 1 yang mengikuti kegiatan pergantian tahun di Yogyakarta, pada Senin, 1 Januari 2024.
Artinya, Sugeng menjelaskan, secara kultural Anies menunjukkan seorang yang memiliki kepribadian yang sangat terkait erat dengan kultur Jawa. "Dia sangat fasih tentang wayang. Sangat bisa bicara tentang kultur Jawa, adab Jawa, bahasa dan simbolis Jawa dia sangat hafal," ujar dia. "Bahkan dia (Anies) lebih halu dibandingkan dengan orang Jawa."
Dengan saat itu, di tengah perayaan pergantian tahun, Sugeng menerangkan, dengan dimensi yang lain di mana dalam pesta tahun baru ada glamoritas, pesta pora. Tapi Anies memilih kembali ke Yogyakarta. "Dia berkontemplasi di Jogja. Kan bagus kalau begitu," ujar dia.
Sugeng menyatakan, Anies saat ini tengah berada di Yogkarta dan akan ke Solo, Jawa Tengah. Perjalanan Anies itu sekaligus berkampanye di kota-kota yang dia kunjungi. Menurut dia, kampanye sekarang bisa dilakukan dengan berbagai metode dan bisa memanfaatkan berbagai plaform media. "Sehingga Mas Anies itu pada dasarnya lebih pada belanja masalah," ujar dia.
Dalam mencari dukungan masyarakat di daerah pantura Jawa Tengah, beberapa hari lalu, ia sempat mendampingi Anies. Perjalanan blusukan itu meliputi Brebes, Pekalongan, Semarang, selanjutnya ke Rembang. "Itu lebih kepada dialog dengan milenial di Semarang dan mahasiswa yang tersebar di Jawa Tengah dan Jogja," kata dia.
Dialog itu bukan hanya berlangsung dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjadjaran. Namun dialog tentang program yang diusung pasangan Anies dan Muhaimin Iskandar itu juga dilaksanakan dengan mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Nahdlatul Ulama, hingga mahasiswa di Universitas Muhammadiyah.
Menurut anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 2019-2024 ini, dalam berdiskusi dengan mahasiswa, milenial tidak dilihat sekadar dalam konteks demografi dengan jumlahnya sekian persen. Dia mengatakan pasangan AMIN tidak melihat milenial atau generasi Z sebagai komoditi. Namun masalah yang dihadapi oleh generasi muda saat ini.
Problem yang tampak dihadapi oleh masyarakat, yang muncul di tengah diskusi dengan generasi muda itu, yakni kepastian lapangan kerja, kehidupan yang tidak semakin mudah, serta harga barang semakin mahal. Terakhir soal moral etik. Dalam suatu diskusi, kata dia, hal itu paling disoroti oleh Anies.
"Moral etik itu termasuk moral politik, termasuk moral ekonomi," ucap Sugeng. "Bagaimana ekonomi tidak merusak lingkungan."
Pilihan Editor: TKN Klaim Prabowo Sosok Pemimpin yang Penuhi Kriteria dalam Hukum Islam