Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Virtual Reality (VR) pada Pendidikan Militer

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL -  

Virtual Reality (VR)

pada Pendidikan Militer

Oleh : Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo

Perkembangan dunia militer saat ini mau tidak mau harus adaptif dan melakukan kolaborasi dengan kemajuan teknologi. Pesatnya kemajuan harus diikuti, mulai dari perlengkapan persenjataan, metode latihan, bahkan sampai pada saat perang sungguhan. AS dianggap negara dengan pemanfaatan teknologi maksimal, sudah mengadopsi VSTS (Virtual Squad Training System) sejak lama (Lasserre, 2022). Sebuah metode pelatihan militer dengan mengadopsi kekuatan teknologi secara virtual atau disebut Virtual Reality (VR). Bahkan tidak hanya latihan, negeri Paman Sam ini sudah mengadopsi teknologi Integrated Visual Augmentation System (IVAS) dalam perang sungguhan.

Melalui metode VR, proses latihan militer tidak perlu lagi berada di wilayah latihan tertentu atau latihan lapangan. Prajurit cukup berada di sebuah ruangan khusus, dilengkapi berbagai perangkat teknologi canggih, maka ia akan merasa seolah-olah berada di sebuah lokasi operasi militer. Dunia nyata dipindahkan ke dunia virtual. Kira-kira identik dengan seseorang yang sedang bermain game, tetapi melakonkan peran seolah-olah sangat nyata. Teknologi adalah kata kuncinya.

Banyak negara sebetulnya sudah mengadopsi metode ini. Selain AS, beberapa negara sudah menggunakan kecanggihan VR ini. India dan China adalah salah satunya. Bisa dikatakan hampir semua negara sudah memulai penggunaan VR ini, apalagi saat wabah Covid 19 melanda, semakin memperkuat perlunya VR diterapkan di kalangan militer.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Sebetulnya Indonesia sudah mulai mengenal ini. Beberapa simulator dalam latihan telah mengadopsi teknologi ini. Seperti penggunaan simulator helikopter, simulator terjun payung, dan simulator latihan tembak. Hanya saja memang penggunaannya belum maksimal. Banyak aspek pelatihan militer yang masih menggunakan metode-metode tradisional.

Salah satu keunggulan utama penggunaan metode VR, termasuk juga AR (Augmented Reality) adalah sisi keselamatan prajurit. Beberapa metode latihan yang memiliki resiko tinggi bisa diantisipasi dengan teknologi ini, seperti teknik terjun payung atau teknik mengendalikan helikopter. Prajurit cukup berada diruangan khusus dan kemudian akan merasakan sensasi pengalaman nyata.

Memang untuk memaksimalkan teknologi VR butuh pendanaan yang besar, karena tumpuannya pada teknologi. Baru-baru ini saja, AS menggelontorkan anggaran 1,6 triliun rupiah sebagai investasi penerapan IVAS dengan Microsoft Corporation. Anggaran ini untuk melengkapi kebutuhan headset khusus bagi prajurit yang akan bertempur di medan perang sungguhan. Untuk Indonesia, tentu butuh pertimbangan matang untuk bisa memaksimalkan sisi ini.

Selain itu, teknologi dan modernisasi juga terus berkembang. Teknologi yang sudah digunakan dipastikan juga akan terus membutuhkan peningkatan dan perawatan. Lagi-lagi ini butuh investasi yang tidak sedikit. Ini jadi dilema kalau kita mengacu pada bagaimana kekuatan anggaran untuk menopang modernisasi teknologi militer ini.

Akan tetapi, realitas saat ini adalah realitas kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi Artificial Inteligence (AI) yang mewabah ke semua sisi, adalah bukti bahwa teknologi tidak bisa dibendung. Kecanggihan berbagai fitur di smartphone yang semakin meleburkan semua kebutuhan manusia pada satu perangkat juga menegaskan hal itu.

Artinya, keterampilan dan keahlian prajurit yang hanya mengandalkan pengalaman-pengalaman latihan tradisional akan tergilas oleh berbagai kecanggihan virtual yang disajikan. Melalui teknologi IVAS misalnya, seorang prajurit bisa saja terjebak pada situasi sulit saat pertempuran sungguhan, jika hanya memiliki pengalaman tradisional belaka. Sudah harus ada pengetahuan dan keahlian virtual berbasis teknologi sehingga seorang prajurit tidak saja mengandalkan intuisinya dalam mengenal medan pertempuran, seperti arah angin, kondisi cuaca, kedalaman lembah, kedalaman laut, dan sebagainya. Teknologi sudah cukup banyak memberikan hal ini.

Dalam konteks pelatihan militer bagi prajurit, beberapa keunggulan dari VR bisa diidentifikasi sebagai berikut.

Pertama, pencapaian keterampilan taktis, strategis, dan psikologis dalam lingkungan yang aman dan terkontrol. Ini adalah tujuan pendidikan militer. Sisi ini bisa dicapai dengan memanfaatkan teknologi VR. Dunia nyata yang dipindahkan ke virtual dan prajurit hadir secara live disitu akan sangat membantu sekali.

Kedua, metode pembelajaran akan lebih interaktif. Hal ini disebabkan para prajurit mengalami langsung situasi yang ditayangkan secara virtual. Mereka akan berdialog, menyusun strategi, bertindak, secara langsung. Umpan balik juga akan tampak secara nyata dan itu harus diantisipasi.

Ketiga, berkembangnya keterampilan kritis secara cepat. Dalam situasi darurat yang ditampilkan, prajurit harus mengambil keputusan cepat dan tepat. VR sduah mengadopsi hal itu dan ini akan terasa secara nyata.

Keempat, kreatifitas dan inovasi akan berkembang secara otomatis. Situasi yang ditampilkan dalam VR mengharuskan prajurit untuk menunjukkan kreatifitasnya. Apabila gagal dalam berinovasi, resiko fatal akan dialami.

Kelima, bisa secara cepat mengevaluasi kondisi fisik dan psikologis. Dunia VR memfasilitasi rekaman ini. Misalnya, saat VR menampilkan situasi di daerah pedalaman dengan kondisi medan rawa-rawa dalam, maka kondisi fisik dan kemampuan adaptif prajurit akan terekam disitu. Evaluasi mudah dilakukan.

Keenam, integrasi berbagai teknologi. Dalam latihan VR, sesuai dengan kondisi riil lapangan, berbagai kelengkapan teknologi sudah disiapkan sebagai sarana pendukung, seperti spesifikasi persenjataan dan seragam. Semua ini akan berkolaborasi dalam dunia VR, sehingga bisa terlihat apakah komponen yang ada sudah adaptif dengan kondisi riil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketujuh, kerjasama tim dan kepatuhan pada komando. Situasi yang ditayangkan dalam dunia VR adalah situasi yang seolah-olah nyata. Saat akan mengambil keputusan taktis atau saat berada dalam situasi mendesak, terlihat jelas bagaimana kekuatan tim serta kepatuhan pada komandan lapangan, termasuk kemampuan komandan untuk mengkondisikan pasukan. Ini bisa dinilai dan jadi bahan evaluasi.

Kedelapan, latihan bisa dalam cakupan yang lebih luas. Dengan VR, latihan tidak hanya dalam satu unit saja. Ia bisa dikombinasikan dengan latihan bersama unit lain, bahkan dengan negara lain. Kehadiran cukup secara virtual, tapi sudah merasakan seolah-olah berada dalam situasi bersama dan dalam wilayah yang sama.

Kesembilan, evaluasi kinerja dan kemampuan personel. Seluruh yang ditampilkan dalam dunia VR memiliki catatan yang terekam secara terstruktur dan terukur, baik kondisi fisik, psikologis, kondisi lapangan, termasuk kesiapan alutsista yang digunakan. Bahan ini penting karena akan jadi evaluasi untuk menempuh medan pertempuran sungguhan.

Kesepuluh, dari semua itu maka struktur kurikulum pendidikan pelatihan militer tentu saja akan menyesuaikan dan bisa dirancang secara terstruktur. Tahapan-tahapan latihan militer akan bisa dievaluasi lagi secara terukur. Optimalisasi kurikulum kekinian yang merujuk pada kondisi terkini bisa dilakukan secara tepat. Evaluasi dari metode VR akan menjadi bahan penting bagi evaluasi kurikulum pendidikan militer.

Materi pendidikan

Berbagai materi pendidikan militer memiliki keunikan-keunikan tertentu. Hal ini mempersyaratkan adanya beberapa elemen yang harus dimiliki dalam tiap kegiatannya. Maka itulah, pendidikan militer antara lain menekankan pencapaian keterampilan taktis, strategis, dan psikologis. Pencapaian tersebut harus didapat di dalam lingkungan yang aman dan terkontrol.

Liu et al. (2018) memberi gambaran bagaimana penerapan teknologi VR digunakan di bidang komando tempur dan pengambilan keputusan. Dua aspek menjadi elemen yang harus dicakup di dalam kegiatan ini. Cakupan pertama terkait dengan sintesis skenario medan perang tiga dimensi, yang diperoleh dari data-data intelejen, yang membuat situasi medan perang terasa riil di dalam sajian visual yang intuitif. Cakupan kedua, penggunaan sistim analisis taktik berdasarkan teknologi VR, yang bisa diteruskan ke dalam analisis simulasi dalam pengambilan keputusan, dari para komandan dan personel pengambil keputusan.

Dalam materi fase pertempuran, misalnya, sistim simulasi analisis berbasis teknologi VR harus memberikan keadaan yang riil bagi pengambilan keputusan yang efektif. Teknologi VR memberikan lingkungan medan perang tiga dimensi yang realistis, dalam visualisasi yang intuitif guna memahami serangkaian kemungkinan konsekuensi dari rencana pengambilan keputusan pada satuan waktu.

Dunia militer AS, ketika memokuskan pada ancaman di era perang informasi, telah mengembangkan serangkaian sistim simulasi peperangan. Dalam skala yang cukup besar, AS memakai berbagai layanan seperti Joints Warfare System (JIWARS), JMASS (JointModeling and Simulasi System), NETWARS, WARSIM2000. (Liu et al., 2018)

Metoda pembelajaran

Dalam pembelajaran yang memakai VR ini memang harus disiapkan juga bagaimana metoda pembelajarannya. VR harus didudukan sebagai medium pembelajaran; medium yang mengantarkan pesan dari pengirim ke penerima, dalam arti, medium pembelajaran yang mengantarkan pesan-pesan pendidikan militer. Proses pembelajaran yang memberikan materi-materi pendidikan agar para prajurit memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap kemiliteran.

Sebagai komponen pembelajaran, teknologi VR memberi bantuan untuk “membuat” berbagai “kenyataan” materi ajar kemiliteran. Berbagai objek visual yang bisa mengajak para siswa kemiliteran untuk merasakan berbagai kenyataan yang terkait dengan materi ajar kemiliteran. Proses pendidikan menjadi membawa siswa ke dalam pengalaman “sensasi” dunia nyata, bukan lagi berada dalam ruang didaktik yang retoris. Posisi pengajar tidak lagi berada dalam area pendidikan yang monoton, dan harus terus menerus mengajak konsentrasi siswanya.

Untuk itu, dalam pembelajaran yang menggunakan teknologi VR, di antaranya harus memperhitungkan beberapa elemen, sebagai berikut:

  • Virtual world, penyajian pembelajaran kemiliteran yang berlangsung secara virtual
  • Immersion, penyajian pembelajaran kemiliteran yang harus mengajak siswa keprajuritan untuk merasakan sensasi “lapangan tempur” dan berbagai realitas-ajar kemiliteran lainnya. Pada elemen immersion ini, metoda pembelajaran harus bisa mencapai tiga jenis immersion, seperti:
    • Mental immersion, mengajak mental siswa keprajuritan “merasakan” berbagai kenyataan kemiliteran yang terkait dengan materi pendidikan militer.
    • Pysical immersion, membuat physically para siswa keprajuritan berada dalam lingkungan kemiliteran yang riil
  • Sensory feedback, penyajian pembelajaran kemiliteran yang dapat mengirimkan berbagai sinyalemen virtual ke para siswa keprajuritan, dalam bentuk visual, audio, dan sentuhan.
  • Interactivity, penyajian pembelajaran kemiliteran yang membuat para siswa keprajuritan untuk merespon balik, secara interaktif, pada berbagai momen selama pembelajaran berlangsung.

Pada sisi ini, perlu diperhatikan, bagaimana medium pembelajaran VR ini, sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi, dapat membangun pembelajaran yang efektif bagi berbagai pihak yang mengikutinya. Bagaimana teknologi VR menjadi media pembelajaran, (software dan hardware) yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar kemiliteran dari sumber pembelajaran ke peserta didik (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat pembelajar sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif (Jalinus dan Ambiyar, 2016:2-4).

Atas dasar itu tampak bahwa metode VR sudah selayaknya dijadikan prioritas dalam pelatihan militer, termasuk di Indonesia. Modernisasi tidak hanya pada garis depan, tapi beranjak dari persiapan dalam bentuk latihan. Kurikulum akan berubah, metode akan menyesuaikan, karena realitas memang membutuhkan itu. Prajurit harus dibiasakan dengan teknologi sedari awal, karena kecanggihan teknologi adalah kunci pemenangan dalam pertempuran militer di era sekarang dan apalagi masa depan.

(*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Kematian Sebesar Rp391 Juta

1 jam lalu

BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Kematian Sebesar Rp391 Juta

Santunan kepada 2 ahli waris karyawan BTPN Syariah yang meninggal dunia karena musibah kecelakaan


Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 jam lalu

Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Brigadir General Undius Kogeya bersama pasukannya. Sumber: TPNPB OPM
Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.


Bamsoet Tegaskan SOKSI Siap Dukung Pemerintahan Prabowo - Gibran

2 jam lalu

Bamsoet Tegaskan SOKSI Siap Dukung Pemerintahan Prabowo - Gibran

Kader SOKSI siap membantu menyukseskan jalannya pemerintahan Prabowo - Gibran agar bisa mewujudkan amanah konstitusi.


17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

2 jam lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders


Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

3 jam lalu

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional.


Telkom dan F5 Perkuat Cybersecurity Indonesia

4 jam lalu

Telkom dan F5 Perkuat Cybersecurity Indonesia

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menjalin kerja sama strategis dengan F5, perusahaan penyedia produk dan layanan keamanan siber (cybersecurity) multicloud application security and delivery berskala global.


Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

4 jam lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.


Feby Longgo Ketua Kelompok Mekaar Sukses Membantu Sesama

4 jam lalu

Feby Longgo Ketua Kelompok Mekaar Sukses Membantu Sesama

Feby Longgo mendapat mandat sebagai ketua kelompok semakin menjadikannya bersemangat dalam memajukan usahanya.


Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

5 jam lalu

Dirregident Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus (kanan), Kasat Lantas Polres Bogor AKP Dicky Anggi Pranata (tengah) melakukan penutupan jalan menuju kawasan Puncak saat pemberlakuan Car Free Night di Tol Jagorawi pintu keluar Gadog, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 31 Desember 2022. Polres Bogor memberlakukan Car Free Night di kawasan Puncak pada malam Tahun Baru mulai pukul 18.00 WIB 31 Desember 2022 hingga pukul 06.00 WIB 1 Januari 2023, arus lalu lintas menuju Puncak atau Cianjur dialihkan melalui Jonggol atau Sukabumi. Hal ini guna mengatur arus masuknya agar tercipta kelancaran dalam perjalanan saat car free night di malam pergantian tahun 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.


Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

5 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak