TEMPO.CO, Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB akan mendisiplinkan kadernya yang juga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Rencana ini muncul setelah Yaqut dianggap mengeluarkan pernyataan yang membuat publik berspekulasi dan bingung.
"Kalau sebagai kader PKB kami tentu sudah menyiapkan langkah2 pendisiplinan. Dan publik tentu akan memberikan penilaian. Menurut saya itu yang lebih penting. Jangan membuat publik ini berspekulasi dan bingung," kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid di Jakarta pada Senin, 2 Oktober 2023.
Jazilul merujuk pada pernyataan Yaqut di Solo pada pekan lalu. Saat itu, Menag mengatakan untuk hati-hati memilih pemimpin. Dia mencontohkan Pilkada DKI 2017 dan Pemilu 2014, yang disebutnya ada calon yang menggunakan agama sebagai alat untuk meraih kekuasaan.
Menurut Jazilul penyataan Menteri Yaqut menggiring opini yang tidak perlu. Padahal Presiden Joko Widodo alias Jokowi sendiri meminta agar jangan ada politik pecah belah.
"Jangan bikin hoaks. Ini hoaks kok dari negara. Ini hoaks kok dari Menteri Agama, yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap kerukunan umat beragama," kata dia.
Menurut Jazilul mestinya Yaqut hati-hati menjaga mulutnya, pasalnya yang bersangkutan merupakan pejabat publik.
"Dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni bukan untuk mengeluarkan statement yang gak perlu," kata dia.
Menurut Jazilul tanpa diberitahu Yaqut, rakyat sudah lebih tahu bagaimana memilih pemimpin. Sebab itu, Jazilul mempertanyakan tujuan Yaqut menyampaikan pernyataan soal memilih pemimpin itu ke publik.
"Untuk apa mengeluarkan statement begitu. Buang-buang omongan yang enggak perlu," kata dia.
Sebelumnya, di acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Solo pada Jumat, 29 September 2023 menyampaikan pandangannya soal kriteria memilih pemimpin.
Yaqut mengajak rakyat supaya tak memilih pemimpin yang hanya pandai berbicara dan bermulut manis. Ia mengingatkan rakyat mengecek rekam jejak yang bakal bertarung di Pilpres 2024. Yaqut juga mengingatkan agar tak memilih pemimpin yang menggunakan agama untuk kepentingan politik.
Seperti diketahui, PKB saat ini berkoalisi dengan Partai NasDem dan PKS mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai capres-cawapres.
Pilihan Editor: Menag Yaqut Minta Rakyat Tak Pilih Pemimpin yang Pernah Gunakan Agama sebagai Alat Politik