TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga atau BEM Unair melalui Kementerian Sosial Politik mengadakan deklarasi Pemilu Damai sebagai bentuk komitmen mereka mengawal demokrasi. Hal tersebut disampaikan oleh Rifat Daulah Isma’i selaku Menteri Sosial Politik BEM Unair sekaligus penggagas acara deklarasi tersebut.
“Tentunya dengan pelaksanaan acara ini, saya berharap bahwa kedepannya Pemilu dapat berjalan dengan full adu gagasan bukan adu kebencian,” ujar Rifat ketika ditemui usai deklarasi pemilu damai, Kamis, 21 Desember 2023.
Rifat mengatakan, acara yang diikuti Aliansi Mahasiswa se-Unair dan kelompok Cipayung tersebut merupakan upaya mahasiswa untuk menunjukkan komitmen nyatanya untuk mengawal demokrasi dan Pemilu 2024 secara damai tanpa adanya provokasi.
“Acara ini merupakan wujud komitmen kami sebagai mahasiswa untuk mengawal Pemilu 2024 dan dalam skala yang lebih besar, yakni pelaksanaan demokrasi di Indonesia agar dapat berjalan semestinya,” ujar Rifat.
Kendati demikian, acara yang dilaksanakan di Amphitheater, Kampus B, Universitas Airlangga tersebut tidak hanya berisi deklarasi Pemilu Damai, tetapi juga turut diisi pembacaan puisi dan orasi. Pada sesi orasi, terdapat Tuffahati Ullayyah, Presiden BEM Fisip Unair berharap pelaksanaan pemilu 2024 dapat berlangsung dengan damai dan tanpa isu SARA.
“Saya berharap bahwa kedepannya tidak ada lagi pelaksanaan pemilu yang didasarkan dengan kebencian, semua pihak bisa berjalan dengan damai tanpa adanya narasi SARA,” ujar Tuffa.
Setelah sesi orasi dan musikalisasi puisi, acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan deklarasi pemilu damai yang dibacakan oleh semua elemen mahasiswa yang terlibat dalam acara tersebut. Dalam deklarasi tersebut, BEM Unair melalui Kementerian Sosial Politik menyatakan turut andil mengambil tindakan kritis terhadap para calon presiden dan cawapres yang berbuat curang. Acara tersebut kemudian ditutup dengan penandatanganan petisi pada media yang telah disediakan oleh seluruh elemen mahasiswa yang terlibat dalam acara tersebut.
Pilihan Editor: 2 Pemilu yang Dianggap Paling Demokratis di Indonesia