INFO NASIONAL - Wajah pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan terus mengalami pembenahan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi meluncurkan program ambisius bernama Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD).
SMK PK SPD merupakan kelanjutan dari program serupa di 2022. Sejak program itu digulirkan, sebanyak 373 SMK PK telah mengalami kemajuan yang signifikan. Sebenarnya ada 824 industri dan konsorsium yang mengajukan kerja sama, namun melalui seleksi ketat hanya terpilih 349 industri yang memenuhi persyaratan.
Menurut data dari Kemendikbudristek, pada tahun 2022, 249 industri memberikan dukungan kepada SMK PK, dengan total investasi sebesar Rp 439,25 miliar. Setiap sekolah menerima investasi sekitar Rp 1,18 miliar.
Salah satu contoh yang mengalami manfaat adalah SMK Pertiwi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sekolah ini bahkan diakui sebagai tempat studi banding bagi yang tertarik berkolaborasi dengan PT Tera Data Indonusa, produsen laptop dan perangkat lunak bermerk Axioo.
Selain Axioo, SMK Pertiwi juga menjalin kerja sama dengan berbagai industri dan perusahaan lainnya, termasuk Bank BNI untuk pembangunan minibank, BCA yang memberikan keahlian dalam perbaikan mesin ATM, serta kolaborasi di bidang otomotif dengan Yamaha dan Toyota.
Kepala Sekolah SMK Pertiwi Kuningan, Dea Ariana Vamitrianto, sekolahnya terpilih menjadi SMK PK pada 2019, kemudian melanjutkan ke tahap lanjutan hingga mencapai status resmi sebagai SMK PK Skema Pemadanan Dukungan pada 2023.
Menurut dia, program ini membuka peluang kolaborasi antara kurikulum Merdeka dan industri. Hubungan yang terjalin antara industri dan sekolah, Dea melanjutkan, menjadi bagian integral dari pembelajaran di sekolah.
SMK PK memberikan keleluasaan kepada industri untuk menentukan apa yang mereka inginkan, sehingga program pembelajaran dapat disesuaikan dengan standar industri yang berlaku. Sejak bergabung dengan program SMK PK, siswa telah diajarkan untuk belajar dan bekerja di lingkungan industri, bahkan mengurangi biaya pelatihan karyawan.
Hingga saat ini, 120 industri telah menjalin kerja sama resmi dengan sekolah ini untuk menerima lulusan sebagai karyawan yang siap bekerja. Adapun kerja sama jangka panjang SMK Pertiwi dengan pabrik perangkat lunak Axioo dan PT Tera Data Indonusa Tbk sudah berlangsung sejak 11 tahun lalu, di mana sekolah ini menjadi bagian dari program awal vokasi.
SMK Pertiwi juga menjadi tempat penting bagi SMK PK yang bekerja sama dengan Axioo. Pasalnya, semua SMK PK yang ingin berkolaborasi diwajibkan datang dan belajar di SMK Pertiwi.
Vice President (Director) Bussines Development & Strategy Partnership, PT Tera Data Indonusa Tbk, Timmy Theopelus, menjelaskan bahwa SMK Pertiwi telah menjadi cikal bakal kerja sama dengan ratusan SMK PK di Indonesia, memberikan pengertian tentang konsep vokasi, panduan terkait bantuan yang dapat diberikan, dan cara menerapkan standar industri di lingkungan sekolah.
SMK Pertiwi telah dipilih oleh pabrik Axioo sebagai program percontohan nasional. Untuk mendukung kolaborasi ini, ruang praktik siswa diubah menjadi miniatur pabrik lengkap dengan fasilitas, perangkat, dan meja kerja yang dilengkapi dengan peralatan.
Menurut Timmy, dalam sepuluh tahun terakhir, industri ilmu teknologi mengalami pertumbuhan pesat, tetapi tantangannya adalah ketersediaan tenaga kerja terampil yang siap bekerja. Program SMK PK telah membantu industri dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil, terlatih, disiplin, dan siap untuk bekerja.
Timmy menjelaskan, sebelum bekerja sama dengan SMK PK, siswa mungkin hanya memiliki satu kesempatan seumur hidup untuk mengunjungi industri. Namun sekarang, siswa dapat merasakan suasana industri selama tiga tahun di sekolah, mengenakan seragam pabrik, dan memiliki fasilitas kelas yang menyerupai pabrik sebenarnya. Program kelas Axioo saat ini menerima langsung 250-300 siswa magang, sementara siswa magang online mencapai 800 orang.
Bantu Siswa Berbakat Membalap
Salah satu prestasi ekstrakurikuler SMK Pertiwi adalah balap motor. Sekolah ini menyediakan 8 unit motor Yamaha yang dimodifikasi menjadi motor balap. Siswa telah mengikuti berbagai kompetisi dan berhasil meraih gelar juara.
Keberhasilan ini menarik perhatian Direktur SMK di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbudristek RI, Wardani Sugiyanto yang mengunjungi SMK Pertiwi untuk melihat uji coba motor balap dan latihan rutin siswa.
Wardani Sugiyanto memberikan apresiasi kepada SMK Pertiwi karena berhasil memanfaatkan minat siswa untuk persiapan karir dan partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Wardani menyatakan bahwa SMK Pertiwi dapat memahami peluang ini sehingga siswanya siap untuk bekerja dan mengejar minat melalui berbagai ekstrakurikuler.
Program Matching Fund di sekolah ini yang melibatkan berbagai industri sebagai mitra, kata dia, telah mempercepat pertumbuhan SMK Pertiwi dan menyelaraskan kurikulum dengan baik.
Risyanto, seorang siswa SMK Pertiwi jurusan kelas khusus Yamaha, mengikuti ekstrakurikuler balap motor. Dia mengaku sekolah telah membantu menyalurkan hobinya. Risyanto belajar Teknik motor Yamaha sejak kelas 10, dan sekarang di kelas 12. Fasilitas di sekolah, seperti ruang bengkel dan ruang modifikasi motor balap khusus Yamaha, telah membantunya mengembangkan keterampilan teknik mesin motor balap.
Risyanto juga aktif mengikuti berbagai kejuaraan balap motor, termasuk balapan di Subang pada bulan Oktober 2023 dan berhasil masuk lima besar. Setiap akhir pekan, siswa ekstrakurikuler balap melakukan latihan menggunakan berbagai jenis motor di dekat Pacuan Kuda Kuningan.
SMK Pertiwi Kuningan, didirikan pada 1979 di Kota Kuningan, lalu pindah ke Desa Kasturi pada 1996. Edi Kosasih, Kepala Desa Kasturi, menyatakan kebanggaan dan rasa syukur atas kehadiran SMK Pertiwi yang ikut meningkatkan perekonomian warga desa. SMK Pertiwi juga memberikan kesempatan kepada warga Desa Kasturi yang kurang mampu untuk bersekolah tanpa dipungut biaya. Saat ini, 14 warga Desa Kasturi masih menempuh pendidikan di SMK Pertiwi, sementara puluhan warga lainnya telah lulus.
Saat ini, SMK Pertiwi sedang mengembangkan pesantren modern di bagian belakang, dekat dengan tanah desa. Meskipun masih dalam tahap pembangunan gedung dan program pesantren, Kepala Sekolah SMK Pertiwi Kuningan, Dea Ariana Vamitrianto, memberikan kesempatan kepada 200 warga Desa Kasturi untuk masuk ke pesantren tingkat SLTP. Namun, warga Desa Kasturi lebih memilih sekolah negeri.
Ujang Sulaeman, orangtua dari Adam Catur Mubarrok, seorang siswa kelas 12 jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) di SMK Pertiwi, menceritakan bahwa anaknya telah memperoleh banyak pelajaran berharga, termasuk etika, karakter, disiplin, dan kemampuan mandiri. Adam kini mampu memperbaiki kerusakan motor, kelistrikan kendaraan ringan, dan masalah lainnya. Awalnya, Ujang berharap anaknya melanjutkan kuliah setelah lulus dari SMK Pertiwi, namun melihat kemampuan dan keinginan Adam untuk membuka bengkel, Ujang mendukung keputusan tersebut.
Nurhidayat, kepala konsentrasi Rekayasa Perangkat Lunak (PRL) di SMK Pertiwi, menjelaskan bahwa sejak sekolah ini menjadi SMK PK, sistem pengajaran dan fasilitasnya mengalami perubahan signifikan. Di ruang praktik, mereka kini menggunakan perangkat lunak core i7 generasi 10, hasil kerja sama dengan pabrik Axioo.
Menurut dia, tidak ada kendala dalam mengajar setelah SMK Pertiwi dinobatkan menjadi SMK PK, hanya perlu penyesuaian beberapa sistem pengajaran. Setiap guru harus mengikuti magang selama 6 bulan sebagai guru tamu dan melakukan upskilling sesuai program pemerintah.(*)