TEMPO.CO, Jakarta - “Ayo, lari!” kata salah satu staf Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Kepresidenan kepada jurnalis Istana usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pidato peresmian Kereta Cepat Jakarta - Bandung pada Senin pagi, 2 Oktober 2023, di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Dengan terburu-buru para wartawan melangkahkan kakinya lebih cepat, memasuki gerbong empat di peron tiga untuk menjajal langsung proyek yang diberi nama ‘Whoosh’ itu dengan harapan tidak tertinggal oleh kereta yang sudah dimasuki kepala negara terlebih dahulu itu.
Jokowi meresmikan Whoosh, Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada pagi ini pukul 9.00 WIB. Presiden menyatakan, proyek yang merupakan bagian dari inisiatif infrastruktur Belt and Road Cina ini, diberi nama Whoosh karena: "Diinspirasi dari suara yang melesat dari kereta berkecepatan tinggi."
Whoosh betul-betul membawa para penumpang, termasuk Tempo, yang sudah menunggu dari jam 8.00 WIB, dengan kilat dari Jakarta ke Bandung. Rombongan sampai Stasiun Padalarang, Bandung Barat pada 9.40 WIB, menempuh perjalanan kurang dari 30 menit. “Jalannya tidak terasa sampai halus, bahkan di kelas ekonomi premium masih nyaman,” kata salah satu wartawan.
Perjalanan dimulai setelah pidato presiden selesai pukul sekitar pukul 9.14 WIB. Hanya butuh sekitar 10 menit untuk KCJB menyentuh kecepatan maksimal 351 kilometer per jam.
Kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki delapan gerbong, yang terdiri atas tiga kelas yaitu first class di gerbong 1 yang dinaiki presiden pada hari ini, dan gerbong 8. Kelas bisnis berada di gerbong 7 dan sisanya adalah kelas ekonomi premium. Untuk first class, memiliki 18 tempat duduk berwarna abu-abu dengan susunan kursi 2-1. Business class memiliki 28 tempat duduk berwarna merah dengan susunan kursi 2-2. Sementara kelas ekonomi premium ada 55 seat dengan susunan 3-2. Beberapa gerbong dari rangkaian dibagi dalam kategori setiap gerbong dilengkapi dua toilet.
Kereta peluru buatan Cina ini diproyeksikan untuk membawa lebih dari 600 orang tujuan Jakarta-Bandung dalam waktu 45 menit, pun sebaliknya. Kereta ini memang diklaim dapat mencapai kecepatan hingga 350 kilometer per jam.
Sementara presiden yang didampingi Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, melanjutkan perjalanannya ke Stasiun Bandung, wartawan menunggu di Stasiun Padalarang.
Salah satu jurnalis istana kepresidenan lain mengatakan ia menikmati perjalanan kereta cepat, meskipun dia merasa sedikit guncangan, tidak seperti pengalaman pertamanya yang lebih halus. Ini adalah kali kedua dia mengikuti presiden menjajal Whoosh. Namun ia mengatakan tak terganggu sama sekali oleh itu dan masih bebas dari distraksi kebisingan.
Kereta cepat bagaimana pun masih minus akses internet. Sepanjang perjalanan dari Halim ke Padalarang, wartawan mengeluhkan akses daring sehingga pengiriman berita sempat sedikit tertunda. Salah satu jurnalis nasional juga melihat ini bukan sebagai moda transportasi utama yang bakal digunakannya, mengingat ia dapat menggunakan alternatif kendaraan lain yang bisa lebih ekonomis walau waktu yang begitu lama – seperti bus atau kereta api.
Belum ada tarif tetap untuk Kereta Cepat Jakarta - Bandung, namun Jokowi mengatakan pada Senin, 2 Oktober 2023, bahwa tiket akan dijual sekitar Rp 250 - 350 ribu. Pemerintah masih menggratiskan Whoosh sampai pertengahan Oktober 2023.
Saat ditemui di Stasiun Padalarang usai meninjau proyek di Tegalluar dan menjelang pulang ke Jakarta pada pukul 12.15 WIB, Jokowi mengatakan tidak memikirkan untung rugi, namun hanya ingin melayani masyarakat. Dalam pidato peresmian, Jokowi mengatakan Kereta Cepat Jakarta - Bandung ini menandai modernisasi transportasi massal Indonesia yang efisien, ramah lingkungan dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
Pembangunan Whoosh memakan biaya lebih dari US$7 miliar oleh perusahaan patungan Tiongkok-Indonesia. Dibangun oleh PT KCIC, yang terdiri dari empat perusahaan negara Indonesia dan China Railway International Co. dari Beijing.
Proyek ini direncanakan menelan biaya kurang dari US$5 miliar dan akan dibangun pada 2019. Namun penundaan karena masalah konstruksi dan pandemi Covid-19 menyebabkan biaya melonjak. Pihak berwenang telah melakukan uji coba publik terhadap perjalanan berkecepatan tinggi baru sepanjang 142 kilometer sebelum pembukaannya.
Pilihan Editor: Jokowi: Kereta Cepat Bukan Untung Rugi, yang Penting Rakyat Dilayani