"Itu fitnah. Kita tahu tujuannya adalah untuk melakukan pembantaian terhadap masyarakat sipil di Aceh,"ujar Panglima Komando GAM Pusat Di Tiro, Teungku Amri Abdul Wahab kepada Tempo News Room Sabtu (17/11) malam.
Sebaliknya Amri jsutru mempertanyakan sikap Menlu Wirajuda, yang pernah menjadi juru runding RI-GAM mengenai jeda kemanusiaan. Jika kami teroris, bagaimana mereka datang dan berunding dengan kami?imbuhnya. Ini tentu belum pernah terjadi di belahan dunia manapun, dimana ada pemerintah yang bersedia berdialog dengan teroris,"lanjut Amri.
Amri yang mengaku dekat dengan Panglima GAM Teungku Abdullah Syafei ini, membantah pernyataan Wirajuda yang menyebutkan GAM telah membunuh masayarakat sipil selain anggota TNI/Polri di Aceh.
"PBB jangan langsung percaya dengan apa yang disampaikan Hassan Wirajuda. Silakan datang ke Aceh untuk menyaksikan sendiri siapa yang melakukan pembantaian terhadap masyarakat sipil, GAM atau TNI/Polri,"ujar Amri via telepon selular dari tempat yang dirahasiakan. Sebelumnya, di depan peserta Sidang Umum PBB New York, Menlu Hassan Wirajuda menegaskan aksi pembunuhan yang dilakukan GAM terhadap rakyat sipil bisa dikategorikan dengan tindakan teroris.
"Kelompok pemberontak di Aceh telah membunuh rektor, guru, anggota DPR dan hakim. Anda bisa membayangkan pada tanggal 17 Agustus saja, sebanyak 51 gedung sekolah dibakar. Karena itulah di sini kita sebenarnya berhadapan dengan kelompok teroris,"kata Hassan dalam jumpa pers dengan sejumlah wartawan asing dan Indonesia di New York, akhir pekan lalu.
Pemerinah Indonesia sendiri menanggapi aksi mereka dengan melakukan operasi militer meskipun tentunya berhadapan dengan persoalan penyelenggaraan keadilan. "Tapi saya berharap anda tidak hanya melihat dari konteks korban-korban operasi militer tapi juga dari korban-korban aksi kekerasan kelompok pemeberontak, "kata Wirajuda. (Zainal Bakri)