TEMPO.CO, Jakarta - Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Timnas Amin menanggapi perihal Partai Gerindra dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, yang mengungkit kemenangan Anies saat Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, Prabowo berada di pihak oposisi dan mendukung Anies untuk menjadi Gubernur Jakarta.
Kapten Timnas Amin, Syaugi Alaydrus mengatakan pihaknya menyerahkan seluruhnya penilaian kepada masyarakat. Sebab, kata dia, Anies hanya menanyakan apa yang menjadi tema dan pembahasan dalam debat Capres.
“Silakan pihak lain mem-framing apapun itu, masyarakat bisa menilai. Pak Anies menyampaikan, itu fakta apa yang disampaikan beliau,” kata Syaugi usai konferensi pers di rumah pemenangan AMIN, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 16 Desember 2023.
Sementara Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani membicarakan jasa partainya dalam memenangkan Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Menurutnya, Partai Gerindra telah mengorbankan banyak hal untuk memenangkan Anies yang saat itu berhasil menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta bersama wakilnya, Sandiaga Uno.
Menurut Muzani, pada saat itu menugaskan ribuan kader Partai Gerindra untuk memastikan kesuksesan Anies dan Sandiaga. Mereka termasuk para kader yang menjadi anggota DPRD di tingkat kabupaten, kota, provinsi, hingga DPR RI.
Pembahasan ini menjadi berkepanjangan sebab ketika debatcapres pada Selasa, 12 Desember 2023, Anies menyebut Prabowo tak tahan menjadi oposisi pemerintahan Jokowi. Padahal, menurut dia, oposisi merupakan posisi yang terhormat sebagimana koalisi.
Anies mengatakan, oposisi sama penting dan terhormat dengan pemerintah. Sayangnya, dia berujar, tidak semua orang tahan menjadi oposisi. "Beliau (Prabowo) sendiri menyampaikan, bila tak berada di dalam kekuasaan, membuat tak dapat berbisnis,” ujar Anies dalam debat Capres di Kantor KPU RI di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023.
Prabowo dalam debat yang sama pada Selasa malam, sempat mengatakan Anies agak berlebihan. Anies disebut mengeluh tentang demokrasi, tapi dipilih menjadi Gubernur DKI, dengan diusung oleh Gerindra yang saaat itu oposisi.
"Kalau demokrasi tak berjalan, Anda tak mungkin jadi Gubernur! Kalau Jokowi diktator Anda tak akan terpilih," kata Prabowo. Pada kesempatan itu, Anies dan Prabowo saling serang dalam sejumlah isu seperti putusan MK hingga hak asasi manusia di Papua.
Pilihan Editor: Kapten Timnas AMIN Sebut hingga Saat Ini, Anies Belum Ada Agenda ke IKN