TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Tim 8 Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) Sudirman Said menjelaskan mengenai dinamika dan kondisi yang terjadi di koalisinya. Dia menyebut, pembahasan soal bakal calon wakil presiden (Bacawapres) belum menemukan titik temu.
"Dalam butir 3 Piagam Kerjasama Tiga Partai, Calon Presiden (Capres) diberikan tugas untuk memilih pasangan (Cawapres)," kata Sudirman melalui keterangan resminya pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Dia menuturkan, tugas tersebut dipahami Anies Baswedan sebagai proses seleksi. Sebab, pada akhirnya yang memiliki kewenangan untuk menetapkan dan mendaftarkan pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden adalah pimpinan partai politik sebagai pengusung.
"Capres telah melakukan tugas itu dengan membahas dengan berbagai pihak, mereview semua pilihan nama yang diusulkan," ujar Sudirman. "Setelah melalui proses penjajakan, pembahasan, dan eliminasi sampai pada kenyataan nama yang tersedia dan bersedia adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)."
Nama Ketua Umum Partai Demokrat itu juga sudah disampaikan kepada semua pimpinan partai di KPP pada Juni 2023. Menurut Sudirman, para pimpinan partai tersebut merespons secara beragam. Ada yang menyetujui dan meminta ditetapkan, tapi ada juga yang merasa tidak perlu buru-buru sembari mengantisipasi adanya opsi nama lain.
"Perbedaan pandangan antarpartai ini belum menemukan titik temu. Karena belum terjadi kesepakatan, maka proses penentuan calon wakil presiden tidak bisa diputuskan," uja r dia.
Sebelumnya diberitakan, Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) tengah mengalami gonjang-ganjing. Sebab, Anies dikabarkan menunjuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai wakilnya.
Hal tersebut menuai kritik dari Partai Demokrat yang merupakan anggota koalisi. Dalam siaran persnya, Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyatakan penunjukan itu merupakan pengkhianatan terhadap semangat perubahan dan piagam koalisi yang telah disepakati.