TEMPO.CO, Jakarta - Aparat gabungan TNI - Polri menemukan 6 jenazah yang diklaim sebagai korban dari serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap proyek pembangunan puskesmas di wilayah, Kabupaten Puncak, Papua, beberapa waktu lalu.
Tim gabungan menemukan jenazah itu di Kali I, Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Papua pada Jumat dini hari, 27 Oktober 2023. Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno, dalam keterangan tertulisnya menyebut saat ini keenam jenazah korban telah dievakuasi ke RSUD Dekai Yahukimo untuk proses visum dan identifikasi.
KKB disebut menembaki para pekerja di proyek pembangunan Puskesmas di wilayah, Kabupaten Puncak, Papua, pada Kamis, 19 Oktober 2023. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengatakan selain korban tewas, terdapat juga dua pekerja bangunan Puskesmas yang terkena anak panah.
Faizal, dalam keterangan tertulis yang dilansir Antara mengatakan, 19 orang pekerja berhasil selamat.
Penemuan enam jenazah itu terjadi setelah penyisiran dan pencarian Kali I Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo pada Jumat. Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto menyatakan pencarian dilakukan setelah pihaknya mendengar sejumlah pihak yang keluarganya masih belum ditemukan.
Pencarian dan penyisiran intensif dilakukan mulai kamis sore, dengan melibatkan 21 personel Gabungan TNI-Polri dari Satgas Ops Damai Cartenz, Polres Yahukimo, dan Kodim 1715 Yahukimo.
Kegiatan pencarian jenazah korban KKB ini dipimpin langsung oleh Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto dan Komandan Kodim 1715 Yahukimo Letkol inf Tommy Yudistyo.
“Namun lokasinya memang agak jauh dari lokasi awal penemuan mayat yang pertama dulu pada 16 Oktober 2023," kata Heru.
Setelah proses identifikasi, aparat gabungan baru bisa menyampaikan identitas dari keenam korban tersebut. Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno menyebut pihaknya akan terus melakukan pencarian di sekitar TKP. “Sampai kami yakin bahwa sudah tidak ada lagi korban di TKP,” kata Bayu.
Sejauh ini belum ada pernyataan pers resmi dari KKB mengenai serangan ini.
Pilihan Editor: Firli Bahuri Minta Pemeriksaan Dewas KPK Diundur