TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional atau BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, Polri, Basarnas, Damkar, Dinas Sosial, Tagana dan relawan telah bersinergi untuk memberikan penanganan maksimal terhadap warga terdampak banjir bandang di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
"Kalau kita lihat kondisi sekarang di lapangan memang tidak mudah penanganan darurat. Karena tenaga manusia seolah-olah tidak ada artinya. Sehingga kami kerahkan 14 alat berat untuk membuka jalan dan evakuasi," kata Suharyanto menanggapi situasi pascabanjir bandang yang menimpa kawasan itu.
Kondisi di wilayah terdampak banjir menyisakan berton-ton bebatuan besar disertai lumpur dan puing lainnya.
Suharyanto mengatakan, saat dirinya tiba di lokasi masih ada 10 warga yang dilaporkan hilang. Dua warga sudah ditemukan dalam kondisi meninggal.
Mantan Pangdam V Brawijaya itu meminta agar tim gabungan tek berhenti memberikan pelayanan yang terbaik. Ia optimistis dengan berbagai upaya operasi pencarian dan pertolongan dapat dilakukan secara maksimal.
Menyinggung mengenai rencana jangka panjang setelah masa tanggap darurat, BNPB bersama Pemerintah Daerah Humbang Hasundutan akan merelokasi warga yang terdampak. Hal itu didasari atas berbagai pertimbangan yang salah satunya adalah sejarah kejadian bencana masa lalu yang pernah terjadi di lokasi yang sama pada 1972.
Tentunya BNPB berharap agar kejadian serupa tak terulang kembali di masa yang akan datang karena memang wilayah tersebut sangat rawan.
“Masyarakat yang terdampak di sini akan dipindah. Karena kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 1972. Bupati akan menyiapkan lahannya dan nanti pemerintah pusat melalui BNPB akan membangunnya,” imbuhnya.
Di sisi lain, Suharyanto juga akan melibatkan segenap unsur termasuk para ahli untuk memperoleh rekomendasi terbaik, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Beberapa alternatif dan pilihan lain tentunya memperbaiki vegetasi di wilayah hulu dan merelokasi warga.
“Agar tidak terulang lagi maka setelah tanggap darurat dan rehabilitasi serta rekonstruksi jangka pendek kita akan mengatasi bagaimana wilayah hulunya. Apakah penguatan vegetasi di hulu atau memindahkan masyarakatnya nanti kita tentukan,” ujar Suharyanto.
Pada kesempatan yang sama Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor mengatakan bahwa wilayah huklu terdapat permasalahan deforestasi yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ia mengatakan, akibat pembalakan liar wilayah yang rusak mencapai 4 hektare. Hal itu yang kemudian diduga menjadi salah satu pemicu terjadinya petaka yang merusak 35 unit rumah dan 200 orang terdampak.
"Memang di atas ada penebangan. Nanti kami dari TNI dan Polri akan bertindak tegas," kata Dosmar.
Pilihan Editor: 11 Orang Hilang di Banjir Bandang Humbang Hasundutan, Kepala BNPB Berkunjung ke Lokasi