Selain itu, Nana juga sempat menjabat sebagai Dirintelkam Polda Jawa Tengah (2011), Analis Utama Tk I Baintelkam Polri (2012), Analis Kebijakan Madya Bidang Ekonomi Baintelkam Polri (2013), dan Dirintelkam Polda Jawa Timur (2014).
Karier Nana melesat cepat. Dia ditunjuk sebagai Wakapolda Jambi pada 2015, lalu Wakapolda Jawa Barat pada 2016, dan tak lama dirotasi sebagai Direktur Politik Baintelkam Polri. Tiga tahun setelahnya tepatnya April 2019, Nana diangkat menjadi Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tak sampai setahun, yakni Januari 2020, dia kembali ditempatkan di Ibu Kota untuk menjabat Kapolda Metro Jaya. Belum setahun menjabat, Nana dicopot dari jabatan Kapolda Metro Jaya pada 16 November 2020. Pencopotan itu disebut-sebut karena Nana lalai dalam penegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di wilayah yang ditanganinya.
Nana pun dimutasi menjadi Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Kapolri. Saat itu, ia menggantikan Gatot Eddy Pramono yang diangkat menjadi Wakapolri. Nama Nana sempat digadang-gadang menjadi calon Kapolri pengganti Idham Azis yang pensiun awal Januari 2021.
Namun, pada akhirnya Presiden Jokowi menunjuk Listyo Sigit Prabowo sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara. Sementara, karier Nana masih terus berlanjut.
Pada Februari 2021, dia ditunjuk menjadi Kapolda Sulawesi Utara. Delapan bulan setelahnya yakni Oktober 2021, Nana dirotasi sebagai Kapolda Sulawesi Selatan. Ini merupakan jabatan terakhir Nana sebelum diangkat sebagai Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI per 5 April 2023.
M JULNIS FIRMANSYAH | ANTARA
Pilihan Editor: Anies Baswedan Gaet Cak Imin, Pengamat Sebut Ada Perjodohan Paksa dari Kekuatan Politik Besar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.