TEMPO.CO, Jakarta - Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana individu atau rumah tangga mengalami ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Dalam mengukur tingkat kemiskinan di Indonesia, terdapat dua pendekatan yang umum digunakan, yaitu kemiskinan mikro dan kemiskinan makro.
Kemiskinan Makro
Kemiskinan makro merupakan suatu metode pengukuran yang berfokus pada tingkat kemiskinan secara agregat, biasanya pada tingkat nasional. Pendekatan ini menggunakan konsep "basic needs" dan pendekatan moneter.
Dikutip dari situs DJPB Kementerian Keuangan Republik Indonesia, angka kemiskinan dalam pendekatan ini didasarkan pada garis kemiskinan makanan, yaitu jumlah kebutuhan makanan yang dibutuhkan per kapita per hari. Data kemiskinan makro biasanya diperoleh dari hasil survei sampel seperti Susenas.
Pendekatan ini cocok untuk perencanaan program kemiskinan yang memiliki target geografis, namun tidak memberikan informasi detail tentang siapa yang miskin dan di mana mereka berada. Angka kemiskinan makro digunakan sebagai panduan dalam perumusan kebijakan ekonomi dan sosial.
Kemiskinan Mikro
Di sisi lain, kemiskinan mikro menggunakan pendekatan multidimensi dan non-moneter dalam perhitungan data kemiskinan. Angka kemiskinan dalam pendekatan ini didasarkan pada indeks atau Parameter Miskin Terpadu (PMT) yang mempertimbangkan berbagai karakteristik rumah tangga.
Pendekatan ini memberikan data yang lebih rinci dan mengidentifikasi rumah tangga yang sangat miskin, miskin, dan rentan miskin. Data kemiskinan mikro digunakan secara langsung untuk menentukan sasaran program bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan lainnya.
Pendekatan ini lebih fokus pada individu dan rumah tangga yang membutuhkan bantuan, sehingga program-program sosial dapat lebih tepat sasaran.
Beda Kemiskinan Mikro dan Kemiskinan Makro
Menurut Doksetjen Dimensi Kemiskinan dari situs DPR RI, perbedaan utama antara kemiskinan mikro dan kemiskinan makro adalah dalam tingkat detail dan penggunaan data.
Kemiskinan makro memberikan gambaran keseluruhan tentang tingkat kemiskinan di suatu negara atau wilayah, sedangkan kemiskinan mikro lebih terfokus pada individu dan rumah tangga yang memerlukan bantuan.
Kemiskinan mikro juga menggunakan berbagai variabel seperti luas lantai perkapita, jenis lantai, fasilitas tempat buang air besar, sumber air minum, dan lainnya untuk mengidentifikasi karakteristik rumah tangga yang miskin. Hal ini memungkinkan penentuan sasaran program bantuan yang lebih tepat.
Penting untuk diingat bahwa kedua pendekatan ini memiliki kegunaan masing-masing. Kemiskinan makro memberikan pandangan yang lebih luas tentang tingkat kemiskinan dalam skala nasional atau regional, sementara kemiskinan mikro memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang karakteristik dan kebutuhan individu miskin.
Dalam rangka mengatasi masalah kemiskinan, penting untuk memahami perbedaan antara kedua pendekatan ini dan menggabungkan informasi dari keduanya untuk merumuskan kebijakan dan program yang efektif.
DJPB KEMENKEU | DPR
Pilihan editor: Definisi Kemiskinan dalam Pandangan PBB