TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini 17 tahun lalu atau 1 Januari 2007, pesawat Adam Air Penerbangan 574 jatuh di Selat Makassar. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 102 orang tewas. Hingga saat ini korban dan bangkai pesawat tidak ditemukan.
Kilas balik peristiwa pesawat jatuh Adam Air Penerbangan 574 di Selat Makassar
Pesawat Adam Air Penerbangan 574 merupakan sebuah penerbangan domestik jurusan Jakarta-Surabaya-Manado. Setelah transit di Bandara Juanda (SUB), Surabaya, pesawat lepas landas pukul 12.55 WIB menuju Bandara Sam Ratulangi (MDC), Manado. Pesawat tersebut direncanakan tiba pukul 16.14 WITA.
Namun pesawat tersebut dilaporkan putus kontak dengan Pengatur lalu-lintas udara (ATC) Bandara Hasanuddin Makasar setelah kontak terakhir pukul 14:53 WITA. Posisi akhir pesawat tercatat berada pada jarak 85 mil laut barat laut Kota Makassar pada ketinggian 35.000 kaki. Pesawat yang membawa 96 penumpang dan 6 awak itu dikabarkan hilang.
Pesawat Adam Air tersebut diduga jatuh pada koordinat 3°13′92″LS,119°9′17″BT berdasarkan sinyal darurat yang diterima sistem pendeteksi sinyal darurat milik Singapura. Sinyal lokator suar darurat pesawat (ELBA) dari burung besi nahas itu kemudian juga diterima oleh radar Bandara Hasanuddin Makasar pada pukul 22:00 WITA.
Keesokan harinya, instansi berwenang termasuk Menteri Perhubungan Hatta Rajasa dan Koordinator tim SAR Marsekal Udara Pertama Eddy Suyanto mengumumkan bahwa pesawat sudah ditemukan. Adam Air dilaporkan menabrak pegunungan di ketinggian 8.000 kaki di desa Rangoan, Sulawesi Barat, kurang lebih 250 kilometer dari Makassar.
Kabar itu juga menginformasikan bahwa sebanyak 90 korban tewas. Sementara 12 orang lainnya belum ditemukan. Namun, tim SAR ternyata tidak menemukan bangkai pesawat pada lokasi tersebut. Informasi penemuan ini kemudian pada malam harinya akhirnya diralat, setelah. Otoritas kemudian meminta maaf atas kesimpangsiuran informasi.
Secara rinci, pesawat Adam Air Penerbangan 574 membawa 96 orang penumpang. Terdiri dari 85 dewasa, 7 anak-anak dan 4 bayi. Dipiloti oleh Kapten Refri Agustian Widodo dan co-pilot Yoga Susanto, disertai pramugari Verawati Chatarina, Dina Oktarina, Nining Iriyani dan Ratih Sekar Sari. Pesawat tersebut juga membawa 3 warga Amerika Serikat.
Setelah 7 bulan pesawat dinyatakan hilang, kotak hitam Adam Air Penerbangan 574 akhirnya ditemukan pada 27 Agustus. Benda tersebut diitemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat pada pukul 12.19 WIB. Selain perekam data penerbangan atau FDR ini, juga ditemukan perekam suara kokpit di kedalaman 2.000 meter.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT Tatang Kurniadi memastikan dalam penemuan kotak hitam Adam Air di perairan Majene, Sulawesi Barat itu, tidak ditemukan serpihan-serpihan bekas tubuh manusia. Adapun Pencarian dan pengangkatan kotak hitam pesawat dari dasar laut ini, dilaporkan memakan biaya lebih dari Rp 27 miliar.
Setelah 14 bulan kemudian pasca-insiden, pada Selasa, 25 Maret 2008 KNKT mengumumkan kesimpulan mereka bahwa kecelakaan pesawat Adam Air pada Januari 2007 dipicu adanya penyimpangan pada sistem navigasi di pesawat. Fokus konsentrasi pilot pada malfungsi IRS mengalihkan perhatian terhadap instrumen lain sehingga pesawat lepas kendali.
Tatang Kurniadi menjelaskan, dalam rangka tindakan koreksi sistem navigasi, IRS Mode Selector Unit Nomor 2 (kanan) dialihkan ke posisi mode attitude (ATT). Akibatnya, automatic pilot tidak berfungsi, setir kemudi netral di tengah dan pesawat mulai miring ke kanan. Suara peringatan Bank Angle mulai terdengar saat pesawat miring ke kanan melewati 35 derajat.
Tapi hingga 100 derajat, kata Tatang, pilot tidak melakukan roll agar kembali normal. Dalam posisi demikian, pesawat diupayakan naik lagi (nose up). Pada kecepatan Mach 0,926, pesawat mengalami kerusakan struktur signifikan. Tekanan penerbangan berubah cepat dari positive 3,5g menjadi negatif 2,8g.
“Saat itu pesawat kritis tidak dapat dikendalikan,” ujar Tatang dalam paparan di kantor Departemen Perhubungan, saat itu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | JONIANSYAH I RIEKA RAHADIANA
Pilihan Editor: Pemerintah Akui Tak Sanggup Cari Adam Air