Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keluarga Korban Penculikan Sesali Ucapan Prabowo saat Debat Capres

Reporter

Editor

Amirullah

image-gnews
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kanan) dan Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) saling memegang bahu usai beradu gagasan dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. ANTARA/Galih Pradipta
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kanan) dan Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) saling memegang bahu usai beradu gagasan dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. ANTARA/Galih Pradipta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat menyesalkan pernyataan calon presiden Prabowo Subianto dalam debat perdana pada Selasa, 12 Desember 2023. Prabowo tidak menjawab jelas pertanyaan bagaimana nasib korban penghilangan paksa era 1997-1998.

"Pertanyaan dari Pak Ganjar ke Pak Prabowo itu kan jelas. Kami lihat sendiri saat pertanyaan itu ditanyakan, Pak Prabowo mengambil tisu menyeka keringatnya. Kenapa? Grogi pak ditanya itu? Jawab dong! Jawab!" ucap Nafilah, saat ditemui di Jalan Cikini Raya Nomor 17, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Desember 2023.

Nafilah, 32 tahun, adalah putri semata wayang Noval Alkatiri. Noval diculik oleh Tim Mawar Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 29 Mei 1997. Sampai saat ini, Nafilah tak pernah tahu di mana keberadaan ayahnya. Penculikan ayahnya itu berlangsung saat dia berumur enam tahun.

Dia mengaku baru pertama kali bicara kasus penculikan ayahnya setelah lama tutup mulut. Dia bercerita dan menagih janji penuntasan kasus penculikan itu dalam acara "Keluarga Korban Penghilangan Paksa Bicara", yang digagas Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia atau IKOHI.

Sebelumnya dalam debat capres pada Selasa malam, 12 Desember lalu, Ganjar bertanya apakah Prabowo akan membantu menemukan kuburan orang-orang yang hilang tersebut. "Kalau Bapak ada di situ, apakah akan membuat pengadilan HAM dan membereskan rekomendasi DPR?" tanya tutur Ganjar saat itu.

Pertanyaan berikutnya Ganjar menyatakan keluarga korban masih menunggu dan ingin tahu makam korban. "Di luar sana menunggu banyak ibu-ibu, apakah bapak bisa membantu menemukan di mana kuburnya yang hilang agar mereka bisa berziarah?" kata Ganjar lagi.

"Pak Ganjar tadi Anda sebut tahun 2009 kan. Dari sekian tahun yang lalu kan. Dan masalah ini justru ditangani calon wakil presiden Anda," tutur Prabowo. "Saya sudah jawab berkali-kali, tiap lima tahun kalau polling saya naik, saya ditanya soal itu."

Mendengar jawaban Prabowo bahwa isu pelanggaran HAM berat itu selalu muncul setiap lima tahun pemilihan umum, Nafilah mengatakan keluarga korban itu seakan tidak dianggap. Dia menyebutkan jawaban Prabowo dalam debat itu tak punya arti tentang keberadaan orang-orang yang diculik.

Dia menagih Menteri Pertahanan yang kini bersanding dengan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo itu, untuk menunjuk kuburan para korban jika benar orang yang diculik itu telah wafat. "Biar keluarga, orang tuanya di luar bisa berziarah. Tapi Bapak tidak mau memberikan kepastian. Tidak mau memberikan jawaban," ucapnya.

Dalam daftar penculikan aktivis itu masih ada 13 orang yang tak tentu rimbanya. "Bapak bilang hanya sembilan yang diculik, tapi kenyataannya bukan sembilan," tutur dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, walau banyak tokoh-tokoh yang tahu kasus penghilangan paksa itu bergabung dengan Prabowo, tapi jejak digital perihal pengakuan kebenaran penculikan itu ada dan nyata. Seperti cerita yang dia dengar, bahwa Faisal Reza yang pernah diculik sempat bertemu Yani Afri. Yani adalah korban penculikan yang dipulangkan.

"Faisol Reza dan Pius Lustrilanang sempat ketemu Yani Afri. Dan Yani bilang kalau sebelumnya ada Deddy Hamdun dan Noval pas disekap di Cijantung situ. Itu kan semua ada buktinya. Tapi kenapa ini tidak dibuka," tutur dia. Dia berharap pemerintah tidak meremehkan kasus ini, dan tidak menganggap kasus ini sebagai pelanggaran biasa.

Dia mengatakan Prabowo tidak menganggap enteng kasus penghilangan itu. "Kalau kami ini masih punya harapan walaupun sedikit. Tapi kami masih punya harapan, dia bisa kembali dengan selamat," ucap Nafilah. "Kalau visi saya cuma satu, temukan ayah saya. Di mana ayah saya. Dan pelakunya tolong diadili."

Noval diculik bersamaan dengan Dedi Umar Hamdun dan Ismail, sopir Noval. Ketiganya dikabarkan diculik sejak 29 Mei 1997. Menurut putri Noval, saat itu ayahnya ditelepon Dedi Hamdun untuk dijemput di sebuah rumah sakit. Keberangkatan Noval itu perjalanan terakhir.

Keluarga korban penghilangan paksa ini sedang menyiapkan naskah kontrak politik untuk diajukan kepada para capres. Permintaannya, saat terpilih mereka akan menjalankan empat rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat tentang penyelesaian masalah HAM berat masa lalu.

Pertama, merekomendasikan Presiden membentuk pengadilan HAM ad hoc. Kedua, Presiden serta institusi pemerintah dan pihak terkait mencari 13 aktivis yang masih hilang. Ketiga, pemerintah merehabilitasi dan memberikan kompensasi kepada keluarga korban. Keempat, pemerintah meratifikasi konvensi Anti-Penghilangan Paksa sebagai bentuk komitmen dan dukungan menghentikan praktik penghilangan paksa di Indonesia.

Nama-nama para aktivis yang diculik dan telah dikembalikan adalah Pius Lustrilanang, Desmon J. Mahesa, Haryanto Taslam, Mugiyanto, Aan Rusdianto, Faisol Reza, Rahardja W. Jati dan Nezar Patria, kini dibebaskan.

Namun, masih 13 orang belum ditemukan sampai hari ini, yaitu Suyat, Yani Afri, Sonny, M. Yusuf, Noval Alkatiri, Dedy Hamdun, Ismail, Bimo Petrus, Abdun Naser, Hendra Hambali, Ucok Siahaan, Yadin Muhidin, dan Wiji Thukul.

Pilihan Editor: Budiman Sudjatmiko Bantah Anies soal IKN Hanya Dinikmati ASN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

20 menit lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.


Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

42 menit lalu

Eko Patrio. Foto : Instagram
Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

Siapa yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo menjadi perhatian publik. PAN dan Demokrat masing-masing menyebut nama Eko Patrio dan AHY.


Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

2 jam lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?


Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

3 jam lalu

Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto memberikan sambutan saat menghadiri acara halalbihalal dan silaturahmi di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Seven, Jakarta Pusat, Minggu, 28 April 2024. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menteri Investasi Bhlil Lahadalia hingga kedubes Arab Saudi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.


Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

12 jam lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyampaikan keterangan pers usai bertemu di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.


Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

14 jam lalu

Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Patrio saat pengenalan kader baru PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa, 12 September 2023. Tiga mantan kader PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Idris Ahmad, dan Jovin Kurniawan bergabung ke PAN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.


Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

17 jam lalu

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri setelah melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin, 30 Juli 2018. Pertemuan tersebut untuk membahas hasil dari penyampaian Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional yang menunjuk Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019 serta Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan ustad Abdul Somad sebagai cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.


Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

17 jam lalu

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY berbicara dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat melakukan kunjungan di Jalan Kertanegara, Jakarta, Senin, 30 Juli 2018. Sebelumnya, Prabowo bertemu di kediaman presiden keenam RI, SBY, pada pekan lalu. Dok.istimewa
Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.


Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

18 jam lalu

Tangakapan layar dari video pendek yang diunggah Menko Marves Luhut Pandjaitan usai dijenguk Menhan Prabowo Subianto di Singapura beberapa waktu lalu (Sumber: Instagram)
Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.


Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

19 jam lalu

Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih, Prabowo Subianto, menghadiri upacara peringatan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung, Jakarta Timur, Selasa, 30 April 2024. Perayaan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengangkat tema Mengabdi Dengan Kehormatan Pelindung Sejati Kedaulatan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.