TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementerian Pertanian Muhammad Hatta (MH) tiba di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada sekitar pukul 15.00 WIB, Jumat, 13 Oktober 2023. Hatta akan menjalani pemeriksaan sebagai tersangka atas kasus rasuah di Kementerian Pertanian (Kementan).
“Betul, yang bersangkutan diperiksa sebagai tersangka,” kata Ali Fikri melalu keterangan tertulis.
Tiba di KPK, Hatta langsung menaiki tangga menuju lantai dua. Dia tak mau berbicara kepada para wartawan yang telah menunggunya di depan Gedung Merah Putih KPK.
Hatta datang dengan mengenakan topi berwarna merah-putih serta kemeja tangan panjang dengan motif kotak-kotak berwarna merah. Ia tampak sendirian menaiki tangga lantai dua dan melambaikan tangan ke wartawan sebelum berlalu.
KPK baru akan berikan penjelasan sore nanti
Hatta merupakan satu dari tiga tersangka dalam kasus dugaan korupsi di Kementan. Dua tersangka lainnya adalah Sekjen Kementan Kasdi Subagyono (KS), dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Keduanya telah ditahan oleh KPK.
Ali tak menjelaskan apa saja yang akan ditanyakan penyidik kepada Hatta. Dia menyatakan baru akan memberikan keterangan jika pemeriksaan itu telah usai.
“Kayaknya Jam 18.30-an. Mudah-mudahan sudah beres semua,” kata Ali.
Sebelumnya, Hatta telah diperiksa sebagai saksi pada Senin, 9 Oktober 2023. Dia pun tak mau banyak berbicara saat itu.
“Nanti biar PH (penasihat hukum) yang jelasin semua," kata Muhammad Hatta, Senin, 9 Oktober 2023.
Pada Ahad, 1 Oktober 2023, tim penyidik KPK menggeledah rumah dinas MH yang berada di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
“Ditemukan dan diamankan bukti di antaranya uang dalam jumlah ratusan juta rupiah dalam bentuk mata uang rupiah maupun asing, bukti elektronik dan dokumen lainnya," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin, 2 Oktober 2023.
Kasus yang menjerat Syahul, Kasdi dan Hatta
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengungkapkan Syahrul bersama Kasdi dan Hatta diduga melakukan tindak pidana korupsi dengan melakukan pungutan uang kepada para bawahannya. Tanak menyatakan Syahrul memerintahkan dua anak buahnya itu untuk melakukan pengutan dari unit eselon I dan eselon II dalam bentuk tunai, transfer rekening bank, hingga pemberian barang dan jasa.
”Sumber uang yang digunakan di antaranya berasal dari realisasi anggaran Kementerian Pertanian yang sudah di mark up termasuk permintaan uang pada para vendor yang mendapatkan proyek di Kementerian Pertanian,” kata Tanak saat mengumumkan status ketiganya sebagai tersangka pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Kasdi dan Hatta pun memerintahkan bawahannya untuk mengumpulkan uang dari para pejabat eselon I, direktur jenderal, kepala badan, hingga sekretaris eselon I di Kementerian Pertanian. Menurut tanak, Syahrul juga menentukan nilai setoran itu mulai dari 4 ribu sampai 10 ribu dollar Amerika. Penyerahan uang itu dilakukan setiap bulannya dengan menggunakan pecahan mata uang asing.
KPK menyatakan bahwa Syahrul menggunakan uang itu untuk kepentingan pribadinya seperti membayar cicilan kartu kredit, dan pembelian mobil Toyota Alphard. Tak hanya Syahrul, Tanak juga menyatakan Kasdi dan Hatta juga ikut menikmati uang haram itu yang totalnya mencapai Rp 13.9 miliar.
KPK pun telah menahan Kasdi Subagyono pada Rabu lalu, 11 Oktober lalu. Sementara Syahrul Yasin Limpo ditangkap di sebuah apartemen pada Kamis kemarin, 12 Oktober 2023. Soal apakah Muhammad Hatta juga akan ditahan pada hari ini, KPK belum bisa memastikannya.