TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mendatangi Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 Oktober 2023. Kehadiran Yaqut ke Istana sore ini terjadi di tengah ancaman hukuman disiplin dari partainya, Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB.
"Mau laporan saya," kata Yaqut singkat saat tiba di Istana Merdeka.
Mengenakan batik kuning dan peci hitam, Yaqut datang sendirian sekira pukul 15.45 WIB. Dia tidak menjelaskan apa yang akan dia laporkan kepada Presiden Jokowi. Dia pun tak menjawab saat ditanya, apakah laporan ini berhubungan dengan ancaman hukuman dari PKB.
PKB ancam akan disiplinkan Yaqut
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid sebelumnya menyatakan akan mendisiplinkan Yaqut setelah melontarkan pernyataan di Solo pada pekan lalu. Jazilul menilai pernyataan Yaqut itu membuat bingung masyarakat.
"Kalau sebagai kader PKB kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan. Dan publik tentu akan memberikan penilaian. Menurut saya itu yang lebih penting. Jangan membuat publik ini berspekulasi dan bingung," kata Jazilul Senin lalu, 2 Oktober 2023.
Jazilul mempermasalahkan pernyataan Yaqut yang meminta masyarakat untuk hati-hati dalam memilih pemimpin. Yaqut sempat menyinggung soal penggunaan agama sebagai alat untuk meraih kekuasaan pada Pilkada DKI 2017 dan Pemilu 2014.
Menurut Jazilul penyataan Menteri Yaqut menggiring opini yang tidak perlu. Padahal Presiden Joko Widodo alias Jokowi sendiri meminta agar jangan ada politik pecah belah.
"Jangan bikin hoaks. Ini hoaks kok dari negara. Ini hoaks kok dari Menteri Agama, yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap kerukunan umat beragama," kata dia.
Yaqut siap hadapi ancaman hukuman dari PKB
Mengadapi ancaman hukuman dari partainya, Yaqut Cholil Qoumas tak keberatan. Namun Yaqut mempertanyakan bagian mana pernyataan yang dipersoalkan dan melanggar Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga PKB.
Yaqut mengklaim, pernyataannya itu tidak salah. Hal itu, kata dia, penting untuk disampaikan karena berkaitan dengan kepentingan bangsa dan negara.
"Harus memilih pemimpin dengan cara-cara yang baik, dengan cara-cara yang rasional bukan hanya tampilan fisik," ucapnya.
Ia juga enggan mencabut pernyataan perihal saran ke masyarakat soal cara memilih calon pemimpin rakyat dengan melihat rekam jejak yang bersangkutan.
PKB sebelumnya telah memastikan bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Anies sendiri kerap disebut sebagai pihak yang memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan menggunakan politik identitas. Meskipun demikian, Anies terus membantah hal tersebut.