TEMPO.CO, Jakarta - Populi Center mengungkapkan hasil surveinya bahwa sebanyak 62,1 persen masyarakat masih bisa menerima praktik dinasti politik. Juru bicara (Jubir) Anies Baswedan, Andi Sinulingga, mengkritik hasil survei tersebut.
"Ya itu kan hasil surveinya Populi, sebagai produk ilmiah kita hormati itu. Tapi ada produk ilmiah yang mengatakan sebaliknya," kata Andi dalam diskusi hasil survei di kantor Populi Center, Jakarta Selatan, Kamis, 9 November 2023.
Dari dinamika yang ada, Andi menilai masyarakat punya pandangan yang bermacam-macam.
"Ada produk ilmiah yag mengatakan bermasalah, masyarakat menolak. Ada produk ilmiah yang mengatakan tidak ada penolakan, menganggap biasa saja," kata dia.
Andi mengatakan perbedaan sikap di masyarakat soal praktik dinasti politik ini dapat dilihat langsung.
Dirinya mengklaim selain sebagai politikus dan pengamat, gelombang penolakan dinasti politik dapat dilihat bukan sebatas detai-detail angka.
"Mengamati peristiwa politik sehari-hari kita lihat itu. Bahkan sampai dengan angka-angka yang detail kita simpan dalam kepala kita," katanya.
Andi menyebutkan riset yang benar itu bisa kuantitatif atau kualitatif, sehingga hasilnya bisa dijadikan acuan dan pegangan.
Sebelumnya, Populi Center merilis hasil sigi terbaru mereka mengenai dinasti politik. Survei dilakukan setelah Gibran Rakabuming Raka maju menjadi bakal calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
Diketahui, pencalonan putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu memunculkan isu dinasti politik karena dianggap tengah menyiapkan sang anak untuk jadi wakil presiden.
Apalagi perjalanan Gibran menjadi cawapres Prabowo melalui Mahkamah Konstitusi yang memutus soal batas usia capres-cawapres 40 tahun dengan tambahan frasa atau pernah menjadi kepala daerah. Saat itu MK masih dipimpin Anwar Usman, paman dari Gibran.
Selanjutnya: Populi Center lewat surveinya…